Phaul Heger (Foto Pribadi FB) |
Pada 9 Juli mendatang akan dilaksanakan Pemilihan Umum Presiden Republik
Indonesia, diseluruh wilayah ndonesia termasuk di Papua. Pada
masa-masa kampanye-kampanye ini, kedua calon presiden, nomor urut 1,
Prabowo- Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla pasangan nomor urut 2; semakin
gencar melancarkan berbagai strategi demi memperoleh simpati dan
dukungan suara pada pelaksanaan pilpres nanti. Berbagai media memuat,
baik media pertelevisian maupun media-media online, bahkan sarana media
social menjadi bagian dari kampanye. Kedua tim sukses dan basis dukungan
melakukan berbagai cara, baik yang bersifat baik maupun yang masuk
dalam kategori black campaign.
Tentunya ini merupakan hal yang tidak bagus, harusnya semua dapat berjalan dengan wajar. Biarkan rakyat Indonesia yang akan memilih.
Lalu Apa Hubungan Antara Capres Indonesia Dan Perjuangan Papua Merdeka ?
Tentunya persoalan mendasar Papua adalah bukan soal kesjahteraan atau masalah makan minum tetapi lebih kepada Hak-hak Politik, hak-hak sebagai bangsa yang merdeka, dimana kesalahan sejarah yang terjadi dimasa lalu harus diluruskan.
Pemerintahan Indonesia berganti dari satu presiden ke presiden lainnya sama saja. Yang terjadi di bumi Papua hanyalah pengerukan kekayaan, dan lain sebagainya dan hal-hal lainnya. Bahkan tuntutan rakyat Papua melalui demonstrasi dari tahun ke tahun, hingga utusan tim 100 menemui presiden indonesia, hasilnya hanyalah otonomi, berlanjut menjadi otonom khusus dimasa SBY dan sekarang ditambah plusnya, otsus plus. Jelas ada perbedaan antara tuntutan rakyat Papua dan Jawaban balik terhadap tuntutan itu.
Dari kampanye ke dua capres itu, Jokowi saat berkunjung ke Papua mengatakan bahwa, bukan soal suara, tetapi Papua butuh perhatian yang lebih serius. Selain jokowi, Prabowo cukup dikenal di Papua sejak kasus Penyanderaan Tim Lorenzt 95 yang berhasil menyelamatkan sandera dan mencuatkan namanya.
Jika nanti diantara kedua calon presiden Indonesia yang maju ini, terpilih pada pilpres 9 Juli mendatang maka sudah pasti persoalan kebangsaan, persoalan Papua merdeka harus menjadi perhatian juga. Secara umum kita dapat saja menyimpulkan, bila nanti Jokowi yang terpilih maka perjuangan Papua Merdeka akan mengalami proses perjuangan secara damai, mungkin dialog atau apalah, tetapi jika Prabowo, maka tentunya akan mengalami proses perjuangan dengan keras. Bahkan prabowo akan mematikan semua gerakan yang dianggap melawan negara Indonesia, walaupun jelas bagi rakyat Papua tuntutan merdeka harga mati.
Bahkan pada deklarasi dukungan yang sempat saya ikuti dari salah satu capres, ada pernyataan-pernyataan yang keluar dari pembicara yaitu, jika ingin Indonesia tetap utuh, nkri harga mati, papua tidak akan merdeka, maka segera pilih capres yang ini, jangan pilih yang lemah, yang akan biarkan Papua itu lepas. Hal ini tentunya menjadi sebuah ancaman serius bagi mereka yang menjadi pendatang di Papua. Mereka jelas akan merasa terancam, jika salah memilih Papua Merdeka dan mereka harus pulang ke daerah asal mereka. Jelas ini sebuah pembodohan pada rakyat. Biarkan rakyat Indonesia menentukan pilihannya dan juga rakyat Papua menentukan pilihannya.
Melalui catatan singkat ini saya ingin sampaikan pada rakyat Indonesia yang ada di wilayah Negara Papua maupun dari sabang sampai Amboina wilayah indonesia, siapapun yang nanti akan jadi presiden Indonesia, proses perjuangan Papua merdeka akan tetap berlanjut, akan tetap menjadi tuntutan utama demi menegakan hak kedaulatan Bangsa Papua sejajar dengan Negara-negara merdeka lainnya. Kami akan terus beraksi dan mendesak Indonesia dan dunia untuk mengakui kedaulatan Kami Negara Papua yang Merdeka.
Penulis adalah Phaul Heger (www.phaul-heger.blogspot.com)