Pages

Pages

Minggu, 20 April 2014

PTFI : ARUS KAS KWARTAL I/2014 NEGATIF, TAK CUKUP BAYAR DIVIDEN

Logo Freeport Indonesia (IST)
Jayapura, 18/4 (Jubi) – Pemerintah Indonesia masih terus mengejar tunggakan dividen PT Freeport Indonesia (PTFI). PTFI dikabarkan mengaku bisnis pertambangan yang dikelolanya belum memberikan keuntungan.

“Iya saya tahu Freeport untung Rp 6 Triliun, makanya kita minta terus, minta terus,” ujar Menteri BUMN, Dahlan Iskan usai rapat pimpinan di Kantor Re-Indo, Jakarta, Kamis (17/4), seperti dikutip dari merdeka.com.

Mentri BUMN ini, kepada media di Jakarta mengakui dalam RUPS PTFI diputuskan tidak memberikan dividen ke pemerintah lantaran saham pemerintah di perusahaan tambang emas terbesar di dunia itu hanya 9,3 persen.

“Hasil RUPS memutuskan tidak memberi dividen, terus BUMN tidak setuju, tapi mereka bilang tidak bisa karena masih ada keperluan lain-lain. Terus pemungutan suara, hasilnya tidak bayar. Saham 9,3 persen tidak ada artinya, karena itu kita masih usahakan,” jelasnya.

Namun laporan keuangan PTFI tahun lalu mencatat perusahaan pertambangan yang berafiliasi ke Amerika Serikat ini meraih keuntungan dengan indikator meningkatnya volume penjualan emas maupun tembaga dari tambangnya. Tercatat kenaikannya sebesar 6,2 persen atau menjadi USD 4,34 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni USD 4,09 miliar. Hal ini yang membuat Kementerian BUMN ngotot meminta deviden kepada PTFI. Namun, dividen yang akan diminta dalam bentuk interm.

Pihak PTFI, melalui Vise President Coorporate Comunication (Corcom), Daisy Primayanti mengatakan kepada Jubi, alasan tidak adanya pembayaran dividen kepada semua pemegang saham PTFI termasuk perusahaan induk dan Pemerintah RI adalah antara lain karena berhentinya kegiatan produksi hampir 2 bulan.

“Akibat gangguan operasi, volume penjualan  tembaga dan emas yang lebih rendah. Juga harga komoditas global yang menurun di tahun 2013.” kata Daisy kepada Jubi melalui sambungan telepon (18/4).

Lanjut Daisy, arus kas PTFI digunakan untuk menjaga keberlanjutan tingkat produksi pada level yang sekarang, serta untuk investasi besar Tambang Bawah Tanah. “Arus kas PTFI di kwartal 1/2014 negatif, sehingga tidak cukup untuk bayar dividen.” ujar Daisy.

Sebelumnya, kepada Jubi, Daisy mengatakan PTFI menggunakan arus kas untuk investasi sekitar 1 Miliar US Dollar guna mendukung pengembangan tambang bawah tanah. Proyek tambang bawah tanah ini ada tahun 2017 dan selanjutnya akan menjadi tumpuan kegiatan penambangan PTFI.

“Proyek tambang bawah tanah ini akan memakan biaya investasi signifikan sekitar 15 Miliar US Dollar selama sisa umur tambang,” kata Daisy. (Jubi/Victor Mambor)