Pages

Pages

Kamis, 09 Januari 2014

KEADILAN BUKAN PENINDASAN SEWENANG-WENANG

  Merdeka adalah Hak dan Kewajiban Bangsa
 
Oleh:Wiyaipai, G. Awimee*(Ms)

Paniai, Suara Wiyaimana: di Bumi Cendrawasih- Papua. Ada sebuah opini yang berjudul “Keadilan bukan Penindasan Sewenang–wenang” dilaporkan kepada: suarawiyaimana.blogspot.com; Hari jumat, Pada tanggal (08/01/2013) di waktu papua barat. Penulis merasa kekhawatiran dengan adanya ketidakadilan dan penindasan yang sering terjadi di Tanah air.

Ketidakadilan dan Penindasan adalah keegoisan yang diperlakukan oleh para koruptor dan penjajah terhadap rakyat yang hendak memisahkan diri dari negara yang masih dijajah saat ini. Papua Barat atau “west papua” adalah sebuah negara yang telah merdeka dan berdaulat dari semenjak tahun 1961, serta alat kelengkapan kenegaraan merupakan suatu simbol yang diwariskan oleh pejuang para leluhur mereka dan realita historis perjuangan sebagai tanda sebuah negara.

Keadilan adalah memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Hak berarti suatu tuntutan yang harus dikabulkan oleh penjajah kepada mereka yang menuntut penentuan nasib sendiri melalui referendum secara demokratis. Penjajah juga wajib mengakui sebuah negara papua barat “west papua” yang berdaulat dan mandiri, agar persamaan hak dan kewajiban menjadi pengakuan sesama manusia di dunia ini. Sebab mereka telah mengalami penyiksaan, penderitaan, dan penganiayaan dari tahun 1961-2013 itu menjadi kekuatan bagi rumpun melanesia di Bumi Cendrawasih. Oleh karenanya, segera membebaskan mereka dari penjajahan dan pembantaian selama ini setelahnya, diabsahkan sebagai pengakuan negara Papua Barat.

Namun disisi lain dizaman globalisasi seperti ini penderitaan juga erat dengan penindasaan dalam arti penderitaan tersebut disebabkan oleh penindasaan namun apa arti penindasan itu sendiri? Penindasaan adalah keadaan dimana seseorang menguasai atau menggilas orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung dengan jangka waktu yang panjang. Sering kali pemimpin justru menindas sehingga komunitas atau rakyat papua barat itu hidup di bawah tekanan dan penganiayaan berat. Berbagai cara dan upaya dia lakukan untuk membuat komunitas atau rakyat papua hidup menderita dan menyengsarakan melalui tindakan sistematis. Realitas penderitaan bukan menjadi suatu tragedi yang diabaikan saat terjadi peristiwa berlangsung. 

Namun pengalaman penderitaan adalah suatu memori yang tak akan dilupakan oleh para generasi penerus menjadi identitas yang ditinggalkan para leluhur. Oleh karenanya, perjuangan kemerdekaan papua telah berada dalam sanubari setiap orang papua sebagai memori yang harus direalisasikan hingga menuju pada kemandirian atau merdeka tunggal.

Tidak adanya pemerataan pendapatan, kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan merupakan tindakan yang membuat komuitas atau rakyat papua barat hidup menderita. Penguasa dunia atau penjajah indonesia tidak punya kekuatan otoriter dan tirani selain pencipta. Orang papua dibunuh, ditindas, dan diperbudak atas tindakan negara indonesia terhadap rumpun melanesia west papua telah menjadi isu internasioanl. Oleh karenanya, mereka sudah punya jaringan yang cukup kuat. Jika mau dengan tindakan negara terhadap rakyat papua secara brutal “ silahkan”. Lagi pula dengan kekuatan militer mau disalibkan nyawa manusia papua "silahkan". Mereka tetap akan melakukan perlawanan demi rakyat bagi rumpun melanesia.

“Mereka bukan babi hutan selalu diburu dan dibunuh terus-menerus di atas tanah mereka. Walaupun negara menerapkan sistematis genosida terhadap rakyat papua barat “rumpun melasia”  tetapi semua tindakan negara indonesia, semoga kau memikul dan membawa nyawa manusia papua kepada pencipta. Dan penciptalah yang akan mengadili sesuai perbuatan di dunia ini”. 

Opini politik ini dapat disimpulkan bahwa, Setiap orang selalu bekerja dan berusaha keras, untuk menghidupi kehidupan keluarganya, lagi pula Pemimpin pejuang yang berada dibelahan dunia, berusaha untuk membebaskan rakyatnya dari penindasan dan penjajahan. Maka sudah berapa lamakah? dan berapa kalikah? Setiap orang papua khususnya “rumpun melanesia” berambut keriting memberikan kontribusi buat mereka yang sedang berjuang ini. Dan jangan sekali-kali mengatakan saya lela untuk berjuang, tetapi berjuanglah dengan sepenuh hati. Hanya seruan perasaan dan penderitaan harus didengar belahan dunia adalah pengakuan atas kejahatan yang diperlakukan selama ini. Dan membebaskan mereka dari segala tindakan terhadap bangsa lain, setelahnya diadakan perundingan secara demokratis yakni, '' Feferemdum '' Merdeka 100% Harha mati.

Demi Kemanusiaan dan Kemerdekaan bagi Rumpun Melanesia Papua Barat di Bumi Cendrawasih.Merdeka adalah Hak dan Kewajiban Bangsa
Sumber : Suara Wiyai Mana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar