Robertus Nauw |
Oleh : Robertus Nauw
Kriminalisasi, intimidasi, diskriminasi, pembungkaman, dan apapun
namanya mulai dialamatkan kepada dan atas aksi-aksi Komite Nasional
Papua Barat (KNPB) di tanah Papua. Kriminalisasi, intimidasi,
diskriminasi, pembungkaman, dan apapun namanya itu dilakukan atas nama
Undang-Undang Republik Indonesia, sebagai Undang-Undang peninggalan
Belanda.
Label-label yang dialamatkan kepada gerakan KNPB ini tampak digiring oleh pihak aparat dan sebagian pemuda. Tentu, didukung oleh media massa lokal dan nasional. Kondisi ini tampaknya mulaih ditelan bulat-bulat oleh masyarakat Papua, terutama masyarakat dan mahasiswa yang selama ini apatis dalam memperjuangkan kepentingan rakyat dan kemauan menjadi bangsa yang bebas.
Tentu, kita terjebak dan mulai mengamini apa yang digiring oleh pihak-pihak yang menginginkan demokrasi dan hak-hak sipil rakyat Papua terbungkam. Kita (rakyat Papua) mulai ikut melabeli KNPB sebagaimana diinginkan oknum-oknum tertentu yang tidak ingin orang Papua maju dan berkembang ke arah yang lebih baik.
Tetapi, pertanyaannya adalah apakah kemudian lebel-label dan kondisi ini mampu meredam salah satu perjuangan organisasi massa sekelas KNPB dan visinya?
Menurut penulis adalah suatu hal yang tidak mungkin. Alasannya bukan baru kali ini isu yang menyudutkan dilontarkan dan dialamatkan kepada pihak KNPB. Di awal tulisan ini penulis menyebutkan KNPB adalah salah satu organisasi massa, artinya masih banyak organisasi gerakan yang memperjuangkan martabat bangsa Papua yang hakiki yakni untuk bebas dan sejajar dengan bangsa lain.
Penulis ingin menyoal tentang isu dan kritik anti KNPB yang dibangun dan dimunculkan aparat Kepolisian Republik Indonesia, dalam hal ini pihak Polda Papua dan jajarannya belakangan ini. Tidak sedikit elit dan mahasiswa oportunis Papua yang ikutan menggonggong. Padahal, jika kita obyektif, KNPB di setiap aksinya selalu mengutamakan kebersamaan, cinta damai dan mengedepankan etos rasional dalam setiap perjuangan mereka.
Namun tetap saja dijadikan "kambing hitam" dan berusaha diletakkan hingga ke pinggir pojok perjuangan. Menurut saya, KNPB pantas tampil dalam ruang publik dan diterima di semua golongan karena membela kebenaran. Artinya, pihak KNPB tidak pernah menghendaki adanya pertumpahan darah dan kekerasan. Karena, tentu semua orang tidak mau kekerasan.
Saya melihat, KNPB memberi nilai transformatif politik bagi rakyat marjinal yang memperjuangkan hak mereka yang dipasung, dirampas, dan diterlantakan. Penulis melihat ideologi yang diusung KNPB tidak sekedar dogma dan kepercayaan saja, tetapi juga merupakan etika, wawasan kemanusiaan, dan ilmu sosial.
Mereka (KNPB) paham akan pentingnya memunculkan gerakan rakyat dalam wajah pembebasan yang berangkat dari dogma (keyakinan) menuju revolusi, yakni kemauan yang kuat menjadi bangsa dan orang-orang bebas. Dari kerangka ini, KNPB hadir untuk menjadi organisasi massa dengan sebuah spirit ideologi pembebasan yang berhasil menarik simpati dan empati masyarakat.
Barangkali realita "spirit pembebasan" inilah yang kemudian pihak aparat dan dan elit oportunis Papua sebut: KNPB sebagai organisasi Kiri Papua. Itu fakta bahwa KNPB makin dicintai oleh rakyat karena perjuangkan nilai kultural yang dianggap mampu membebaskan rakyat jelata dari cengkeraman kaum kolonial.
Inilah alasan mengapa setiap mendengar nama KNPB, semua kaum oportunis Papua menjadi ketakutan, bahkan para pemuda dan mahasiswa oportunisnya seakan kencing berdiri, bahkan mati ketakutan, sehingga ikut-ikutan menggonggong. Ini bukti bahwa KNPB perlu mendapat perhatian serius karena memiliki nilai transformatif yang tinggi.
