Wenas Kobogau (foto/dok) |
Oleh : Wenas
Kobogau
Gambaran ini
kita membahwa kita tidak meminum air dari sumur kita tetapi sumur kita sedang
dihancurkan oleh orang lain. Kita harus memulai dengan membangun dari sejarah
yang kita miliki. Kita harus membangun dengan apa yang kita miliki dan yang
telah diberikan oleh Tuhan Alllah kepada leluhur dan nenek moyang kita di Tanah
ini. Kita harus memulai dari Tanah Suci ini. (Holy Lend) Tanah Papua Barat ini.
Dengan demikian kita menemukan identitas kita yang mulai hilang.
Kita harus
menghargai diri kita sendiri dan menerima diri kita sendiri. Kita membangun
dengan budaya kita, bahasa kita, makanan kita, karnah kita punya Tanah, punya
hutan, punya sungi, punya gunung,punya makanan. Kita memiliki segalah-segalanya
. Kita bukan keturunan orang miskin . Kita adalah anak-anak raja, anak-anak
Allah yang kaja. Jangan jual Tanah, jangan jual gunung,jangan jual hutan,
jangan jual air, jangan lepaskan tanah dengan harga sepiring senduk nasi atau
segelas air teh manis.
Jangan
menelantarkan anak-anak dan cucu kita. Anak-anak dan cucu kita kan menjadi tamu
di Tanah dan negeri mereka sendiri. Ketika jual Tanah kita, pada saat itu juga
kita telahmenjual tulang-belulang leluhur, nenek moyang dan menjual hak kesulungan
kita. Kita menghina diri kita sendiri karna kita di bentuk dari debu Tanah.
Kita tidak menghargai Allah. Kita jangan mengulangi kesalahan fatal yang
dilakukan Esau. Sahut Esau : ‘’ Sebentar lagi aku akan mati; apakah
gunanyabagiku hak kesulungan itu ? ‘’ (Kej. 25:29-34).
Saya sengaja
menulis kembali apa yang dituliskan oleh Bapak Pendeta Dumma Socrates Sofian
Joman, dalam buku berjudul “Kita Meminum Air Dari Sumur Kita Sendiri”.
Semoga ini
menjadi perhatian kita bersama untuk menlindungi semua yang diberikan Tuhan
Allah kepada Kami Rakyat Bangsa Papua Barat diatas Tanah Papua ini.
Sumber : http://wenaskobogau.blogspot.com/2014/02/orang-papua-harus-membangun-dari-tanah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar