YOGYA.
TIMIPOTU NEWS. Demi masyarakat dan
demi tanah saya, saya akan hidup dalam hutan untuk melakukan
perlawanan terhadap penjajah di bumi Papua.
Itulah kata-kata revolusionar sang jendral “Kely Kwalik” saat
masih hidup di hutan belantara.
KelyV
Kwalik telah dibunuh oleh militer Indonesia pada, 16 Desember 2008 di
Gorong-gorong-Timika Papua. Saya merasa untung apabila nyawa saya
dihabiskan oleh militer Indonesia demi masyarakat dan tanah Papua
tetapi saya merasa rugi dan lebih sakit hati ketika anak cucu saya
tidak melanjutkan perjuangan saya untuk mengusir “kamu” Indonesia
dari tanah Papua. itulah kata-kata terakhir
sang Jendral di dalam mobil ambulance Militer.
Sejak
Kely masih hidup, banyak pergerakan-pergerakan yang dilakukan di
areal PT. FREEPORT sebagai bentuk perjuangan Kemerdekaan Papua. Kely
dikenal sebagai salah satu pemimpin perjuangan Papua Merdeka yang
berada dalam hutan limbah di bumi Mimika.
Kely
selalu mengatakan dalan hutan belantara bahwa “Tumbuhan adalah
makanan saya, pohon adalah rumah saya, hewan adalah pelindung saya,
batu dan tanah adalah kekuatan saya”. Hujan adalah minuman saya,
panas adalah obat saya, dan salju adalah penyelamat saya.
Hampir
setiap hari, militer Indonesia dengan satuan keamanan selalu bekerja
keras untuk mendapatkan Kely Kwalik. Sering kali TNI/POLRI menyerang
keadiaman Kely dan kawan-kawannya namun, masih saja tidak berhasil
untuk mendapatkan sang Pejuang itu. Pencarian Kely tidak hanya
dilakukan oleh TNI/POLRI saja tetapi negara pun bekerja keras untuk
mematahkan semangat Revolusi yang selalu berkobar-kobar dalam hutan
bersama bendera Bintang Kejora di depan Kediamannya.
Berbagai
macam cara yang digunakan untuk menggugurkan Kely namun sayangnya
militer tidak juga berhasil menggugurkan Kely dari semangat
perjuangan kemerdekaan Papua Barat.
Dalam
ramainya militer yang sedang mencari Kely Kwalik itu, sang Jendral
Kely kembali mengatakan “walaupun dari berbagai kekuatan militer
dan TNI/POLRI mencari-cari saya untuk membunuh saya, saya akan
selamat dari mulut mangsa sebab tanah Papua adalah mama saya dan
hujan dan salju adalah roh penyelamat saya”. Itulah
ungkapan balasan Kely kepada TNI/POLRI dan Negara Indonesia.
Saya
sudah tahu bahwa “saya adalah orang yang sedang dicari oleh negara”
namun saya tidak akan pernah mundur dari garis perjuangan saya. Saya
sudah mengerti bahwa negara Indonesia adalah penjajah manusia dan
alam Papua maka nafas hidup saya adalah nafas perjuangan sampai
kemerdekaan Papua jatuh di tangan manusia Papua.
kata Kely dalam medan pertempuran perjuangan.
Bertahun-tahun
Kely hidup dalam hutan enta apa makanan dan minuman dia disana.
Bertahun-tahun Kely hidup dalam hujan, panas, dingin entah apa
pakaian dia yang menutup tubuhnya yang sedang bertarung demi ras
Melanesia di bumi Papua. Bertahun-tahun Kely melakukan perlawanan
terhadap kekuatan yang benar-benar terlatih dan dididik oleh negara,
enta apa kekuatan sang Kely.
Saat-sat
itu, Kely Kwalik hanya bisa mengatakan, demi masyarakat saya “Papua”
dan demi tanah leluhur Papua, saya akan hidup dalam hutan sampai
titik darah saya habis di hutan. Tumbuhan adalah makanan saya, pohon
adalah rumah saya, hewan adalah pelindung saya, dan batu dan tanah
adalah kekuatan saya”. Hujan adalah minuman saya, panas adalah obat
saya, dan salju adalah penyelamat saya. Kata
Kely dalam perjuangan.
