Pages

Pages

Rabu, 29 Januari 2014

Gempar: Jangan Gadaikan Referendum

Demontrasi Gempar beberapa waktu lalu. Foto: Ist
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH  -- Mahasiswa Papua di Jayapura dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua (GeMPaR) meminta dengan tegas kepada Gubernur Papua untuk tidak menggadaikan atau  menggunakan kata Referendum untuk mengesahkan draf Otonomi Khusus Plus.

Demikian dikemukan Koordinator Pemuda Gempar, Pilipus Robaha pada Jumpa Pers di Asrama Rusunawa, Perumnas 3, Waena Jayapura Papua, Selasa, (28/01/2014).

"Kita mau mengingatkan kembali kepada pemerintah, lebih  khusus kepada Gubernur Provpinsi Papua,  jangan lupa terhadap aspirasi Gempar  yang pernah kami sampaikan pada tanggal 4 November  2013 lalu. Saat itu, kami menolak Otonomi Khusus Plus atau Undng-Undang Pemerintahan Papua," kata Pilipus Robaha.

Gempar menilai draf Otonomi Khusus Plus yang dibawa ke Jakarta dalam beberapa waktu lalu itu masih kontroversi. Dinilainya, kontroversi terjadi tidak hanya antara rakyat dan gubernur, DPRP dan MRP  tetapi juga dalam lembaga DPRP dan MRP.

Untuk itu, Gempar meminta kepada Guberur Enembe  untuk tidak membawa kembali draf Otonomi Khusus Plus yang kontroversial di Papua.  

Alfares Kapissa, salah satu anggota Gempar menyayangkan pasal referendum yang digunakan dalam draf Otonomi Khusus Plus yang dibawa ke Jakarta itu. Sangat disayangkan terutama kepada Gubernur Provinsi Papua, yang telah  menggadaikan atau  menggunakan kata Referendum untuk mengancam pemerintah Indonesia.

Dikatakan Kapissa, dalam salah satu pasal di draf Otonomi Khusus Plus mengatakan, "Jika Presiden SBY tidak segera menandatangani atau menyetujui UU tersebut maka rakyat Papua akan minta Referendum".

"Ini membuktikan bahwa Gubernur Provinsi Papua. Lukas Enembe punya permainan politik adalah permainanan politik anak SD yang dapat dimainkan juga oleh anak SD," tuturnya.

Gempar juga mengesalkan, MRP dan DPRP yang terkesan menyetujui draf Otonomi Khusus Plus. Dipertanyakan, apakah DPRP dan MRP itu orang yang baru datang di tanah Papua sehingga tidak tahu apa yang terjadi di tanah Papua? Ataukah memang nurani telah tiada.

Diketahui, siang tadi, sekitar pukul 11. 00 WIT draf  Otonomi Khusus Plus ini telah diserahkan  kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  oleh Gubernur Papua dan Papua Barat di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. (Theresia Fransiska Tekege/MS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar