Pages

Pages

Rabu, 16 April 2014

HARI PEMILU 09 APRIL TERJADI TEROR DI PAPUA

ilustrasi (foto ,Hanny Halukpahe)
YOGYA. TIMIPOTU NEWS. Beberapa hari sebelum pemilihan umum kepada Anggota Legislatif (Pileg) nasional dan lokal di Indonesia, intensitas konflik di Papua meningkat . Kondisi ini ditandai dengan aksi bendera Bintang Kejora dan artileri pertukaran antara TNI / Polri vs' Groups Bersenjata Sipil.
Bertepatan dengan pelaksanaan pileg yang jatuh pada 9 April 2014, ada dua insiden terpisah teror di Fakfak dan Paniai.

Fakfak

Koordinator pos di Elsham kontak melalui telepon bahwa konsorsium melaporkan pada hari Rabu (9/ 04), pukul 05.00 waktu setempat, Morning Star bedera amatir dicetak menggunakan cat minyak, terlihat terbang di beberapa titik tertentu.

Bendera pertama ditemukan berkibar di TK Yayasan Pendidikan Islam (Yapis TK), jalan Perpusnas, di samping masjid Almunawarah Fakfak. Bendera lain juga diterbangkan pada sebuah pohon nangka di Jalan Brawijaya. Sementara bendera lain juga ditemukan berkibar di Sekolah Menengah Pertama (SMP ) Negeri 1 coke, kabupaten coke, Fakfak.

Masjid Dewan Almunawarah Fakfak, kemudian menurunkan bendera Bintang Kejora ditemukan berkibar di TK Yapis, kemudian menyerahkannya kepada polisi di Mapolres konsorsium. Sampai laporan ini, belum ada klaim tanggung jawab atas tindakan bendera 'Bintang Kejora' di kabupaten konsorsium.

Paniai

Sedangkan dari Paniai melaporkan, pada 9 April 2014, pukul 11.30 waktu setempat, sebuah helikopter terlihat terbang di lingkaran di atas lembah Weyadide, Paniai, Enarotali. Helikopter melewati lokasi bekas markas OPM Tadius pemimpin Yogi yang telah dibakar oleh pasukan gabungan dari TNI / Polri pada 13 Desember 2011. Helikopter tidak mendarat di Eduda, tapi terus terbang melintasi desa terlihat Yegemei dan Yagiyo menuju ke Enarotali melalui Bibida District, hulu sungai Weya.

Orang-orang yang berada di sekitar yang dilalui oleh helikopter merasa tidak nyaman. Orang-orang masih ingat kata-kata dari markas Kepolisian Paniai pasca operasi untuk menyerang OPM di Eduda, mengintimidasi masyarakat untuk tidak makan dan memberikan izin untuk membangun kembali lokasi markas di sekitar kota Wegamo OPM. Jika orang tidak mengindahkan peringatan, Kepolisian Paniai akan mengirim pasukan untuk melakukan operasi kontra. (Bidaipouga Mote)


Sumber: AWPA Sydney News