Yang
perlu memberikan apresiasi dalam perjuangan Kely adalah “bisa
mengoyahkan PT. FREEPORT yang saat ini berada di urutan dua di
dunia”. Kely tidak memiliki skil dan teknik perang tetapi bisa
masuk di area pertambangan yang dipenuhi oleh TNI/POLRI yang
dimanjakan dengan dolar untuk menjaga keamanan. Militer yang ada di
area pertambangan Freeport hampir sama dengan pasir-pasir di pantai
yang tidak bisa hitung jumlahnya namun SANG PEJUANG PAPUA “KELY
KWALIK” bisa masuk areal tersebut untuk merebut kedaulatan dan
kemerdekaan bagi manusia Papua.
Saya
akan turun dengan salju karena memang saya adalah salju dan saya akan
turun dengan hujan karena memang saya dilahirkan dan dibesarkan dalam
hujan. Itulah kata-kata Kely saat pengerangan
Freeport. Saya tidak akan pernah menembak
karyawan-karyawan Freeport dan juga saya tidak akan menembak mandor
atau bos Freeport maupun TNI/POLRI yang mengaja areal pertambangan
karena saya tidak diajarkan untuk membunuh tetapi apabila TNI/POLRI
memangsa saya maka sebelum saya dimangsa habis, saya akan bertindak
lebih duluan. Ungkapan sang Jendral Kely.
Kely
sangat dikenal karena nama Kely sudah terdaftar di Negara Indonesia
dalam daftar pencarian namun Kely disayangi oleh masyarakat Papua
karena dia adalah pejuang hak-hak dasar masyarakat Papua. Kely
dibenci oleh TNI/POLRI dan Negara namun Masyarakat Papua sangat
mencintai Kely karena dia adalah sang Revolusi bagi manusia Papua.
Kely dikejar-kejar oleh militer namun Kely selalu saja ada dalam
masyarakat Papua.
Negara
boleh membenci saya, negara boleh kejar-kejar saya, dan negara boleh
tembak saya tetapi negara tidak akan pernah kejar, benci, dan tidak
akan membunuh ideologi Papua Merdeka. Itulah
kata-kata Kely sebelum dibunuh oleh negara bersama militer Indonesia
pada 8 Desember 2008 silam.
Dari
sekian banyak pergerakan revolusi itu, Kely kembali dibujuk mealului
tangan dan mulut orang-orang yang telah menjadi JUDAS. Dari berbagai
cara, bentuk dan sistem yang dijalankan oleh negara bersama militer
untuk menggugurkan sang Revolusioner KELY KWALIK itu, pada akhir
negara berhasil menghabiskan atau memangsa roh dan nyawa sang jendral
Kely Kwalik di Gorong-gorong Timika-Papua pada, 16 Desember 2008
lalu.
Kely
dibujuk, dimaniskan, dipasang oleh orang-orang yang memang sudah
diipnotiskan dan sudah menjual identitas bangsa Papua kepada penjajah
di bumi Papua. Sangat mudah diperjual-belikan sang pejuang kepada
penjajah dan sangat sulit mempertahankan identitas bangsa Papua.
Sangat mudah menjual sesama ras hanya karena harta kekayaan dan
sangat sulit mempertahankan ideologi bangsa Melanesia. Sangat mudah
mendapatkan jabatan dalam birokrat dan sangat sulit menjaga,
melindungi pejuang bangsa Papua.
Kely
Kwalik ditembak di bagian paha dengan alat negara Indonesia yang
mustinya untuk melindungi warga negara. Darah Kely atau darah
perjuangan itu terus mengalir dalam mobil militer yng sedang dibawah
ke Rumah sakit Kuala Kencana milik Freeport.
Darah
Kely Kwalik terus mengalir namun Kely hanya berteriak keras-keras di
tengah-tengah militer yang moncong senjatanya berjejer di hidung dan
jantung “PAPUAMERDEKA, PAPUA MERDEKA, PAPUA MEREKA, PAPUA MERDEKA
sampai titik-titik darah penghabisan yang melepaskan nafas kehidupan
terakhir.
Kely
Kwalik tidak membenci kepada militer yang menembak dirinya dengan
sejata tetapi Kely malah berbicara dengan mereka dalam penuh senyuman
walaupun darah terus mengalir habis dari tubuhnya. Sebelum Kely
menghembuskan nafas terakhir, KELY KWALIK hanya mengatakan beberapa
kalimat kepada NEGARA dan Militer yang sudah menebak “saya telah
ditembak dan pasti saya akan mati/meninggal namun, ideologi Papua
merdeka tidak akan pernah dibunuh oleh militer sekalipun dengan alat
negara yang cangih.
