Pages

Pages

Rabu, 02 Oktober 2013

SEHARUSNYA KAPOLRES LEBIH JELIH, JANGAN ASAL TUDUH!

SEHARUSNYA KAPOLRES LEBIH JELIH, JANGAN ASAL TUDUH!
JAYAPURA,2/10 — Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Papua, Donatus Mote,SE,MM menyesalkan tudingan Kapolres Tolikara AKBP Alexander Louw,SH terhadap pendamping Respek terkait kasus pembakaran kantor distrik, di salah satu daerah di Kabupaten Tolikara.

“ Itu berita tidak benar. Terus terang saya sangat kecewa dengan pernyataan seorang Kapolres yang kemudian dipublikasikan ke media tanpa melalui konfirmasi ke penanggung jawab program respek. Seharusnya Kapolres tanya dulu kepada pendamping terdekat atau langsung ke pendamping Kabupaten atau ke satker pnpm mandiri respek, apakah informasi yang disampaikan masyarakat itu benar atau tidak?Kok, secara sepihak langsung mempublish informasi itu, apalagi info itu tidak benar lagi,”ujar Donatus Mote kepada tabloidjubi.com via telepon selulernya,Rabu(2/10).

Selaku Kepala Satker PNPM Mandiri Respek Provinsi Papua, Mote menjelaskan, bahwa inisial ST seperti yang dituduhkan Kapolres Tolikara bahkan tidak ada dalam daftar pendamping. Pendamping yang bertanggung jawab di sana ( Distrik Wari ) adalah Yoel Hisage , Fredrika Bebena dan Robinson Karolik. Jadi kalau ketiga nama itu diinisialkan, tidak klop dengan inisial yang dituduhkan Kapolres Tolikara sebagai pendamping PNPM Respek.

Hal berikutnya, sambung Mote, bahwa dana sebesar Rp 1,5 Miliar lebih yang dialokasikan pada tahun 2011 itu, telah dipergunakan dengan benar dan sudah dilaporkan. Dimana dari dana sebesar itu, telah dipakai untuk membeli 3900 lembar seng untuk 13 kampung yang mana 1 rumah mendapatkan 30 lembar seng, dan setiap kampung jatahnya  10 rumah. Selain seng tersebut, melalui dana tersebut juga dipakai untuk membeli 13 unit SSB ( Single Side Band ).

Jadi, kata Donatus Mote, bahwa soal pembakaran kantor Distrik Wari, tidak ada hubungannya dengan pendamping Respek. Menurut laporan yang di terima dari pendamping di sana, bahwa pelaku yang membakar kantor Distrik adalah oknum calon kepala kampung  Wiki yang gagal terpilih sebagai kepala kampung.” Seharusnya Kapolres lebih jelih, jangan asal tuduh, itu kurang baik, karena akan sangat mengganggu orang lain yang menjadi korban salah tuduh itu,” tegas Donatus Mote.

Sebelumnya pemberitaan di harian cenderawasih pos,rabu(2/10), bahwa dibakarnya kantor Distrik Wari Kabupaten Tolikara oleh warga pada Minggu(29/9) lalu, merupakan akibat dari perbuatan pendamping pnpm mandiri respek yang membawa kabur uang Rp 1,5 Miliar. Ketika meninjau lokasi kantor yang terbakar itu, Kapolres Tolikara menyatakan pembakaran itu merupakan buntut dari perilaku  pendamping respek berinisial ST yang membawa kabur uang sebesar Rp 1,5 Miliar.

“Jadi ternyata oknum pendamping ini hanya membagikan seng kepada beberapa distrik, kemudian melarikan diri ke wamena dan selanjutnya ke kota Jayapura,” ungkap Kapolres Tolikara, sebagaimana yang dikutip dari harian cenderawasih pos terbitan Rabu(2/10).**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar