Mama-Mama Papua Di Pasar Sementara. (Doc.Jubi) |
Jayapura,
21/3 (Jubi) – Solidaritas Pedagang Asli Papua (Solpap) mengaku kuatir
rencana pembangunan pasar untuk pedagang asli Papua, dijadikan alasan
pihak tertentu di eksekutif untuk mendapat anggaran setiap tahunnya.
Sekretaris Solpap, Robert
Jitmau mengatakan, pihaknya terus berupaya mendorong pembangunan pasar
untuk pedagang asli Papua atau yang selama ini dikenal pasar mama-mama
agar segera mendapat kepastian.
“Kami tidak bisa diam
saja. Kalau didiamkan pasar mama-mama kapan bisa dikerjakan. Kami juga
khawatir, ini setiap tahunnya akan dijadikan alasan pihak tertentu untuk
mendapat anggaran demi tujuan lain,” kata Robert Jitmau kepada tabloidjubi.com, Jumat (21/3).
Menurut
Robert, Solpap hanya menfasilitasi pedagang asli Papua untuk mendapat
pasar. Jika hal itu sudah terwujud, pemerintah daerahlah yang nantinya
akan mengelola dan membimbing mereka.
“Kalau
pasar sudah jadi, pengelolaannya akan kami serahkan ke pemerintah
daerah, biar mereka yang mengarahkan pedagang asli Papua lewat
perusahaan daerah. Nanti kan bisa dibuat sub-sub, misalnya koperasi,
permodalan, pengembangan dan pembinaan serta lainnya,” ujarnya.
Sebelumnya,
salah satu mama Papua, Yuliana Pigay mengatakan, meski sudah berjuang
13 tahun, ia dan rekannya tak akan pernah bosan berjuang mendapatkan
pasar permanen di tengah Kota Jayapura.
“Selama
ini kami terus ditipu dan hanya mendapatkan janji manis dari anak-anak
kami yang menjadi pejabat. Kami marah dan jengkel karena kami mama-mama
adalah perempuan yang menjadi orang tua mereka. Ada anggaran Rp10 miliar
lalu, kini jadi Rp45 miliar. Namun kami tidak tahu anggaran itu dimana
keberadaannya. Tidak ada kemajuan pembangunan pasar,” kata Yuliana.
Menurutnya,
persoalan lahan selalu menjadi alasan pemerintah. Padahal uang sebesar
itu bisa digunakan untuk pembayaran tanah, agar Damri segera pindah dan
pasar mama-mama bisa secepatnya dibangun.
“Kami
heran karena dari walikota ke walikota, anggota DPRP ganti anggota
DPRP, MRP ganti MRP, pejabat SKPD ganti pejabat SKPD, gubernur ganti
gubernur, namun nasib pembangunan pasar belum jelas. Apa kami harus
tunggu Tuhan Yesus datang bangun pasar untuk kami?,” ujarnya. (Jubi/Arjuna)
Sumber : http://tabloidjubi.com