Nilai transformatif itu dapat dilihat dalam upaya menjadikan KNPB sebagai landasan moral dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan untuk membebaskan rakyat pemilik negeri leluhur, Papua.
Sangat berbeda bila dibandingkan dengan OKP-OKP boneka lainnya. Alasannya OKP itu mereka ada tetapi tidak hidup, berbeda dengan KNPB. Mereka tidak ada, tetapi hidup, maaf penulis melihat dari perspektif aturan di Kesbangpol yang dipersoalkan beberapa OKP terhadap KNPB ini.
Sebuah Kritik
Sangat miris, ketika penulis membaca tabloidjubi.com edisi 5 Desember 2013. Di sana, salah satu OKP di Kota Jayapura meminta pihak keamanan dan Kesbangpol tindak tegas KNPB. Alasan dia, "Organisasi itu tidak jelas, dalam hal anggaran dasar anggaran rumah tangga, dan cari siapa pendirinya tembak mati di tempat saja orang seperti begitu."
Pernyataan seperti itu, menurut penulis harus dikritisi alasannya. Organisasi mahasiswa yang mengatasnamakan pemuda dan rakyat Papua seperti itu seharusnya malu besar karena secara tidak sadar mereka telah dan sedang bercermin di kaca yang retak. Karena masyarakat hari ini tahu betul, hak rakyat mana yang mereka perjuangkan, orang Papua mana yang mereka peduli, apakah karena menyuarakan seruan tangkap koruptor di Papua. Itu yang kita sebut peduli rakyat Papua? Omong kosong sekali!
Masyarakat awam yang tidak pernah mengalami pendidikan pengkaderan di organisasi mana pun, secara sadar dan jujur sangat amat simpati dengan perjuangan organisasi massa sekelas KNPB ketimbang organisasi lainnya yang ada di Papua. Sebut saja organisasi anti KNPB yang tidak jelas seperti KMP3R.
Menurut analisa sederhana penulis, organisasi ini (KMP3R) kemungkinan mendapat simpati yang kurang dari masyarakat, mahasiswa dan pemuda. Karena, aktivitas mereka tidak jelas, sekretariat mereka tidak jelas, pengurus dan anggota tidak jelas, alur perjuangan tidak jelas. Bukan hanya itu, dari semua aktivis KMP3R kita tahu latarbelakang mereka, yakni pemuda yang hanya mencari jati diri dalam hal organisasi kampus dan organisasi kepemudaan lainnya. Mereka adalah korban cuci otak dan agitasi dan mau tampil sebagai pahlawan untuk membela kemunafikan yang ada.
Mengapa saya katakana begitu?
Pertama, penulis secara jujur belum pernah lihat organisasi ini melakukan aksi nyata di kota bahkan provinsi di Papua dan Papua Barat. Kalaupun kemarin mereka sempat menyuarakan soal kasus korupsi di Papua, saya pikir itu sah-sah saja. Tentu karena bukan satu pikiran murni organisasi ini, namun itu hanya memuluskan kepentingan orang-orang tertentu yang mencari untung dari dinamika itu.
Artinya, harus diingat perjuangan Papua bukan persoalan makan atau minum apalagi soal "demo korupsi" lantas selesaikan masalah Papua.
Kedua, KNPB adalah aktivis sejati karena aktivitas mereka ada dan hidup di dunia nyata, bukan di dunia maya. Mereka bukan banci kaleng yang hanya bersuara di media massa seperti kebanyakan aktivis lainnya yang hanya bisa bicara di koran-koran lokal dan hilang di realita gerakan sesungguhnya. Soal aturan KNPB dinilai tidak ada ijin OKP di Kesbangpol, seperti kata para anti KNPB.
Namun mereka harus mengakui belum ada ijin saja sudah hidup apalagi, ada surat ijin, yang ada para anti KNPB semua cari jalan, entah! Ingat, KNPB adalah gerakan perlawanan dan tentu dirasa tidak penting untuk mendaftarkan pada pihak yang mereka lawan.
Ketiga, organisasi seperti KMP3R hanya bisa bersuara di media massa (aktivis dunia maya). Penulis ulangi sekali lagi, KMP3R hanya bisa besuara di media massa, bukan bersuara di gerakan aksi nyata (kegiatan kontra aksi). Alasannya karena mereka selalu hanya protes pernyataan rekan-rekan KNPB baik seruan untuk membubarkan, seruan untuk menangkap dan tindak tegas sampai seruan tembak mati pendiri KNPB. Anehnya di sini, KMP3R baru ada ketika KNPB melakukan aksi-aksi nyata.
