Pages

Pages

Rabu, 16 April 2014

Oposisi PNG: Ini Masalah Penentuan Nasib Sendiri West Papua

Belden Namah
Jayapura, KNPBnews – Pemimpin Oposisi Papua New Guinea (PNG), Belden Namah mengatakan Pemerintahan PNG, Peter O’neill gagal mengatasi ketegangan di Perbatasan West Papua-PNG. Ia mengatakan masalah West Papua adalah masalah hak penentuan nasib sendiri, bukan soal perdagangan.

“Ini adalah masalah yang sama sekali berbeda, itu masalah tentang identitas, itu masalah tentang tanah, tanah air. Jadi Anda tidak dapat mencampur isu-isu tersebut, Anda harus menangani mereka secara terpisah. Jika isu tentang perdagangan, itu adalah masalah yang sama sekali berbeda, itu adalah perdagangan antara Papua Nugini dan Indonesia, tapi kalau itu isu tentang Papua Barat, ini tentang penentuan nasib sendiri. “ Kata Belden kepada Radio News Zealand (15/4) kemarin.

Belden yang berasal dari daerah pemilihan Vanimo Green ini menyatakan Militer Indonesia telah masuk ke Wilayah PNG untuk memburu pejuang West Papua dan menakuti rakyat PNG dekat perbatasan dan hal itu sudah melanggar perjanjian perbatasan RI-PNG.

Sebelumnya, pada 6 April lalu, pengungsi West Papua mengibarkan Bintang Fajar bersama bendera PBB di perbatasan meminta intervensi PBB ke West Papua. Gabungan TNI/Polri merespon dengan tembakan yang menyebabkan baku tembak selama 15 Jam dengan pasukan Tentara Revolusi West Papua (TRWP).

Atas insiden baku tembak itu, PNG Defence Force dan TNI telah menyepakati investigasi gabungan. Peter O’neil melalui Kepala PNGDF telah mengirim pasukannya ke perbatasan untuk mengejar TRWP. Pengungsi West Papua di perbatasan dikejar.

Sementara itu, Pemimpin Papua Merdeka di London, Benny Wenda melalui pernyataan persnya menyeruhkan solidaritas dunia dan PBB untuk segera intervensi dalam masalah West Papua, terutama dalam merespon keslamatan pengungsi West Papua di Vanimo.

Sehari setelah insiden baku tembak di Perbatasan, Belden Namah secara tegas melalui press releasenya mengatakan PNG berkewajiban untuk mengangkat persoalan West Papua di forum internasional.

“West Papua bukan Asia, tetapi Melanesia. Indonesia telah memperlakukan orang West Papua seperti binatang. PNG mmiliki kewajiban moral untuk mendukung perjuangan kemerdekaan West Papua”, tegas Belden Namah yang merupakan mantan Gubernur Provinsi Sandaun. (wd)

Sumber :  http://knpbnews.com