Ilustrasi jurnalis asing. Foto: Ist |
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Tertutupnya Papua dari akses jurnalis internasional dan monitor hak asasi manusia oleh PBB dan LSM internasional menjadi sorotan Menteri (PM) Vanuatu
Moana Carcasses Kalosil dalam pidatonya pada Sidang Tahunan Dewan HAM
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa, 4 Maret 2014 kemarin.
"Akses PBB harus diperbolehkan untuk monitor hak asasi manusia, jurnalis internasional dan LSM hak asasi manusia internasional untuk mengunjungi Papua Barat," kata dia.
Ia menjelaskan, "Hal ini jelas dari banyak catatan sejarah bahwa orang-orang Melanesia Papua Barat adalah kambing hitam politik perang dingin dan dikorbankan untuk memuaskan nafsu makan untuk sumber daya alam yang dimiliki negara ini." (GE/IST/ MS)
"Akses PBB harus diperbolehkan untuk monitor hak asasi manusia, jurnalis internasional dan LSM hak asasi manusia internasional untuk mengunjungi Papua Barat," kata dia.
Ia menjelaskan, "Hal ini jelas dari banyak catatan sejarah bahwa orang-orang Melanesia Papua Barat adalah kambing hitam politik perang dingin dan dikorbankan untuk memuaskan nafsu makan untuk sumber daya alam yang dimiliki negara ini." (GE/IST/ MS)
Baca Juga dibahwa ini.
1. PM Vanuatu: Masyarakat Internasional Mengabaikan Suara Rakyat Papua Barat (1)
2. PM Vanuatu: Dunia Telah Menyaksikan Litani Penyiksaan di Papua Barat (2)
3. PM Vanuatu: Masih Tidak Lupa Berani Bermimpi (3)
4. PM Vanuatu: Tak Ada Alasan Kurang Informasi Soal Pelanggaran HAM (4)
5. PM Vanuatu: Dari Penjara, Filep dan Yusak Serukan Dunia Bicara Menentang Ketidakadilan (5)
6. PM Vanuatu: Dewan HAM PBB Buka Akses Jurnalis Internasional untuk Papua (6)
7. PM Vanuatu: PBB Harus Akui Kesalahan Masa Lalu Atas Papua (7)
8. PM Vanuatu: Resolusi Dewan HAM PBB Mendukung Janji SBY Soal Dialog Jakarta-Papua (8-Habis)
Sumber : www.majalahselangkah.com