Hal ini kemudian punya arti lain bagi penulis yakni, organisasi ini (KMP3R) kemungkinan hadir pasca KNPB sebagai salah satu oraganisasi massa, mulai flamboyan di seantero tanah Papua. Maka, mereka kemungkinan hadir sebagai organisasi kontra KNPB. Soal risalah organisasinya sendiri, KMP3R adalah organisasi KJ (Kurang Jelas). Sehingga jangan pernah teman-teman berpikir bisa gagalkan perjuangan rakyat Papua, lewat beberapa organisasi gerakannya, dalam hal ini yang menjadi perhatian penulis adalah KNPB. Karena menurut hemat penulis, lawan KNPB sama dengan tidak ada masa depan.
KNPB berjuang mewakili suara TUHAN-nya bangsa Papua. KNPB berjuang mewakili tanah dan alam Papua dan KNPB berjuang mewakili adat sebagai jati diri rakyat Papua. Di mana KNPB sangat menarik simpati rakyat.
Jadi, jangan teman-teman berpikir KMP3R mampu sebagai sosok yang menghalangi kebebasan demokrasi, yang disuarakan KNPB. Karena teman-teman (KMP3R) tidak akan dapat simpati, ibarat pemuda yang mimpi basah di malam hari. So, karena kejar kenikmatan yang semu, namun fakta rill nol bulat.
Saya punya cerita yang memalukan, beberapa kali teman (KMP3R) buat aksi massa ke DPR dan beberapa tempat yang ada. Organisasi KMP3R ini mencari-cari peserta atau massa untuk mendemo.
Bukan hanya itu, beberapa asrama mahasiswa Sorong di kota Jayapura yang juga adalah korban dari oragnisasi ini, seperti yang sempat dituturkan oleh salah satu ketua asrama Sorong kepada penulis. Ia menuturkan bahwa "Semua penghuni mahasiswanya digerakan, dan setelah aksinya usai baru satu per satu mahasiswanya dipanggil berdasarkan abjad untuk mengambil uang makan sebagai tanda terima kasih karena sudah turut hadir dalam aksi yang digalang KMP3R".
Dari cerita singkat para korban aksi kepada penulis menunjukkan, organisasi OSIS jauh lebih terhormat dari pada teman-teman di KMP3R.
Yang harus diingat oleh semua pihak, KNPB kayaknya tidak terganggu dengan aksi makan minum seperti itu, karena KNPB memiliki esensi sebagai gagasan yang bekerja untuk keadilan, solidaritas, dan pembebasan. Implikasi logis adalah memperjuangkan kondisi masyarakat yang penuh kontradiksi dan diskriminasi dalam banyak hal, serta pelanggaran HAM, dan lain sebagainya yang lebur dalam satu kata Lawan.
Makan dan minum ini membuat kaum Papua oportunis perlu berlari. Entah berlari untuk mengejar atau menjauh. Kadang pula satu-satunya jawaban adalah berlari, tak ada pilihan lain kecuali kalau memang memilih untuk hadir di dunia hanya sebagai pelengkap penderitaan sebagai yang tersisih.
Banyak orang yang bingung saat hendak berlari, tak tahu berlari ke mana, tak tahu berlari pakai apa, atau repotnya, tak tahu berlari demi memperjuangkan apa. Namun dengan kepercayaan masyarakat yang ada, maka bukan tidak mungkin organsisasi massa sekelas KNPB takan pernah mati ditelan waktu dan zaman, aura itu penulis rasakan lewat slogan mereka yakni "Lawan".
Rakyat harus ingat, betapa KNPB tahu, mereka berlari demi memperjuangkan apa? Kematian para aktivis KNPB, penangkapan semena-mena-mena aktivis KNPB, intimidasi, terror dan pembungkaman dan penetapan aktivis KNPB dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) yang paling dicari di bangsa ini adalah bukti bahwa KNPB dan ideologi "Spirit Pembebasan" bukan hal yang remeh-temeh.
Untuk itu, rakyat Papua kita harus dukung penuh pergerakan mereka, demi sebuah masa kelegaan yang kita harapkan. Dan tolong masyarakat jangan melihat sinis atau negatif perjuangan KNPB dari propaganda media dan wacana elit oportunis yang anti KNPB, apalagi telan bulat-bulat wacana itu.
Penulis harap untuk jeli, artinya kalau ko orang Papua wajib Save KNPB!
Robertus Nauw adalah Mantan Aktivis BEM STIKOM Muhhamadiyah Jayapura Papua, 2009 dan Anggota FLP Papua Barat.
Label-label yang dialamatkan kepada gerakan KNPB ini tampak digiring oleh pihak aparat dan sebagian pemuda. Tentu, didukung oleh media massa lokal dan nasional. Kondisi ini tampaknya mulaih ditelan bulat-bulat oleh masyarakat Papua, terutama masyarakat dan mahasiswa yang selama ini apatis dalam memperjuangkan kepentingan rakyat dan kemauan menjadi bangsa yang bebas.
Tentu, kita terjebak dan mulai mengamini apa yang digiring oleh pihak-pihak yang menginginkan demokrasi dan hak-hak sipil rakyat Papua terbungkam. Kita (rakyat Papua) mulai ikut melabeli KNPB sebagaimana diinginkan oknum-oknum tertentu yang tidak ingin orang Papua maju dan berkembang ke arah yang lebih baik.
Tetapi, pertanyaannya adalah apakah kemudian lebel-label dan kondisi ini mampu meredam salah satu perjuangan organisasi massa sekelas KNPB dan visinya?
Menurut penulis adalah suatu hal yang tidak mungkin. Alasannya bukan baru kali ini isu yang menyudutkan dilontarkan dan dialamatkan kepada pihak KNPB. Di awal tulisan ini penulis menyebutkan KNPB adalah salah satu organisasi massa, artinya masih banyak organisasi gerakan yang memperjuangkan martabat bangsa Papua yang hakiki yakni untuk bebas dan sejajar dengan bangsa lain.
Penulis ingin menyoal tentang isu dan kritik anti KNPB yang dibangun dan dimunculkan aparat Kepolisian Republik Indonesia, dalam hal ini pihak Polda Papua dan jajarannya belakangan ini. Tidak sedikit elit dan mahasiswa oportunis Papua yang ikutan menggonggong. Padahal, jika kita obyektif, KNPB di setiap aksinya selalu mengutamakan kebersamaan, cinta damai dan mengedepankan etos rasional dalam setiap perjuangan mereka.
Namun tetap saja dijadikan "kambing hitam" dan berusaha diletakkan hingga ke pinggir pojok perjuangan. Menurut saya, KNPB pantas tampil dalam ruang publik dan diterima di semua golongan karena membela kebenaran. Artinya, pihak KNPB tidak pernah menghendaki adanya pertumpahan darah dan kekerasan. Karena, tentu semua orang tidak mau kekerasan.
Saya melihat, KNPB memberi nilai transformatif politik bagi rakyat marjinal yang memperjuangkan hak mereka yang dipasung, dirampas, dan diterlantakan. Penulis melihat ideologi yang diusung KNPB tidak sekedar dogma dan kepercayaan saja, tetapi juga merupakan etika, wawasan kemanusiaan, dan ilmu sosial.
Mereka (KNPB) paham akan pentingnya memunculkan gerakan rakyat dalam wajah pembebasan yang berangkat dari dogma (keyakinan) menuju revolusi, yakni kemauan yang kuat menjadi bangsa dan orang-orang bebas. Dari kerangka ini, KNPB hadir untuk menjadi organisasi massa dengan sebuah spirit ideologi pembebasan yang berhasil menarik simpati dan empati masyarakat.
Barangkali realita "spirit pembebasan" inilah yang kemudian pihak aparat dan dan elit oportunis Papua sebut: KNPB sebagai organisasi Kiri Papua. Itu fakta bahwa KNPB makin dicintai oleh rakyat karena perjuangkan nilai kultural yang dianggap mampu membebaskan rakyat jelata dari cengkeraman kaum kolonial.
Inilah alasan mengapa setiap mendengar nama KNPB, semua kaum oportunis Papua menjadi ketakutan, bahkan para pemuda dan mahasiswa oportunisnya seakan kencing berdiri, bahkan mati ketakutan, sehingga ikut-ikutan menggonggong. Ini bukti bahwa KNPB perlu mendapat perhatian serius karena memiliki nilai transformatif yang tinggi.
Nilai transformatif itu dapat dilihat dalam upaya menjadikan KNPB sebagai landasan moral dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan untuk membebaskan rakyat pemilik negeri leluhur, Papua.
