Francois Pihaatae |
Nadi, KNPBnews – Gereja-Gereja Pasifik melalui
Sekretaris Jenderalnya, Pdt. Francois Pihaatae mengatakan Pemerintah
negara-negara regional tidak seharusnya membiarkan kehadiran Presiden
RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Forum PIDF untuk mengaburkan isu hak
penentuan nasib sendiri di West Papua.
Pihaatae yang juga mewakili masyarakat sipil yang terdiri dari
Pacific Conference of Churches (PCC), Ecumenical Centre for Research,
Education and Advocacy (ECREA) dan the Pacific Network for
Globalisation (PANG) mengatakan bahwa negara tidak boleh menghancurkan
tanggung jawab masyarakat untuk mencari kebenaran.
“Dimana perhatian hak penentuan nasib sendiri kami? apakah di bidang
Pemerintahan, pembangunan dan Keamanan?, atau dukungan kuat kami untuk
kemerdekaan West Papua? Kita tidak bisa membiarkan kunjungan kenegaraan
untuk meredupkan kebijaksanaan dan penilaian kita,” kata Pihaatae dalam Press Release kemarin, Kamis (19/6) di Fiji.
Gereja-Gereja di Pasific sangat konsen dengan hak penentuan nasib
sendiri di regional Pasifik, terutama West Papua. Kunjungan SBY kemarin
dinilai sebagai upaya Indonesia menggeser dominasi Selandia Baru dan
Australia di Pacific Islands Forum (PIF).
Menurut Radio New Zealand,
para rohaniawan juga mempertanyakan apakah kunjungan Presiden SBY telah
keluar dari keharusan di forum kemarin karena dukungan kemerdekaan West
Papua telah mencapai tingkat kritis tersebut dalam Fiji, ujung tombak
Melanesia Group (MSG), dan kawasan yang lebih luas.