Pages

Pages

Selasa, 26 November 2013

Polisi Bubarkan Aksi Demo Damai KNPB Secara Paksa

Massa aksi KNPB saat melakukan aksi demonstrasi damai (Foto: Ist)
PAPUAN, Jayapura — Aksi Demonstrasi damai yang digelar massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB), siang tadi, Selasa (26/11/2013) dibubarkan secara paksa oleh aparat Kepolisian Resort Kota (Polresta) Jayapura, yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Jayapura, AKBP. Alfred Papare, S.Ik.

Arnold Belau, wartawan suarapapua.com di Jayapura melaporkan, pada awalnya aparat kepolisian dibawah pimpinan Kabag Ops Polresta Jayapura, AKP. Kiki Kurnia membubarkan sebagian massa aksi KNPB di depan Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) baru, Perumnas III Jayapura, Papua.

Di depan Kampus Uncen baru itu juga, aparat menangkap secara paksa 8 orang massa aksi, yakni, Ogram Wanimbo, Assa Asso, Sam Lokobal, Meminda Sol, Konoru Wenda, Bonsa Mirin, dan termasuk termasuk Sekertaris Umum KNPB, Ones Suhun.

Suhun awalnya sedang berusaha negosiasi secara damai dengan aparat kepolisian agar diijinkan melakukan aksi demo damai di depan Museum Budaya, Expo, Jayapura, Papua.

Kemudian, aparat juga melanjutkan operasi dan penyisiran ke Museum Budaya, Exo, Waena, yang telah lebih dulu dipenuhi aparat keamanan, dibawah pimpinan Kapolresta Jayapura.

Juga ditempat tersebut telah ada puluhan massa aksi yang datang sejak pagi hari untuk menuaikan ibadah singkat, sesuai himbauan yang dikeluarkan pengurus pusat KNPB, kemarin, dalam selebarannya.

“Kapolresta Jayapura sempat negosiasi dengan massa, dan mengijinkan digelarnya ibadah singkat, dan diminta untuk segera membubarkan diri. Massa kemudian menaikan ibadah singkat untuk mendukung pembukaan Kantor Free West Papua Campaign di Port Moresby pada tanggal 1 Desember mendatang.”

“Selain itu, massa juga berdoa untuk aksi Sorong to Samarai yang dikampanyekan beberapa aktivis Papua dan Pasifik di PNG. Usai ibadah, tanpa banyak tanya, puluhan aparat merenggek masuk dan menangkap puluhan massa aksi dan dibawah ke Polresta Jayapura,” terang Belau, ketika menghubungi media ini melalui sambungan telepon seluler dari lapangan.

Menurut Belau, aparat juga sempat mengeluarkan berbagai macam tembakan peluru di kerumunan massa aksi, juga dibelakang rumah-rumah massa, dengan terus mengejar massa aksi yang berlarian karena takut peluru aparat keamanan.

“Kami beberapa wartawan juga diancam dan diintimidasi oleh aparat kepolisian. Mereka meminta kami tidak mengambil gambar, dan sempat ingin merampas kamera foto yang kami punya, namun kami lari karena takut ditangkap aparat,” kata Belau.

Dikatakan oleh Belau, aparat juga selain menangkap massa aksi, disertai dengan pemukulan dan penyiksaan hebat, dan diseret secara paksa ke mobil polisi.

“Kebanyakan laki-laki yang ditangkap, namun ada juga perempuan. Kami tidak tau berapa jumlah mereka yang ditangkap, karena kami semua lari ketakutan. Coba tanyakan ke pengacara yang mendampingi mereka di Polresta Jayapura,” tegas Belau.

Adapun maksud dan tujuan digelar aksi tadi, yakni, pertama mendukung pembukaan kantor OPM di Port Moresby pada tanggal 1 Desember 2013 mendatang.

Kedua, mendukung pertemuan antara IPWP dan ILWP, serta parlemen PNG yang akan dilakukan di Port Moresby dari tanggal 25 November hingga 28 November mendatang.

Dan Ketiga, mendukung rencana kedatangan para menteri luar negeri dari perwakilan setiap anggota negara MSG ke Jakarta dan Papua.

OKTOVIANUS POGAU

Sumber :  www.suarapapua.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar