Ilustrasi |
Oleh Desederius Goo *
Orang
papua dan orang Indonesia memang sudah hidup bersama di atas tanah
papua barat, sejak dari tahun 1963 ketika orang Indonesia masuk ke tanah
papua barat, sudah 50-an tahun memang orang papua dan orang Indonesia
sudah tinggal dan makan sama-sama di atas tanah papua, Namun derita dan
air mata yang di rasa antara orang papua dan orang Indonesia sangat
berbeda antara orang Papua dan orang Indonesia yang berada di atas tanah
papua.
Bagi orang Indonesia yang sedang hidup dan menikmati udara dingin di atas tanah papua sedang merasakan bahwa di tanah papua ini sedang hidup dengan aman, damai, tentram tampa ada kekacauan, dan konflik di atas tanah papua ini.
Bagi orang Indonesia yang sementara berada di atas tanah papua ini sangat tidak merasakan akan penderitaan dan penjajahan yang di lakukan oleh bangsa Indonesia dalam artinya bahwa penjajahan yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia baik penjajahan yang di lakukan lewat bidang ekonomi, budaya, maupun politik ini tidak merasuk pada rakyat Indonesia yang berada di atas tanah papua, tanah orang papua berkulit hitam rambut keriting ras Negroid, rumpun Melanesia.
Derita dan tangisan air mata darah di atas tanah papua bertolak belakang antara orang Indonesia dan orang papua dalam kehidupan sehari-haari dari tahun 1963 ketika Indonesia secara besar-besaran mengirim rakyatnya dari jawa, dan berbagai tempat di Negara indonesia di atas tanah papua.
Bagi orang papua yang juga pemilik negeri papua. Sangat merasakan akan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadapa orang papua, tanah papua, alam papua. Seakan-akan tanah papua ini di sebut dengan tanah Pertumpahan Darah, kenapa harus di bilang tanah Pertumpahan Darah..? Karena di atas tanah papua orang papua pemilik negeri papua selalu di bunuh, di perkosa, dan di lakukan tidak adil oleh bangsa Indonesia, ini terbukti dengan berbagai pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, pemencarahan, pengejaran yang terjadi di atas tanah papua dari masuknya Indonesia pada tahun 1963 itu sampai sekarang ini, maka wajarlah tanah papua di sebut dengan tanah Pertumpahan Darah atau Negeri penuh Darah “Papua Negeri Penuh Darah”.
Orang papua yang hidup menikmati udara dingin di atas tanah leluhurnya papua barat sangat merasakan akan penindasan, pemerkosaan, penculikan, pengejaran, pemukulan, pemenjarahan,dan pembunuhan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia di atas tanah papua barat.
Tidak puas dengan apa yang di lakukan oleh bangsa Indonesia terhadap manusia papua, sehingga semua alam kekayaan yang di atas tanah papua pun di klaim oleh bangsa Indonesia sebagai miliknya. Seakan-akan semua ciptaan tuhan yang ada di atas tanah papua barat adalah milik Negara Indonesia. Ini terbukti ketika bangsa Indonesia menggadai PT Freeport Indonesia (PT:FI) yang berada di tanah orang papua, kepada Amerika demi memenangkan PEPERA 1969.
Sebagian besar tanah milik orang papua di gunakan sebagai tanah milik Negara Indonesia, tidak puas hanya tanah papua, orang papua yang melakukan perlawanan akan hak ulayatnya pun terus di bunuh dan di buang seakan-akan orang papua bukan lagi manusia tetapi di pandangan Negara Indonesia orang papua adalah binatanng yang harus di buruh oleh bangsa Indonesia.
Penulis Adalah Desederius Goo Anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar