Ilustrasi Noken West Papua (foto,Kobogaunews) |
Tas Noken ini
sendiri asli buatan mama-mama di Papua, tas tradisional Noken ini
sendiri memiliki simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan
bagi masyarakat di tanah Papua terutama kebanyakan di daerah Pegunungan
Tengah Papua seperti sukuMee/Ekari, Damal, Suku Yali, Dani, Suku Lani dan Bauzi.
Yang menarik
dari Noken ini adalah hanya orang Papua saja yang boleh membuat Noken.
Membuat Noken sendiri dahulu bisa melambangkan kedewasaan si perempuan
itu. Karena jika perempuan papua belum bisa membuat Noken dia tidak bisa
dianggap dewasa dan itu merupakan syarat untuk menikah. Dahulu Noken
dibuat karena suku Papua membutuhkan sesuatu yang dapat memindahkan
barang ke tempat yang lain. Tapi sekarang para wanita di Papua sudah
jarang yang bisa membuat Noken padahal itu adalah warisan budaya yang
menarik.
Tradisi[sunting | sunting sumber]
terbuat dari
bahan baku kayu pohon Manduam, pohon Nawa atau Anggrek hutan. Masyarakat
Papua biasanya menggunakan Noken untuk bermacam kegiatan, Noken yang
berukuran besar dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman
hasil panen, barang-barang belanjaan, atau bahkan digunakan untuk
menggendong anak. Sedangkan yang berukuran kecil digunakan untuk membawa
barang-barang pribadi. Keunikan Noken juga difungsikan sebagai hadiah
kenang-kenangan untuk tamu dan dipakai dalam upacara.
Membuat Noken
cukup rumit karena tidak menggunakan mesin. Kayu tersebut diolah,
dikeringkan dan kemudian dipintal menjadi benang. Variasi warna pada
Noken dibuat dari pewarna alami. Proses pembuatannya bisa mencapai 1-2
minggu, untuk Noken dengan ukuran besar, bisa mencapai 3 minggu. Di
daerah Sauwadarek, Papua, masih bisa kita temukan pembuatan Noken secara
langsung. Harga Noken disana relatif murah, antara Rp.25.000-Rp.50.000
per buah tergantung jenis dan ukurannya.
Noken dibuat
oleh orang perempuan Papua asli dan hanya merekalah yang berhak
membuatnya, perempuan yang menguasai pembuatan Noken menunjukkan bahwa
ia telah dewasa. Jika sudah dianggap dewasa, maka perempuan Papua
barulah boleh menikah.
Multifungsi[sunting | sunting sumber]
]
Tas Noken ini
sendiri memiliki ukuran yang bervariasi, bahkan ada yang berukuran besar
yang biasa dipakai oleh mama-mama yang bekerja sebagai petani dan mampu
mengankat bahan hasil bumi yang cukup berat dengan menggunakan tas
noken ini, dan uniknya lagi ini digunakan dengan memakai jidat atau
bagian depan kepala mereka dengan mengalungkannya ke arah belakang
punggung mereka, dan untuk tas noken yang berukuran kecil biasa
dipergunakan oleh siswa-siswa pelajar asli putra-putri daerah Papua
untuk dipergunakan sebagai tempat buku dan keperluan belajar di bangku
sekolah maupun di kampus. Dan selebihnya lagi biasanya tas Noken ini
oleh pendatang yang biasa berkunjung ke Papua sebagai bahan oleh-oleh
yang dibawah kedaerah masing-masing sebagai hiasan atau oleh-oleh bagi
sanak keluarga mereka dikarenakan tas tersebut terlihat unik dipandang
mata. Noken merupakan kerajinan tangan khas Papua berbentuk seperti tas.
Ada 250 etnis dan bahasa di Papua, namun semua suku memiliki tradisi
kerajinan tangan Noken yang sama. Fungsi Noken sangat beragam. Namun,
Noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman
hasil panen, sampai barang-barang belanjaan. Noken yang kecil biasa
dipakai untuk membawa kebutuhan pribadi. Tak hanya itu, Noken juga
dipakai dalam upacara dan sebagai kenang-kenangan untuk tamu.
Warisan Budaya Dunia[sunting | sunting sumber]
4 Desember
2012 telah diputuskan sebagai warisan budaya Dunia tak Berbenda Oleh
UNESCO di Prancin oleh Arley Gill sebagai Ketua Komite, yang bertujuan
untuk melindungi dan menggali kebudayaan tersebut.
Sumber : www.wikipedia.org
Sumber : www.wikipedia.org