Pages

Pages

Sabtu, 02 November 2013

Menunggu Realisasi Janji Kampanye Lukmen

Dua anak Papua berdiri di samping spanduk kampanye Lukas Enembe-Klemen Tinal di Nabire pada masa kampanye Lukmen. Foto: Yermias
Jayapura,  -- "Saya akan gratiskan pendidikan di Papua mulai SD sampai perguruan tinggi. Selama saya menjadi bupati di Puncak Jaya, saya buktikan memberi beasiswa kepada 15 ribu mahasiswa tanpa beda-bedakan," kata Lukas Enembe ketika kampanye untuk menjadi gubernur Papua di Nabire, seperti diberitakan majalahselangkah.com edisi 14 Februari 2013.

Ketika itu, di kiri kanan jalan, ada gambar Lukmen (Lukas Enembe dan Klemen Tinal) ketika calon Gubernur Papua beserta janji mereka. Ini janji kampanye gubernur Papua:
Pertama, Pendidikan dan Kesehatan GRATIS. Kedua, Pembangunan Infrastruktur. Ketiga, Peningkatan Dana Pembangunan kampung/desa dan sarana ibadah. Keempat, Ciptakan lapangan kerja, dan peningkatan UMK. Kelima, Peningkatan prestasi olahraga, seni dan budaya.

Kepada Lukmen, Rakyat Berharap
Pendidikan adalah jendela dunia. Untuk membangun sebuah peradaban, langkah awal adalah membangun kualitas pendidikan untuk mendidik generasi muda. Lukas Enembe dan Klemen Tinal telah melihat celah ini.

Selama ini, setiap orangtua selalu saja mengeluarkan uang dari saku mereka untuk membiayai anak-anak mereka. Tidak sedikit anak asli Papua yang putus sekolah, keluar dari sekolah dan bekerja, hanya karena keterbatasan finansial untuk berpendidikan.

Tidak sedikit orangtua yang menyerah, dan mengatakan tidak mampu lagi untuk membiayai anak-anak mereka. Apalagi bagi yang punya anak di atas 5 orang. Dan bahayanya, hampir semua orang asli Papua memiliki anak lebih dari 5 orang.

Begitu juga dengan layanan kesehatan yang memadai. 

Tidak sedikit nyawa manusia Papua yang harus melayang, hanya karena keterbatasan tenaga dan persediaan peralatan medis. Juga, tak dapat ditampik lagi, itu juga karena biaya pemulihan kesehatan yang terlampau tinggi. Sehingga, sementara OAP secara kuantitas menurun, banyak AOP meninggal, dan salah satu faktornya hanya karena mahalnya biaya kesehatan.

Di kampung, dana mengalir. Banyak jenis dana yang mengalir. Namun kita mesti tahu, desa terlampau kecil untuk secara sempurna menerjemahkan dana di tangan mereka, untuk kesejahteraan mereka. Mesti ada yang memberi mereka arahan. 

Bukan hanya itu persoalan orang Papua. Bila ingin jujur, sebenarnya realita hidup Orang Asli Papua saat ini sangat kompleks.

Harapan akan kemajuan, antara lain harapan akan adanya pengelolaan keuangan desa untuk pembangunan itu telah dipikul Lukmen saat mereka ditetapkan menjadi gubernur dan wakil gubernur.

Minimal Janji Pertama
Dengan menyadari akan beratnya merealisasi 5 janji Lukmen di atas, rakyat dengan tidak peduli keterbatasan dan problematika di dalamnya, dengan setia, tetap menunggu janji pasangan Lukmen. Setiap hari mereka menunggu, kapan anak-anak mereka berpendidikan gratis. Kapan mereka dapat berobat di rumah sakit yang berkualitas dengan gratis.

Minimal janji pertama, Pendidikan dan Kesehatan gratis. 

Kepada pemimpin-pemimpin sebelumnya, tanggungjawab serupa telah dipundakan oleh rakyat. Saat ini, Lukmen pun demikian. 

Saat ini, Lukmen membuat beberapa gebrakan. Sebut saja Undang-Undang Otonomi Khusus Plus, Undang-Undang Pemerintahan Papua, mendatangkan investor untuk tujuan kesejahteraan, dan menolak 33 DOB demi eksistensi OAP secara kuantitas.

Ujian bagi Lukmen
Namun, di tengah semua problematika ini, seorang Lukas Enembe dan Klemen Tinal diuji. Tampaknya, mereka mampu membuat beberapa gebrakan di atas, tetapi janji mereka kepada rakyat Papua di awal pencalonan, bahkan hanya untuk poin pertama, Pendidikan dan Kesehatan Gratis, untuk rakyat Papua, masih belum menjadi gebrakan Lukmen.

Pastinya, 8 bulan yang lalu, mereka telah berjanji kepada rakyat. Tak tanggung-tanggung, janji kampanye pertama Lukmen langsung ke inti persoalan hidup orang Papua: kesehatan dan pendidikan gratis. 

Karenanya, mereka dipilih rakyat dengan suara mayoritas. Ini pembuktian betapa besar harapan akan perubahan kepada pasangan Lukmen, yang mesti dibayar tuntas oleh mereka.

Akankah mereka menjawab kepercayaan rakyat dengan merealisasi janji mereka, minimal untuk yang pertama, pendidikan dan kesehatan gratis, atau malah terlena dengan beberapa isu yang tercipta di awal-awal kepemimpinan mereka, yang seakan membuat Lukmen lupa dengan janji mereka kepada rakyat?.

Itu ujian sesungguhnya seorang Lukas Enembe dan Klemen Tinal dalam kapasitas sesungguhnya mereka sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua.

Yang pasti, rakyat dengan tidak peduli keterbatasan dan problematika di dalamnya, dengan setia, tetap menunggu janji pasangan Lukmen. Rakyat masih setia menunggu, kapan anak-anak mereka berpendidikan gratis. Kapan mereka dapat berobat di rumah sakit yang berkualitas dengan gratis.

Lukmen, mereka yang telah berjanji. Mereka kini memunyai kapasitas untuk menjawab. Kita tunggu saja apa jawaban atas janji mereka dan harapan rakyat. (MS/Topilus B. Tebai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar