Tahun 2015 Indonesia “PECAH” |
Realitas dan
fakta sejarah pertama yang menyulut apa yang dikatakan Suntani ini ialah
bahwa SEMUA negara yang disebutkan di sini, bahkan ada juga yang belum
disebutkan di sini ialah negara-negara yang sudah pernah ada di muka
Bumi. Jadi, nama-nama negara dan Bendera Negara mereka yang disebutkan
ialah sebuah fakta sejarah. Negara-negara ini pernah ada, tetapi dalam
euphoria pengusiran penjajah Belanda, maka Sukarno memainkan politik
licik dengan mengajak para pemimpin negara-negara ini untuk bergabung ke
dalam NKRI.
Hasilnya apa? Pelanggaran HAM, penyangkalan bahwa pernah ada perjanjian, dan deklrasi NKRI oleh Soekarno.
Realitas
kedua, bahwa setelah dibujuk masuk ke dalam NKRI, Soekarno malah
melupakan janji liciknya dan menyatakan semua pihak harus bergabung ke
dalam NKRI dan siapapun yang memberontak akan dibasmi sampai habis.
Untuk sekali
belum ada survey atau jajak pendapat dilakukan oleh lembaga netral
menanyakan identitas dari semua negara yang disebutkan di sini, dan
alasan mengapa mereka bergabung ke dalam NKRI. Pasti kebanyakan akan
menyatakan mereka bergabung sementara mengusir penjajah dan setelah itu
Soekarno menjanjikan kemerdekaan kembali setelah penjajah keluar.
Paling tidak
bahasa itu, trick itu yang dilakukan Soekarno terhadap salah satu tokoh
Papua bernama JM Bonay, Gubernur Irian Barat pertama yang diangkat oleh
Soekarno. Selang beberapa bulan/ tahun saja ia melarikan diri ke Belanda
setelah datang ke Jakarta menagih janji Soekarno untuk memberikan
kedaulatan kepada bangsa Papua. Waktu itu dia datang bertanya,
“Bapak kemarin
ada janji berikan kemerdekaan, berikan kapal laut kepada masing-masing
tokoh: saya, Kaisiepo dan …. Saya datang tanya kapan Bapak akan kasih?
Soalnya Belanda sudah keluar dari Irian.”
Apa jawab Soekarno?
NKRI harga mati!, bukan harga hidup.
Apa yang dilakukan sang Gubernur?
Ia menyatakan
mendukung Organisasi Papua Merdeka dan menjadi “leading figure” dalam
kampanye Papua Merdeka di negeri Belanda sampai dia mati di sana dan
dikuburkan di sana.
Itu potret
politik NKRI ala Soekarno, dan itu hasil yang diperoleh masing-masing
tokoh yang waktu itu melakukan “deal” dengan Soekarno.
Jadi, yang
ketiga, setiap pemimpin dari sekian puluh negara yang didaftarkan di
sini memiliki pengalaman pahit ditipu oleh Soekarno dan NKRI.
Hal keempat,
pengalaman hidup bersama NKRI sangat pahit, penuh dengan intimidasi dan
teror. Kalau Anda pernah ke luar negeri, katakanlah ke Malaysia atau
Singapore saja, Anda akan merasakan “Apa artinya merdeka!” di sana. Di
sana tidak ada teror dan intimidasi oleh aparat negara terhadap
rakyatnya. Di sana hukum berlaku secara adil dan merata bagi semua
pihak. Di sana kita dihargai sebagai manusia, sebagai individu, sebagai
umat beragama, sebagai manusia berpendapat dan menyampaikan pendapat,
sebagai manusia seutuhnya. Di Indoensia semuanya tidak ada! Mana ada?
Hal kelima,
NKRI telah dibangun dengan darah, kebohongan dan maniulasi, jadi ia
harus berakhir secara tragis sebagai negara gagal, seperti digambarkan
oleh penulis buku ini: Djuyoto Suntani.
Siapa saja,
individu atau kelompok yang tergabung dengan NKRi akan mengalami nasib
sial, bukan mujur, karena bangsa ini menjadi terkutuk gara-gara banyak
perbuatan melawan hukum alam dan hukum Allah. Siapa saja bergabung
dengan NKRI akan kena getahnya, tanpa terkecuali. Siapa yang mau
melepaskan diri daripadanya akan selamat sentosa.
Sekarang kita
perlu pikirkan siapa atau apa yang bakalan memicu peristiwa ini terjadi?
Dari pengalaman sejarah kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, pemicu
utamanya ialah cekcok dan perpecahan di dalam tubuh NKRI sendiri yang
akan menyebabkan kerajaan Jawa modern bernama NKRI akan runtuh. Pemicu
kedua ialah lima hal sebagaimana disebutkan di atas. Pemicu ketiga ialah
alasan-alasan hukum alam sebagaimana disebutkan Suntani. Menyangkut
pertanyaan siapa? maka kita perlu ketahui bahwa para pemimpin yang akan
menghancurkan NKRI ialah para Sukarno-is yang nasionalisme-nya
fundamentalis dan membabi-buta, yang akan memicu kehancuran ini terjadi
secara mendadak dan besar-besaran. Siapakah pemimpin Sukarno-is di
Indonesia saat ini?
Sumber : http://papuapost.com