Saya telah ditembak dan saya akan meninggal
tetapi anak cucu saya akan hadir untuk melanjutkan perjuangan saya.
Saya telah ditembak dan pasti saya akan meninggal tetapi dari satu
orang ini akan tumbuh seribu cabang yang mengagumkan. Saya ini adalah
seorang pejuang yang belum pernah sekolah sampai Sarjana tetapi
anak-anak saya akan hadir dan berdiri di setiap negara untuk berjuang
Papua Merdeka. kata Jendral Kely Kwalik dalam mobil ambulance setelah ditembak.
Selain
itu, Kely Kwalik pun kembali berpesan kepada militer yang ada dalam
mobil ambulance, sebelum Papua Merdeka, negara Indonesia segera minta
pengampunan kepada Allah atas doso-dosa Politik di Papua karena
apabila tidak mengaku sampai Papua merdeka berarti negara Indonesia
akan menjadi negara termiskin di dunia. Saya yakin, kalau Papua
merdeka, Aceh pun akan merdeka, Maluku juga pasti Merderka. Kata-kata
terakhir sang Kely.
Sebelum
saya mengakhiri roh nafas Kehidupan, saya tidak mempunyai kata-kata
atau pesan kepada orang Papua dan Alam Papua karena tentu roh saya
akan tinggal dalam manusia Papua diatas alam Papua. Saya tidak
memberikan kata-kata terahkir kepada anggota OPM saya dan seluruh
masyarakat Papua karena roh saya tidak akan lari jauh dari tanah
Papua. jawab Kely kepada militer dalam
ambulance ketika militer tanya kepada Kely; apakah ada pesan untuk
masyarakat Papua.
Kely
telah dibunuh oleh militer Indonesia namun kata-kata Kely akan
menjadi motivasi bagi generasi Papua dalam perjuangan Papua Merdeka.
Kely telah dibunuh namun perjuangan Papua tidak pernah berhenti
sampai disitu. Kely telah dibunuh namun dengan pembunuhan Kely telah
menghantar isu Papua merdeka di meja PBB.
Benar
sekali, kata-kata terakhir sang jendral Kely Kwalik “saya telah
dibunuh tetapi akan banyak muncul anak cucu saya untuk melanjutkan”.
Ungkapan Kely itu telah terbunkti dengan berdiri kantor OPM di
INGGRIS, BELANDA, PNG dan di negara-negara lain yang sedang mendukung
Papua Merdeka.
Tidak
hanya itu, setelah THEYS, KELY, MAKO dan beberapa orang Papua dibunuh
oleh Militer, seluruh masyarakat Papua kembali bersatu untuk
mengusir penjajahan. Hal ini telah terbukti dengan adanya aksi-aksi
yang digelar oleh manusia Papua walaupun hidupnya selalu berada
dibawah tekan negara bersama kekuatan militer.
Bukan
hanya masyarakat saja yang diperjuangkan tetapi pelajar dan mahasiswa
juga sudah memiliki ideologi dan nasionalisme Papua. Banyak pelajar
dan mahasiswa yang selalu saja melakukan aksi-aksi dengan melukiskan
bendera bintang kejora di tubuhnya. Hal ini telah menunjukan bahwa,
perjuangan Papua Merdeka bukan hanya dijuangkan oleh sekelompok orang
saja tetapi seluruh masyarakat Papua yang ber-ras Melanesia.
THEYS
dan ARNOLD dibunuh, Kely dan MAKO pun telah dibunuh sementara banyak
masyarakat Papua dihabiskan dengan Kekerasan Militer. Namun,
perjuangan tetap berjalan.
Selamat
berjuang, selamat merebut Kemerdekaan Papua, dan selamat menjemput
kemerdekaan Papua Barat. Perjuanganmu sangat berharga dari pada
mudah mendapatkan jabatan dalam NKRI.
Seluruh
aktivis baik yang ada di Papua, di luar Papua maupun di luar negeri,
selamat berjuang demi masyarakat Papua dan tanah leluhur Papua. Allah
segala-galanya bersama kalian, Allah bangsa Papua bersama Kalian dan
Allah diri manusia bersama kalian. (Bidaipouga
Mote)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar