ilustrasi (foto ,Hanny Halukpahe) |
YOGYA.
TIMIPOTU NEWS. Beberapa hari sebelum
pemilihan umum kepada Anggota Legislatif (Pileg) nasional dan lokal
di Indonesia, intensitas konflik di Papua meningkat . Kondisi ini
ditandai dengan aksi bendera Bintang Kejora dan artileri pertukaran
antara TNI / Polri vs' Groups Bersenjata Sipil.
Bertepatan dengan pelaksanaan pileg yang jatuh pada 9 April 2014, ada dua insiden terpisah teror di Fakfak dan Paniai.
Bertepatan dengan pelaksanaan pileg yang jatuh pada 9 April 2014, ada dua insiden terpisah teror di Fakfak dan Paniai.
Fakfak
Koordinator pos di Elsham kontak melalui telepon bahwa konsorsium melaporkan pada hari Rabu (9/ 04), pukul 05.00 waktu setempat, Morning Star bedera amatir dicetak menggunakan cat minyak, terlihat terbang di beberapa titik tertentu.
Bendera
pertama ditemukan berkibar di TK Yayasan Pendidikan Islam (Yapis TK),
jalan Perpusnas, di samping masjid Almunawarah Fakfak. Bendera lain
juga diterbangkan pada sebuah pohon nangka di Jalan Brawijaya.
Sementara bendera lain juga ditemukan berkibar di Sekolah Menengah
Pertama (SMP ) Negeri 1 coke, kabupaten coke, Fakfak.
Masjid
Dewan Almunawarah Fakfak, kemudian menurunkan bendera Bintang Kejora
ditemukan berkibar di TK Yapis, kemudian menyerahkannya kepada polisi
di Mapolres konsorsium. Sampai laporan ini, belum ada klaim tanggung
jawab atas tindakan bendera 'Bintang Kejora' di kabupaten konsorsium.
Paniai
Sedangkan dari Paniai melaporkan, pada 9 April 2014, pukul 11.30 waktu setempat, sebuah helikopter terlihat terbang di lingkaran di atas lembah Weyadide, Paniai, Enarotali. Helikopter melewati lokasi bekas markas OPM Tadius pemimpin Yogi yang telah dibakar oleh pasukan gabungan dari TNI / Polri pada 13 Desember 2011. Helikopter tidak mendarat di Eduda, tapi terus terbang melintasi desa terlihat Yegemei dan Yagiyo menuju ke Enarotali melalui Bibida District, hulu sungai Weya.
Orang-orang
yang berada di sekitar yang dilalui oleh helikopter merasa tidak
nyaman. Orang-orang masih ingat kata-kata dari markas Kepolisian
Paniai pasca operasi untuk menyerang OPM di Eduda, mengintimidasi
masyarakat untuk tidak makan dan memberikan izin untuk membangun
kembali lokasi markas di sekitar kota Wegamo OPM. Jika orang tidak
mengindahkan peringatan, Kepolisian Paniai akan mengirim pasukan
untuk melakukan operasi kontra. (Bidaipouga
Mote)
Sumber: AWPA Sydney News