_@Natho M Pigai |
Sejak
berintegrasi dengan Negara terroris “indoensia”
pulau yang kaya dan unik di kategorikan sebagai daerah penjajah atau di sebut (daerah penuh dengan merah). System pemerintahan dan lain segala lini
di tempatkan militer. Daerah papua jadi
Daerah Operasi
Militer. Suku-Bangsa di papua hidup dalam stigmanisasi penjajah oleh militeris indonesia.
Ketika kolonial atau
transmigrasi masuk ketanah
papua atau
tanah penjajahan negara indonesia menerapkan sistem militerisasi ditanah papua.
Pemerintahan Indonesia dan kelompok kapitalis negara indonesia memanfaatkan pejabat-pejabat Papua dan Papua Barat beserta yudas-yudas
diseluruh
tanah air Papua sebagai jembatan perantara mereka dengan rakyat tanah
jajahan. Melihat hukum UU negara penjajahan Indonesia kepemimpinan
legislatif seperti Presiden,Gubernur dan Bupati hanya menjabat dalam 10 tahun. Kekuasan mereka dipakai untuk
memungut hasil produk dari setiap perusahan yang ada di papua seperti PT FI dan sebagainya dengan bebas dan
kemudian hasil kekayaan diserahkan kepada pihak penjajah.
Bagi orang Indonesia yang sementara
berada di atas tanah papua ini sangat tidak merasakan akan penderitaan dan
penjajahan yang di lakukan oleh bangsa Indonesia dalam artinya bahwa penjajahan
yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia baik penjajahan yang di lakukan lewat
bidang ekonomi, budaya, maupun politik ini tidak merasuk pada rakyat Indonesia
yang berada di atas tanah papua, tetapi orang
papua berkulit hitam rambut keriting yang merasa hal tersebut.
Derita dan tangisan air mata darah di atas tanah papua pada setiap orang papua dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam ukuran tertentu, sebenarnya telah
mampu meredakan ketegangan dan menciptakan kedamaian.
Tapi sayangnya tak mampu sebesar apa yang di pikirkan. karena semua
sudah terjebak dalam sistem pemerintahan
negara indonesia.
Orang papua yang hidup
menikmati udara dingin di atas tanah leluhurnya papua barat sangat merasakan
akan penindasan, pemerkosaan, penculikan, pengejaran, pemukulan,
pemenjarahan,dan pembunuhan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia di atas tanah
papua barat.
Akhir kata: Untuk
tanah papua, satukan barisan, satukan kata dan rasa bersama singkirkan
penjajahan di tanah leluhur papua barat.
Penulis Adalah Natho M Pigai Anggota Aliansi
Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bandung.
Sumber : http://suarakritingfree.blogspot.com