Pages

Pages

Sabtu, 01 Maret 2014

PENGEMBANGAN USAHA MASYARAT HARUS DIPERDAYAKAN OLEH PEMERINTAH SESUAI USAHA MANDIRI RAKYATANYA SENDIRI.

Hasil Karya Mama West Papua (Ilustrasi)
Mama-Mama Papua Berjualan di Jalan Raya bukan di Pasar
Suara Wiyaimana: Kemarin, hari 25/02/2013; Penulis dengan  merasa kehilangan energi serta rasa kepedulian terhadap rakyat yang masih menderita diatas tanah mereka sendiri dengan dominannya kaum kapitalis dan para investor  di Bumi Cendrawasih-Papua yang sangat ekses. Kemarin penulis menyumbangkan dan melaporkan salah satu opini dengan berjudul:“Pengembangan Usaha Masyarakat harus diperdayakan oleh Pemerintah sesuai Usaha Mandiri Rakyatnya Sendiri”.  Kabar opini ini, dilaporkan kepada:www.suarawiyaimana.blogspot.com; Waktu Papua Barat.

Penulis bersama teman-teman kuliah seangkatannya mengikuti penyuluhan dalam rangka “Penetapan Kabupaten. Minahasa sebagai Kabupaten Cabe 2014“. Penyuluhan berlangsung di Gedung Negara Kab.Minahasa-di Tondano, Sulawesi Utara. Dalam rangka penyuluhan ini, bagi Penulis termotivasi dan terinspirasi untuk mengembangkan usaha bisnis mikro menjadi usaha yang harus dikembangkan bagi setiap orang, terutama bagi mereka yang berminat pada usaha mandiri rakyat. Pada pertama kalinya, Penulis merasa tertarik dengan begitu antusias pemaparan materi tentang "Cara Mengembangkan Usaha Masyarakat" dan materinya dipaparkan oleh Pemerintah setempat dan dihadirkan beberapa cabang Bank yang ada di Sulut. Yang dimaksud dengan kehadiran pihak Pemerintah dan Bank untuk  menetapkan minahasa sebagai produk cabe terbesar di Indonesia. Ketika penulis melihat betapa begitu beratian pemerintah daerah terhadap rakyat setempat, bagi penulis merasa terkesan dengan adanya revitalisasi pertumbuhan ekonomi Sulawesi utara semakin meningkat. Oleh karenanya,  diperlukan pengetahuan dan pengalaman adalah modal dasar sebelum memulai pengembangan usaha mikro rakyat secara mandiri serta dibangunnya daearah sendiri adalah sosok yang diharapkan oleh rakyat dan pemerintah setempat.

Dalam pengembangan Usah Mikro rakyat Kab.Minahasa Provinsi Sulawesi Utara program kerja saat ini, dijalankan sesuai kebutuhan rakyat; katanya. Penulis membandingkan usaha mikro masyarakat Minahasa dan masyarakat papua sangat berbeda. Karena penulis melihat masyarakat minahasa lebih bermandiri dan punya inisiatif untuk mengembangkan usaha mereka sementara menunggu bantuan dari pemerintah setempat.  Sedangkan masyarakat papua harus menunggu dana dari pemerintah lalu dimulai dengan usahanya. Ini salah satu pola berfikir yang keliru untuk mengembangkan usaha  mikro dalam rumah tangganya sendiri. Kerena menurut saya, masyarakat minahasa punya inisiatif untuk mendapatkan uang atau modal melalui hasil keringat mereka seperti masyarakt papua yang hidup sebelum ada otsus. 
 
Sedangkan kehidupan masyarakat papua saat ini lebih dimanja melalui dana otonomi khusus. Sehingga itulah memunculkan berbagai persoalan sebagai faktor penghambat pembangunan. Danah otsus yang dikucurkan dari pemerintah pusat tujuannya untuk mensejahterakan rakyat tetapi itu semuanya tidak menyentuh terhadap rakyat papua.

Ketika saya masih muda,  saya dibesarkan dengan makanan alamiah dengan hasil keringat dari orangtua tetapi saat ini, masyarakat papua sudah kehilangan energi untuk bekerja, berkebun, berburu, dan bertani. Seharusnya, masyarakat pribumi berdaya diatas tanah mereka tanpa menguasai kaum kapitalis dan para investor dari luar. Tetapi saat ini, penyalahgunaan dana otsus provinsi papua maupun papua barat belum menyalurkan dana sesuai kebutuhan rakyat, melainkan asal dibagikan tanpa mekanisme kerja. Itu realita yang sedang terjadi di Papua. Oleh karenanya, pemerintah provinsi maupun pemerintah daearah harus memantau dan mengawasih setiap sektor usaha masyarakat sehingga dengan meningkatnya perekonomian rumah tangga bagi orang papua dapat merasakannya. Dan pemerintah harus memfasiliasi saran dan prasara sebagai pasar tradisional sehingga rakyat papua juga bisa bersaing dengan pengusaha-pengusaha lain. Jangan terjadi penggusuran demi penggusuaran terhadap rakyat pribumi. Karena saya sendiri pernah melihat mama-mama papua menjual usaha mereka dipinggiran jalan  raya. 
 
Sedangkan para pedagang lainnya yang berasal dari jawa, sumatera, Sulawesi dan Maluku mereka menjual barang dagangan dengan fasilitasi yang memadai. Bahkan uang turdes dengan beras JPS yang disediahkan oleh pemerintah untuk rakyat papua itu, adalah salah satu pembunuhan energi untuk bekerja bagi orang papua sehingga diharapkan bahwa Pemerintah harus melihat usaha dari masyarakt sendiri.

Sesuai dengan konteks diatas ini, saya melihat masyarakat jawa, sulawesi dan kepulauan lain di Indonesia lebih maju perekonomian melalui Pengembangan usaha Masyarakat. Sedangkan provinsi papua terkenal dengan dana otonomi khusus yang lebih besar tetapi pada realitanya masyarakt lebih dimarjinalisasi dan terintimidasi oleh Pemerintah sendiri terhadap rakyatnya atau orangnya. Oleh karenya, manusia diciptakan oleh Tuhan untuk mengayomi, menyediakan dan memperdayakan sesuai kebutuhan rakyatnya. Kehidupan suatu bangsa atau suatu wilayah perlu dibenahi atas kelalaian dalam menjalankan tugas yang dipercayahkan itu. Dan pemerintah jangan menutup mata atas ketidakadilan yang terus-menerus terjadi pada rakyat penghuni atau pribumi selama ini. Bila pemerintah tak mampu untuk merubahkan atau mensejahterahkan rakyat, lebih baik dibuka ruang demokrasi sebagai penentuan nasib sendiri bagi mereka yang hendak memisahkan diri dari kolanial Indinesia. “Syalom Sukses"

Oleh: Tamogeikagopai/MS


Penulis adalah salah satu Mahasiswa asal Papua yang sedang menimba ilmu di Sulawesi Utara Manado.