Jeremy, pria warga Kanada pekampanye Papua Merdeka dengan sepeda bersama Tahanan Aktivis Papua Merdeka di LP ABEPURA |
Jayapura,
16/12 (Jubi) – Jeremy, pria warga Kanada pekampanye Papua Merdeka
dengan sepeda di beberapa negara telah tiba di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Abepura, Kota Jayapura, Papua, (16/12), siang ini, pukul 11:32
waktu Papua.
“Saya punya kepentingan menyerahkan dokumen ini saja kepada para tahanan politik lalu mau pulang,” tutur pria bernama lengkap Jeremy Bally ini kepada tabloidjubi.com sebelum bertemu para tahahan politik Papua Merdeka di LP Abepura.
Dokumen itu berisi kampanyenya tentang sejarah Integrasi Papua, perjuangan rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri dan kekerasan militer Indonesia terhadap rakyat Papua selama 50 tahun. “Saya melakukan perjalanan ini selama enam bulan di tujuh negara. Terakhir saya kunjungi Australia kemudian masuk ke Papua,” tuturnya sambil menunjukan dokumen itu kepada tabloidjubi.com
Jeremy tiba di LP bertemu para tahan politik Papua Merdeka. Kehadiran Jeremy disambut Filep Karma, Forkorus Yaboisembut, Selpius Bobi, Dominikus Surabut, Victor Yeimo, Agust Kraar , Yudison Murib dan tahanan politik yang lain.
Victor Yeimo harus menjelaskan kondisi Yudison Murib yang lumpuh selama penahanan. “Dia mengalami strok berat,” tutur Yeimo kepada Jeremi. Jeremy hanya bisa heran melihat kondisi Yudison Murib.
Setelah berbincang-bincang, Jeremy menyerahkan dokumen yang dibawanya. “Ya ini ada dokumen kampanye Internasional dan ada video,” tuturnya kepada Filep Karma yang menerima dokumen itu.
Filep Karma menyampaikan terima kasih dan apresiai yang tulus kepada pria asal Kanada ini. “Tuan telah melakukan kampanye keliling dunia tanpa hambatan hingga tiba bertemu kami. semoga perjuangan anda membawa kami bebas,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Forkorus Yaboisembut, Ketua Dewan Adat Papua, memberikan dokumen laporan tentang Pepera kepada pria asal Kanada itu. Ia membawa dokumen itu dengan sepeda birunya meninggalkan LP.
Sebelum meninggalkan LP, Jeremy berpose dan doa bersama dengan para tahanan Politik. “Suatu saat kita akan bebas,” tutur Edison Waromi dalam doanya. (Jubi/Mawel)
“Saya punya kepentingan menyerahkan dokumen ini saja kepada para tahanan politik lalu mau pulang,” tutur pria bernama lengkap Jeremy Bally ini kepada tabloidjubi.com sebelum bertemu para tahahan politik Papua Merdeka di LP Abepura.
Dokumen itu berisi kampanyenya tentang sejarah Integrasi Papua, perjuangan rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri dan kekerasan militer Indonesia terhadap rakyat Papua selama 50 tahun. “Saya melakukan perjalanan ini selama enam bulan di tujuh negara. Terakhir saya kunjungi Australia kemudian masuk ke Papua,” tuturnya sambil menunjukan dokumen itu kepada tabloidjubi.com
Jeremy tiba di LP bertemu para tahan politik Papua Merdeka. Kehadiran Jeremy disambut Filep Karma, Forkorus Yaboisembut, Selpius Bobi, Dominikus Surabut, Victor Yeimo, Agust Kraar , Yudison Murib dan tahanan politik yang lain.
Victor Yeimo harus menjelaskan kondisi Yudison Murib yang lumpuh selama penahanan. “Dia mengalami strok berat,” tutur Yeimo kepada Jeremi. Jeremy hanya bisa heran melihat kondisi Yudison Murib.
Setelah berbincang-bincang, Jeremy menyerahkan dokumen yang dibawanya. “Ya ini ada dokumen kampanye Internasional dan ada video,” tuturnya kepada Filep Karma yang menerima dokumen itu.
Filep Karma menyampaikan terima kasih dan apresiai yang tulus kepada pria asal Kanada ini. “Tuan telah melakukan kampanye keliling dunia tanpa hambatan hingga tiba bertemu kami. semoga perjuangan anda membawa kami bebas,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Forkorus Yaboisembut, Ketua Dewan Adat Papua, memberikan dokumen laporan tentang Pepera kepada pria asal Kanada itu. Ia membawa dokumen itu dengan sepeda birunya meninggalkan LP.
Sebelum meninggalkan LP, Jeremy berpose dan doa bersama dengan para tahanan Politik. “Suatu saat kita akan bebas,” tutur Edison Waromi dalam doanya. (Jubi/Mawel)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar