Pages

Pages

Rabu, 29 Januari 2014

WARGA KULIRIK DONDOBAGA, PUNCAK JAYA MENGUNGSI KE HUTAN

Mulia, Puncak Jaya (Jubi/Indrayadi TH)
Jayapura 28/1 (Jubi) – Masyarakat Kulirik Dondobaga mengungsi ke hutan akibat pembakaran rumah yang dilakukan aparat keamanan. Hal tersebut di ungkapkan Ketua KMPPJ, Metinus Telenggen, Minggu (28/1) siang tadi usai menggelar unjuk rasa damai di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua.

Dirinya mengungkapkan bahwa masyarakat dari Kulirik, Dondobaga semua mengungsi ke hutan karena rumah masyarakat tersebut di bakar aparat keamanan. Namun alasan dibakarnya rumah itu, hingga kini pihaknya belum mengetahui.

“Tapi masyarakat yang berada di dalam gereja, kemarin Minggu (26/1) dikeluarkan dan tidak ikut ibadah. Pembakaran rumah ada di delapan distrik. Kalau jumlah rumah yang dibakar kami tidak tahu berapa jumlahnya, yang pasti di belakang gereja itu ada banyak rumah yang di bakar, karena di daerah situlah tempat pencurian senjata,” tegas Metinus, Selasa (28/1) siang tadi.

Aparat keamanan menuduh warga setempat yang sebagai TPN OPM. Metinus mengharapkan pemerintah daerah segera menangani masalah ini.

Metinus juga membeberkan keanehan dalam perampasan delapan pucuk senjata api di Pos Polisi sub sektor Kulirik karena dalam perampasan senjata tersebut, tidak ada anggota polisi yang terluka tembak. Ia juga meminta pemerintah menyelesaikan masalah besar tersebut, yang selama tiga belas tahun menurutnya belum ada penyelesaian terkait penembakan yang mengakibatkan banyak korban.

“Bapak, mereka sudah tahu ada delapan senjata hilang di pos polisi kulirik, ini aneh. Kenapa senjata di rampas tapi polisi tidak di tembak. Pejabat yang tidak ditempat membuat masyarakat seperti kehilangan induknya. Masalah TPN OPM di Puncak Jaya selama 12 atau 13 tahun belum ada penyelesaian. Sehingga kami minta pemerintah daerah, tokoh adat, agama, perempuan, pemuda dan tokoh Intelektual duduk bersama-sama untuk mencari solusinya,” ujarnya.

Sebelumnya, Senin (27/1) Kapolres Puncak Jaya, AKBP Marselis Sarimin membantah informasi tentang warga yang dianiaya dan juga soal pembakaran rumah-rumah warga.

“Informasi itu tidak benar, Tidak ada pengepungan gereja, gereja di sini kan jam sembilan keatas. Itu mereka putar balik fakta, tidak ada itu. Polisi dan TNI tidak mungkin melakukan kekerasan di tempat ibadah tersebut. Saya pun telah menghubungi KOMNAS HAM Papua bahwa tidak terjadi pemukulan kepada warga,” tegas Marselis. (Jubi/Indrayadi TH)

Sumber :  www.tabloidjubi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar