Pages

Pages

Selasa, 14 Januari 2014

MAMA YOSEPHA JADI KORBAN KERERASAN PEMBUBARAN AKSI UNJUK RASA OLEH POLISI

Mama Yosefa beserta 40 aktifis lainnya saat di Mapolres Jayapura Kota (Jubi/Indrayadi TH)
Jayapura 13/01 (Jubi) – Pembubaran puluhan aktifis yang sedang melakukan unjuk rasa yakni menyampaikan aspirasi di rumah perwakilan rakyat kantor DPR Papua, dinilai tidak terpuji oleh Yosepha Alomang atau yang biasa dipanggil Mama Yosepha, penerima penghargaan Yap Thiam Hien Award 1999.

Kepada media ini Mama Yosepha mengaku dirinya di tarik-tarik polisi saat membubarkan puluhan pengunjuk rasa di kantor rakyat tadi pagi. Karena dirinya bersama puluhan aktifis lainnya datang ke DPRP untuk menyampaikan aspirasi dari Rakyat Papua.

“Saya bawa harga diri saya untuk menyampaikan aspirasi kepada perwakilan rakyat, saya tidak melakukan kekerasan. Karena kantor DPRP ini untuk aspirasi masyarakat,” tegas penerima penghargaan The Goldman Enviromental Prize 2001 prestisius bidang HAM dan lingkungan hidup dari Amerika pada tahun 24 April 2001 silam, Senin (13/01).

Dirinya tidak di hargai sama sekali oleh polisi, lanjut Mama Yosepha, kenapa polisi lakukan hal seperti itu kepada dirinya. Sebenarnya apa yang Negara Indonesia buat ini tidak patut di puji.

“Segala hal saya yang mengamankan, tapi saya dibuat seperti ini, punya niat untuk bunuh saya. Sedangkan saya yang menyelamatkan mereka, saya di tarik-tarik polisi,” kata Mama Yosehpa sambil menunjukkan jas hujannya yang robek dan tidak bisa digunakan lagi akibat pembubaran tersebut.

Lanjut Mama Yosepha, kejadian itu saat dirinya hendak naik mobil yang mau bawa Markus Haluk ke Polresta. “Saya mau naik mobil, disepak keluar” tuturnya. “Heran saya sudah tua begini mau buat apa,” tambah Mama Yosepha.

Hal senada juga dikatakan, Ketua I KNPB Pusat, Agus Kosay kepada sejumlah wartawan di Mapolres Jayapura Kota. Agus menuturkan bahwa pembubaran tadi aparat keamanan datang langsung menyita atribut yang digunakan untuk unjuk rasa.

“Polisi menyita alat-alat yang kami bawa, spanduk dan lain-lain. Kami tadi sampaikan bahwa kami tidak lakukan tindakan anarkis, tapi mereka tetap bersikeras mengamankan spanduk yang kami bawa. Ada beberapa orang dari rekan-rekan kami saat di bubarkan, polisi lakukan tindakan keras seperti ke mama yosefa dan rekan-rekan yang lain,” kata Agus, Senin (13/01).

Ditempat terpisah, Kapolres Jayapura Kota, AKBP. Alfred Papare mengklaim bahwa penangkapan aktifis di halaman kantor DPRP tersebut sesuai dengan protap kepolisian.

“Siapa bilang, kita malah sayang-sayang mereka kok. Anggota tadi hanya 20 personil sedangkan mereka kurang lebih 30-an orang,”  kata Alfred. (Jubi/Indrayadi TH/Benny Mawel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar