Jayapura,
12/6 (Jubi)-Gereja di Kepulauan Solomon telah menyepakati untuk
mendukung secara aktif perjuangan kemerdekaan politik rakyat Papua
Barat. Desakan ini muncul seminggu sebelum Presiden Indonesia menghadiri
pertemuan Kepulauan Pasifik Development Forum Summit di Denarau, Fiji
pada 18-20 Juni nanti.
“Kami
di Kepulauan Solomon telah mendengar tangisan rakyat Papua Barat dan
kami berkomitmen untuk mengadvokasi hak- hak mereka dalam menentukan
nasib sendiri, yang menguntungkan hak politik dan kebebasan sejati,”
kata Pastor Peter Houhou, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Anglikan
Honiara, ibukota Kepulauan Solomon yang dikutip tabloidjubi.com dari
Pacnews Kamis(12/6).
Menurut
dia, komitmen ini telah sejalan dengan mandat dari Konferensi Majelis
Umum Gereja Pasifik pada pertemuan yang sama tahun lalu.
Dikatakan,
majelis telah meminta agar semua gereja-gereja Pasifik untuk
mengadvokasi kebebasan masyarakat masih di bawah kekuasaan kolonial di
Kepulauan Pasifik.
“Sementara
kita di Kepulauan Solomon perlu memulai lagi untuk memikirkan kembali
tekad kita, agar membuat pernyataan ini sebagai pengakuan atas tanggung
jawab moral a untuk mendengar teriakan saudara-saudara kita di Papua
Barat yang setiap hari berjuang untuk keadilan, “kata Fr Houhou.
Dua
pekan lalu, kata dia para pemimpin gereja di Kepulauan Solomon telah
belajar bahwa Gereja harus terus menujukkan suara kenabian tanpa rasa
takut, peran kenabian dalam ‘berbicara kebenaran berkuasa’.
Dalam
mereklamasi suara ini, pihaknya harus berdiri untuk membela, menegaskan
dan mengumumkan solidaritas dengan semua orang yang masih menderita di
bawah penindasan kolonial.
Pendeta Wilfred Kurepitu, Moderator Gereja Anglikan Inggris di Kepulauan Solomon (UCSI) meminta agar gereja-gereja tetap melakukan tugas mereka.
“Ini
adalah tugas moral gereja untuk melawan rezim yang menindas otoritas
dan untuk secara aktif terlibat dalam perjuangan untuk keadilan,
kebebasan dan perdamaian. Kami tidak hanya berharap kebebasan pada
orang-orang yang tetap berada di bawah pemerintahan kolonial, tetapi
secara aktif bekerja dalam memperjuangkan semua yang kebebasan rakyatnya
tertindas termasuk saudara-saudara kita di Kanaky (Kaledonia Baru) dan
Maohi Nui (Polinesia Perancis), “katanya.
Dukungan
Pemerintah sangat penting dalam mensponsori Maohi Nui (Polinesia
Perancis) ke dalam daftar wilayah-wilayah dekolonisasi di UN tahun
lalu, gereja-gereja di Kepulauan Solomon meminta pemerintah untuk segera
menunjukkan dukungan serupa dengan perjuangan Papua Barat untuk
kemerdekaannya dalam solidaritas seperti yang selama ini dilakukan
Pemeirntah Republik Vanuatu. (Jubi/dominggus a mampioper)