Sangat berbeda bila dibandingkan dengan OKP-OKP boneka lainnya. Alasannya OKP itu mereka ada tetapi tidak hidup, berbeda dengan KNPB. Mereka tidak ada, tetapi hidup, maaf penulis melihat dari perspektif aturan di Kesbangpol yang dipersoalkan beberapa OKP terhadap KNPB ini.
Sebuah Kritik
Sangat miris, ketika penulis membaca tabloidjubi.com edisi 5 Desember 2013. Di sana, salah satu OKP di Kota Jayapura meminta pihak keamanan dan Kesbangpol tindak tegas KNPB. Alasan dia, "Organisasi itu tidak jelas, dalam hal anggaran dasar anggaran rumah tangga, dan cari siapa pendirinya tembak mati di tempat saja orang seperti begitu."
Pernyataan seperti itu, menurut penulis harus dikritisi alasannya. Organisasi mahasiswa yang mengatasnamakan pemuda dan rakyat Papua seperti itu seharusnya malu besar karena secara tidak sadar mereka telah dan sedang bercermin di kaca yang retak. Karena masyarakat hari ini tahu betul, hak rakyat mana yang mereka perjuangkan, orang Papua mana yang mereka peduli, apakah karena menyuarakan seruan tangkap koruptor di Papua. Itu yang kita sebut peduli rakyat Papua? Omong kosong sekali!
Masyarakat awam yang tidak pernah mengalami pendidikan pengkaderan di organisasi mana pun, secara sadar dan jujur sangat amat simpati dengan perjuangan organisasi massa sekelas KNPB ketimbang organisasi lainnya yang ada di Papua. Sebut saja organisasi anti KNPB yang tidak jelas seperti KMP3R.
Menurut analisa sederhana penulis, organisasi ini (KMP3R) kemungkinan mendapat simpati yang kurang dari masyarakat, mahasiswa dan pemuda. Karena, aktivitas mereka tidak jelas, sekretariat mereka tidak jelas, pengurus dan anggota tidak jelas, alur perjuangan tidak jelas. Bukan hanya itu, dari semua aktivis KMP3R kita tahu latarbelakang mereka, yakni pemuda yang hanya mencari jati diri dalam hal organisasi kampus dan organisasi kepemudaan lainnya. Mereka adalah korban cuci otak dan agitasi dan mau tampil sebagai pahlawan untuk membela kemunafikan yang ada.
Mengapa saya katakana begitu?
Pertama, penulis secara jujur belum pernah lihat organisasi ini melakukan aksi nyata di kota bahkan provinsi di Papua dan Papua Barat. Kalaupun kemarin mereka sempat menyuarakan soal kasus korupsi di Papua, saya pikir itu sah-sah saja. Tentu karena bukan satu pikiran murni organisasi ini, namun itu hanya memuluskan kepentingan orang-orang tertentu yang mencari untung dari dinamika itu.
Artinya, harus diingat perjuangan Papua bukan persoalan makan atau minum apalagi soal "demo korupsi" lantas selesaikan masalah Papua.
Kedua, KNPB adalah aktivis sejati karena aktivitas mereka ada dan hidup di dunia nyata, bukan di dunia maya. Mereka bukan banci kaleng yang hanya bersuara di media massa seperti kebanyakan aktivis lainnya yang hanya bisa bicara di koran-koran lokal dan hilang di realita gerakan sesungguhnya. Soal aturan KNPB dinilai tidak ada ijin OKP di Kesbangpol, seperti kata para anti KNPB.
Namun mereka harus mengakui belum ada ijin saja sudah hidup apalagi, ada surat ijin, yang ada para anti KNPB semua cari jalan, entah! Ingat, KNPB adalah gerakan perlawanan dan tentu dirasa tidak penting untuk mendaftarkan pada pihak yang mereka lawan.
Ketiga, organisasi seperti KMP3R hanya bisa bersuara di media massa (aktivis dunia maya). Penulis ulangi sekali lagi, KMP3R hanya bisa besuara di media massa, bukan bersuara di gerakan aksi nyata (kegiatan kontra aksi). Alasannya karena mereka selalu hanya protes pernyataan rekan-rekan KNPB baik seruan untuk membubarkan, seruan untuk menangkap dan tindak tegas sampai seruan tembak mati pendiri KNPB. Anehnya di sini, KMP3R baru ada ketika KNPB melakukan aksi-aksi nyata.
