Ketika
saya mengikuti Acara Ibadah hari minggu,
tepat pada 16 februari 2014, salah
satu gereja di Papua di Timika. Ada pengumuman warta jemaat disampaikan oleh perwakilan
pengurus Jemaat setempat bahwa “ kita
harus mendukung Pemilihan legislatife tingkat kota (DPR), propinsi (DPRD), dan
Pemilihan Presiden, kita dukung doa dan kita ke Tempat Pemilihan Suara (TPS) supaya kita memilih
orang yang dekat dengan kami, tutur diatas Podium/mimbar gereja.
Lalu
kita pilih adalah sama dominasi gereja supaya kedepan gereja kita menjadi kuat. Jadi tanggal 9 april 2014
kita harus ke tepat pemilihan. Dia juga lebih tegas bahwa kita harus berdoa
kepada KPU daerah dan Pusat, begitu penyampaikan tulang pugung gereja itu, didepan
jemaat
“Lalu
saya kaget, pendengar suara dari “Mimbar Gereja” bahwa desakkan pimpinan
pengurus gereja setempat, gereja
bersuara dengan “Mimbar gereja jadi
Kampanye Politik”. Pada hal kedatangan saya ke-gereja tujuan beribadah tetapi konsentrasi
saya terbagi ketika mendengar hal tersebut.”
Apakah
hal ini diwariskan dalam Visi dan misi
Gereja bahwa mendukung agenda Pemerintah, termasuk pemiluh, gereja juga ikut
terlibat. Sedangkan Gereja di podium/mimbar gereja sebagai tempat mengampaikan
suara kebenaran Firman Allah.
Gereja seharusnya, menyatakan kebenaran yang
selama ini ruang demokrasi di Papua dibumkam militer (TNI-POLRI) dan pemerintah
Indonesia. Gereja harus berbicara kemanusian yang selama ini terjadi diPapua
banyak umat manusia dimusnakan oleh militer Indonesia. Seharusnya bicara itu.
Lebih
disayangkan lagi kondisi Papua khususnya Timika, perang antar suku diciptakan oleh
Inteljen hingga kini masih terlihat masyarakat tauma dan tahut keluar malam. kemudian gereja hanya diam dan tidak
bertindak. Gereja hanya sibuk calon dan mengkampanye Partai politik Indonesia. Jemaat
sebagai basis masa memenagkan anggota Legislatif.
Layak
kah..? Podium/mimbar Gereja cocok
untuk membicara untuk mengkampanyekan
partai politik..? saya secara pribadi menilai tidak cocok untuk hal ini. Karena
Podium/mimbar Gereja cocok untuk menyampaikan Firman Allah, dan hal-hal
terkait dengan kebenaran serta warta gereja mengangkut dengan pelayanan.
Stop…
! Podium/Mimbar Gereja menjadikan kampanye
politik. Perlu ketahui bahwa Partai politik hanya sandiwara belaka, tak ada
jalan keluar hanya ada janji-janji palsu, berujung pemusnaan Etnis ras suku,
agama, buadaya. Gereja jangan murahan, harus mandiri, wujudkan visi dan misi Tuhan Yesus sebagai Juruslamat Manusia, maka
Gereja selamatkan umat manusia Papua yang terhilang dalam kemuliaan kegelatan
Indonesia, selamatkan manusia Papua dengan berbicara kebenaran Sejarah Papua
hingga Papua Merdeka.
Stop…!
Gereja jadi basis pendukung Legislatif. Gereja bukan tempat basis masa untuk
kepentingan Penjajah Indonesia. Ingat…! Legislative (DPR), Eksekutif
(Pemerintah) Yudikatif (Militer)
Indonesia tidak memihak pada orang Asli Papua. Kepentingan mereka hanya
perluasan kekuasaan wilayah Indonesia, dan Ekonomi kekayaan alam Papua. (Admin)
Sumber : www.umaginews.com