Pages

Pages

Rabu, 26 Maret 2014

PAPUA DI BALIK DERITA PENJAJAHAN KOLONIAL

_@Natho M Pigai
Sejak berintegrasi dengan Negara terroris “indoensia”  pulau yang kaya dan unik di kategorikan sebagai daerah penjajah atau di sebut (daerah penuh dengan merah). System pemerintahan dan lain segala lini di tempatkan militer. Daerah papua jadi Daerah Operasi Militer.  Suku-Bangsa di papua hidup dalam stigmanisasi penjajah oleh militeris indonesia.

Ketika kolonial atau transmigrasi  masuk ketanah papua atau tanah penjajahan negara indonesia menerapkan sistem militerisasi ditanah papua. Pemerintahan Indonesia dan kelompok kapitalis negara indonesia memanfaatkan pejabat-pejabat Papua dan Papua Barat beserta yudas-yudas diseluruh tanah air Papua  sebagai jembatan perantara mereka dengan rakyat tanah jajahan. Melihat hukum UU negara penjajahan Indonesia  kepemimpinan legislatif seperti Presiden,Gubernur dan Bupati hanya menjabat dalam 10 tahun. Kekuasan mereka dipakai untuk memungut hasil produk dari setiap perusahan yang ada di papua seperti PT FI dan sebagainya dengan bebas dan  kemudian hasil kekayaan diserahkan kepada pihak penjajah.

Bagi orang Indonesia yang sementara berada di atas tanah papua ini sangat tidak merasakan akan penderitaan dan penjajahan yang di lakukan oleh bangsa Indonesia dalam artinya bahwa penjajahan yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia baik penjajahan yang di lakukan lewat bidang ekonomi, budaya, maupun politik ini tidak merasuk pada rakyat Indonesia yang berada di atas tanah papua, tetapi orang papua berkulit hitam rambut keriting yang merasa hal tersebut.

Derita dan tangisan air mata darah di atas tanah papua pada setiap orang papua dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam ukuran tertentu, sebenarnya telah mampu meredakan ketegangan dan menciptakan kedamaian. Tapi sayangnya tak mampu sebesar apa yang di pikirkan. karena semua sudah terjebak dalam  sistem pemerintahan negara indonesia.

Orang papua yang hidup menikmati udara dingin di atas tanah leluhurnya papua barat sangat merasakan akan penindasan, pemerkosaan, penculikan, pengejaran, pemukulan, pemenjarahan,dan pembunuhan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia di atas tanah papua barat.

Akhir kata: Untuk tanah papua, satukan barisan, satukan kata dan rasa bersama singkirkan penjajahan di tanah leluhur papua barat.


 
Penulis Adalah Natho M Pigai Anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bandung.