Jayapura, 31/7 (Jubi) – Perdana Menteri Vanuatu Joe Natuman
mengatakan, pada 30 Juli hari kemerdekaan negaranya merupakan saat yang
tepat untuk merenungkan seberapa jauh bangsanya telah merdeka dan apa yang perlu dilakukan untuk membuatnya lebih kuat di masa depan.
“Setiap warga negara di Vanuatu telah merayakan ulang tahun ke-34
tahun kemerdekaan negara mereka dari penjajahan Inggris dan Prancis pada
1980, dengan berbagai peristiwa-peristiwa yang telah berlangsung di
seluruh negeri,”kata Perdana Menteri Vanuatu kepada Pacnews yang dikutip tabloidjubi.com Kamis(31/7).
Joe Natuman mengatakan Vanuatu telah ada jauh sejak pemerintahan
kolonial. Sekarang memiliki mata uang sendiri, maskapai penerbangan,
parlemen terpadu, sekolah, kesehatan, dan sistem kepolisian.
Namun, Perdana Menteri Vanuatu itu mengingatkan kepada seluruh warga
negaranya masih banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan.
“Tidak ada cara cepat untuk membangun kesejahteraan, Anda harus
membangun ekonomi Anda, mengembangkan lahan Anda, Anda memiliki
mengembangkan perikanan Anda. Dalam pemerintahan sebelumnya telah
terjadi beberapa banyak penjualan paspor dan kewarganegaraan, saya akan
meninjau kembali mereka, “kata Nautum yang menggantikan PM Vanuatu
Karkas menyusul adanya mosi tidak percaya di Parlemen Vanuatu.
Dia mengatakan dalam pidato kemerdekaan Vanuatu dan upacara di Taman
Kemerdekaan di Port Villa ibukota Vanuatu, akan mengingatkan seluruh
warga negara Vanuatu tentang perjuangan nenek moyang mereka untuk meraih
kemerdekaan.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping, telah mengirim surat ucapan
selamat kemerdekaan kepada Pemerintahan Vanuatu melalui Presiden Iolu
Johnson Abbil. Presiden China mengucapkan salam hangat dan selamat
kepada pemerintah dan rakyat Vanuatu.
Dalam surat tersebut Presiden Cina mengucapka selamat ulang tahun
dengan tulus dan berharap terus berhubungan baik sejak pembentukan
hubungan diplomatik antara China dan Vanuatu pada tahun 1982. “Hubungan
bilateral antara Cina dan Vanuatu telah mencapai perkembangan besar,
membawa manfaat yang nyata bagi rakyat kedua negara,”kata Presiden China
dalam surat ucapan selamatnya.
Presiden China juga mengatakan melihat ke masa depan, Cina dan
Vanuatu memiliki prospek luas dalam kerjasama antara kedua negara.
Presiden China menyatakan kesediaannya untuk bekerja lebih erat
dengan Presiden Vanuatu untuk lebih mempromosikan pengembangan hubungan
persahabatan antara kedua negara.
Presiden Abbil menyampaikan terima kasih atas salam dari Presiden Xi
Jinping. Menurut dia Vanuatu dan China telah menikmati persahabatan
yang lama dalam menjalin kerjasama.
China telah memberikan bantuan berharga bagi Vanuatu sejak
kemerdekaan yang terakhir pada tahun 1982 yang sebagian besar membantu
pengembangan Vanuatu.
“Vanuatu ingin bekerja lebih erat lagi dengan Cina untuk
mempromosikan hubungan persahabatan antara kedua negara di masa depan,”
kata Presiden Vanuatu.
Republik Vanuatu disusun berdasarkan sistem parlemen satu kamar.
Lembaga penting dalam pemerintahan Vanuatu adalah Dewan Perwakilan
Rakyat atau yang disebut Representatives Assembly. Lembaga ini
bertugas membuat undang-undang dan memilih Perdana Menteri serta
membentuk Dewan Menteri di antara anggota anggotanya. Anggota-anggota
DPR dipilih setiap empat tahun sekali.
Sedangkan kepala negara Vanuatu adalah seorang Presiden, dipilih secara rahasia oleh suatu electoral college of Parliament dan ketua Dewan Regional. Masa jabatan Presiden lima tahun dan terbuka untuk setiap penduduk asli Vanuatu.
Selain itu sebuah Dewan Nasional Kepala Adat Vanuatu( National
Council Chiefs) yang disebut dalam bahasa lokal adalah Malfatu Mauri,
lembaga ini dibentuk sebagai pelengkap kelembagaan dalam pemerintahan di
Republik Vanuatu. Dewan ini mewakili sekitar 800 kepala suku berfungsi
memberikan nasehat kepada Perdana Menteri soal kasus adat, kebiasaan dan
tradisi termasuk tanah-tanah adat.(Jubi/dominggus a mampioper)
Sumer : http://tabloidjubi.com