Hal ini kemudian punya arti lain bagi penulis yakni, organisasi ini (KMP3R) kemungkinan hadir pasca KNPB sebagai salah satu oraganisasi massa, mulai flamboyan di seantero tanah Papua. Maka, mereka kemungkinan hadir sebagai organisasi kontra KNPB. Soal risalah organisasinya sendiri, KMP3R adalah organisasi KJ (Kurang Jelas). Sehingga jangan pernah teman-teman berpikir bisa gagalkan perjuangan rakyat Papua, lewat beberapa organisasi gerakannya, dalam hal ini yang menjadi perhatian penulis adalah KNPB. Karena menurut hemat penulis, lawan KNPB sama dengan tidak ada masa depan.
KNPB berjuang mewakili suara TUHAN-nya bangsa Papua. KNPB berjuang mewakili tanah dan alam Papua dan KNPB berjuang mewakili adat sebagai jati diri rakyat Papua. Di mana KNPB sangat menarik simpati rakyat.
Jadi, jangan teman-teman berpikir KMP3R mampu sebagai sosok yang menghalangi kebebasan demokrasi, yang disuarakan KNPB. Karena teman-teman (KMP3R) tidak akan dapat simpati, ibarat pemuda yang mimpi basah di malam hari. So, karena kejar kenikmatan yang semu, namun fakta rill nol bulat.
Saya punya cerita yang memalukan, beberapa kali teman (KMP3R) buat aksi massa ke DPR dan beberapa tempat yang ada. Organisasi KMP3R ini mencari-cari peserta atau massa untuk mendemo.
Bukan hanya itu, beberapa asrama mahasiswa Sorong di kota Jayapura yang juga adalah korban dari oragnisasi ini, seperti yang sempat dituturkan oleh salah satu ketua asrama Sorong kepada penulis. Ia menuturkan bahwa "Semua penghuni mahasiswanya digerakan, dan setelah aksinya usai baru satu per satu mahasiswanya dipanggil berdasarkan abjad untuk mengambil uang makan sebagai tanda terima kasih karena sudah turut hadir dalam aksi yang digalang KMP3R".
Dari cerita singkat para korban aksi kepada penulis menunjukkan, organisasi OSIS jauh lebih terhormat dari pada teman-teman di KMP3R.
Yang harus diingat oleh semua pihak, KNPB kayaknya tidak terganggu dengan aksi makan minum seperti itu, karena KNPB memiliki esensi sebagai gagasan yang bekerja untuk keadilan, solidaritas, dan pembebasan. Implikasi logis adalah memperjuangkan kondisi masyarakat yang penuh kontradiksi dan diskriminasi dalam banyak hal, serta pelanggaran HAM, dan lain sebagainya yang lebur dalam satu kata Lawan.
Makan dan minum ini membuat kaum Papua oportunis perlu berlari. Entah berlari untuk mengejar atau menjauh. Kadang pula satu-satunya jawaban adalah berlari, tak ada pilihan lain kecuali kalau memang memilih untuk hadir di dunia hanya sebagai pelengkap penderitaan sebagai yang tersisih.
Banyak orang yang bingung saat hendak berlari, tak tahu berlari ke mana, tak tahu berlari pakai apa, atau repotnya, tak tahu berlari demi memperjuangkan apa. Namun dengan kepercayaan masyarakat yang ada, maka bukan tidak mungkin organsisasi massa sekelas KNPB takan pernah mati ditelan waktu dan zaman, aura itu penulis rasakan lewat slogan mereka yakni "Lawan".
Rakyat harus ingat, betapa KNPB tahu, mereka berlari demi memperjuangkan apa? Kematian para aktivis KNPB, penangkapan semena-mena-mena aktivis KNPB, intimidasi, terror dan pembungkaman dan penetapan aktivis KNPB dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) yang paling dicari di bangsa ini adalah bukti bahwa KNPB dan ideologi "Spirit Pembebasan" bukan hal yang remeh-temeh.
Untuk itu, rakyat Papua kita harus dukung penuh pergerakan mereka, demi sebuah masa kelegaan yang kita harapkan. Dan tolong masyarakat jangan melihat sinis atau negatif perjuangan KNPB dari propaganda media dan wacana elit oportunis yang anti KNPB, apalagi telan bulat-bulat wacana itu.
Penulis harap untuk jeli, artinya kalau ko orang Papua wajib Save KNPB!
Robertus Nauw adalah Mantan Aktivis BEM STIKOM Muhhamadiyah Jayapura Papua, 2009 dan Anggota FLP Papua Barat.
Sumber : www.majalahselangkah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar