Pages

Pages

Kamis, 24 April 2014

TNI Kepung Ulang Tahun KNPB Wilayah Merauke



Merauke, KNPBnews – Perayaan Ulang Tahun KNPB Wilayah Merauke ke-3 dilaksanakan dibawa teror TNI Polri. Puluhan TNI bersenjata lengkap mengepung gedung Sekretariat KNPB Wilayah Merauke. Puluhan Intelijen pun tampak memantau di depan pintu dan jendela tempat kegiatan perayaan yang berlangsung pada 16 April 2014 lalu.

Kegiatan yang berlangsung di Jln. Bupul No. 01, Kel. Kelapa Lima tersebut awalnya dimulai pada jam, 09:00 WPB – 12:00 WPB. Kepada KNPBnews, salah satu anggota KNPB, Yoris Wopay melaporkan bahwa doa syukuran ini diteror oleh TNI Angkatan Laut berjumlah sekitar 13 orang yang dipersenjatai lengkap.

Sekalipun dibawa teror. Kegiatan tersebut tetap dilangsungkan. “Hal yang penting dalam kegiatan HUT KNPB bahwa ketua KNPB Wilayah Merauke, secara terbuka memberikan Pernyataan terbuka tentang Pembagian Selebaran boikot Pilpres dan Referendum secara terbuka kepada rakyat dan peluncuran buku “Sejarah Papua” edisi pertama yang disusun oleh KNPB Wilayah Merauke,”kata Wopay.

Hut KNPB wilayah Merauke tersebut mengambil Thema “ Kebebasan yang Memerdekakan” yang dikutib di dalam kitab Yohanes 8 : 30 – 36, dengan Sub Thema “ Demi kebenaran KNPB berjuang Mewujudkan kemerdekaan Papua Barat.

Dalam kesepatan peringatan HUT KNPB yang III,  Sekertaris Parlemen Wilayah Merauke Peterus Katem mengatakan bahwa, kehadiaran TNI /POLRI di sekertariat KNPB dan mengepung kegiatan HUT ini menandakan bahwa di wajah mereka yang datang untuk kepung kami ini sangat ketakuatan karena mereka dapat makan disini, Negara ini sagat takut ketika papua merdeka sehingga mereka harus datang kepung kami punya Sekertariat walapun kami hanya mengadakan doa syukuran.

“Satu hal Indonesia tau bahwa resolusi 2504 itu tidak kuat untuk NKRI ada di Papua. Resolusi kapan saja bisa dicabut ketika orang Papua menggugat di Mahkama Internasional”, tegas Katem

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Parlemen Rakyat Daerah (PRD) Wilayah Merauke, Ibu Panggresia Yeem. Beliau mengatakan bahwa Resolusi 2504 berdasarkan hasib Pepera 1969 itu tidak sah karena yang menyepakati dan melakukan perundingan di tingkat Internasional pada saat itu dilakukan oleh Negara penjajah baik Indonesia dan Belanda  bersama –sama.

“Jadi kami orang Papua tidak tau menahu tentang Pepera dan hasilnya. Oleh karena itu kami rakyat Papua Barat sorong sampai Merauke akan terus berjuang Untuk mentukan Nasib Kami sendiri Melalui mekanisme Internasional yaitu Referendum”, Tegasnya. (wd)

Sumber :  www.knpbnews.com