iLUSTRASI PERANG ANTARA KELOMPOK (FOTO http://www.umaginews.com) |
Timika--- Dalam Suasana Paskah 2014
ditimika masih terus berperang antar saudara, Isu yang beredar memalui SMS bahwa seharusnya
pihak Kepolisihan dan Pemerintah mencari solusi berdamai kedua kubu, tapi
justru Pihak Kepolisian dan Pemerintah
Kabupaten Mimika sudah memberikan waktu tiga hari untuk perang saudara
berlanjut mulai dari hari senin hingga rabu
minggu ini.
Hal ini disampaikan oleh salah satu
kepala suku melalui sms ke media ini. Pada Selasa (22/04/2014). “Lima warga
sipil korban mereka lagi berobat di rumah sakit Karitas Timika. Identitas
mereka belum diketahui,”Kabarnya.
Perang saudara ditimika terjadi
karena pemerintah membuka jalan trans Timika ke Wagete (Paniai-Nabire) tanpa
persetujuan pemilik ulayat tanah, termasuk pemberian ijin kepada pengusaha
tanpa sepengetahuan pemilik ulayat tanah.
Aktor utamanya adalah Program
Pemerintah sumber dana dari Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat
(UP4B). Bina Marga Propinsi sebagai Pimpinan Proyek, kerja sama dengan DPU
kabupaten Mimika direkomindasikan kepada JHON HALUK sebagai ketua Gabungan
Anggota Pengusaha (Gapensi) kabupaten Timika dia pemenang Tender Proyek.
Ketua Gapensi bersama Pimpinan
Proyek dari Propinsi memilih negosiasi dengan masyarakat pemilik hak ulayat.
Masyarakat suku Kamoro, Suku Moni, Suku Mee dan Suku Amugme ada yang menerima
dan ada pula yang tidak setuju pembuatan jalan trans. Lalu inisiatif dari
Pimpinan Proyek dan Ketua gapensi mereka memanfaatkan Tentara dan Polisi untuk
Menjaga dan melindungi proyek tersebut. Lalu Ketua Gapensi Kabupaten Mimika merekrut
Tenaga Kerja Hanya beberapa orang dekat saja. untuk menjaga dan kepentingan
mereka.
Pada Akhirnya pemilik hak ulayat
masyarakat setempat tidak menerima dengan tindakan yang diambil oleh Pimpinan
proyek dan ketua gapensi. masyarakat setempat marah dan sampai saat ini belum
ada tindakan nyata untuk berdamai masih berlanjut perang.
Awalnya mulai Perang antar saudara sejak
27 Januari sampai awal bulan April 2014 masih berlanjut. Belum ada tanda-tanda
berdamai antara kedua kubu. Berbagai elemen pemerintah Daerah, Pemerintah
Propinsi, Tni-Polri, Lemasko, Lpmaka, MRP, Kepala suku, Pt. Freeport lipat
tangan dan tutup mata.
“Mereka sibuk dengan Pemilu. Upaya
mereka hanya berbicara di media lokal saja tidak turun tangan langsung lapangan
tidak menghasilkan berdamai kedua kubu, justru mereka actor umata mendukung
perang suku terus berjalan”.
Siapa dibalik Perang saudara timika?
ini ane, tapi nyata, didalam perang suku banyak oknum terlibat yakni Inteljen
Negara Indonesia (Bin), Tni-Polri “Memfasilitasi seperti makanan, minuman,
Transportasi. hal itu dikabarkan oleh aktivis gereja setempat melalui Handphone
ke media ini. PT. Freeport Indonesia juga ikut memfasilitasi berupa makanan dan
Tranportasi untuk antar jemput memnggunakan Bus Karyawan milik PT Freeport.
Situasi terakhir kota Timika keadaan
Darurat trauma bagi warga Papua, karena pada malam hari kelompok-kelompok Agen gelap
alias BMP, BAIS, BIN juga ikut menakuti dan mengamcam warga sipil dengan
menggunakan Mobil kaca gelap berpatroli guna untuk niat jahat membunuh warga
sipil hal ini juga pengakuan seorang mahasiswa Timika. (Admin)
Sumber : www.umaginews.com