Pages

Pages

Jumat, 11 April 2014

ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN DI PAPUA TERTINGGI KETIGA NASIONAL

Ibu dan anak di Papua (AJI Papua)
Jayapura,8/4 ( Jubi )– Angka Kematian Ibu ( AKI ) saat melahirkan di Papua cukup tinggi, berada pada  peringkat tiga teratas setelah Papua Barat dan Maluku Utara. Untuk mengatasi hal itu,semua pihak di provinsi tertimur Nusantara ini diajak untuk bekerja lebih keras. Demikian diungkapkan Sekertaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Silwanus Sumule kepada tabloidjubi.com di Sasana Krida Kantor Gubernur Papua, Selasa (8/4).

“Pada tahun 2007, angka kematian ibu 364/100 ribu kelahiran hidup. Namun, 3 tahun kemudian meningkat menjadi 573/100 ribu kelahiran hidup. Angka kematian bayi juga meningkat dari 41/1000 kelahiran hidup di tahun 2007 menjadi 54/1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Demikian halnya dengan angka kematian Balita (AKB), dari 64/1000 kelahiran di tahun 2007, meningkat menjadi 115/1000 kelahiran hidup di tahun 2012,”ungkap Silwanus, sambil menunjukkan datanya.

Meningkatnya angka kematian ibu, lanjut Silwanus, disebabkan oleh masih rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014 menunjukkan angka 42,76 persen. Angka ini menunjukkan bahwa pertolongan persalinan kesehatan di Papua sangat buruk, dan menjadi terendah dari semua Provinsi di Indonesia timur, sementara angka nasional telah mencapai 90,88 persen.

Hal yang sama juga, sambung Silwanus, berlaku pada tingginya angka kematian balita. Angka cakupan imunisasi baru mencapai 55,8 persen, terendah di semua Provinsi Indonesia Timur, sementara angka nasional telah mencapai 89,5 persen.

Karena itu, kata dia, diperlukan 1000 kali kerja keras. Ada 3 strategi yang dirancang Dinas Kesehatan Provinsi Papua, salah satunya adalah pembangunan kesehatan yang terpadu, dari hulu hingga hilir dengan fokus pada program yang langsung dirasakan oleh masyarakat atau disebut dengan istilah Quick Wins.

“Salah satu program Quick Wins itu adalah Kartu Papua Sehat, dengan memanfaatkan sistem layanan kesehatan yang terintegrasi, peningkatan pembangunan infrastruktur dasar dan kesehatan rujukan serta konektifitas rujukan antar daerah,” jelas Silwanus.

Tingginya angka kematian ibu dan anak di Papua, ternyata diakui pula oleh Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Papua, Nerius Auparay. “Kami dari BKKBN hanya menghimbau dan terus mengingatkan kepada masyarakat, agar menjaga jarak melahirkan, karena itu merupakan salah satu cara untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak,”jelasnya. (albert/jubi)