Pages

Pages

Kamis, 03 Oktober 2013

Razia Brimob di Waghete tewaskan seorang siswa SMU

Alpius Mote (18) di tembak dan akhirnya meninggal.
Brimob BKO Polda Papua Senin (23/09) melakukan razia di Waghete, Kabupaten Deiyai. Razia senjata tajam yang dilakukan ini untuk pengamanan di Waghete. Dalam razia ini, barang-barang yang dibawa oleh masyarakat seperti pisau dapur, parang, sekop, disita oleh aparat.

Razia yang di Brimob BKO Polda Papua menyebabkan Alpius Mote (18) di tembak dan akhirnya meninggal. Penembakan tersbut dilakukan oleh dua orang angota Brimob. Menurut relawan ELSHAM Papua, peristiwa penembakan tersebut berawal saat salah satu warga yang di minta untuk barang yang berada dalam noken juga diperiksa. Setelah selesai pemeriksaan noken tersebut, Brimob yang melakukan razia itu memerintahkan sejumlah laki-laki untuk melepaskan koteka (penutup alat kelamin laki-laki yang umumnya digunakan oleh masyarakat pegunungan tengah Papua). 

Mendengar perintah untuk melepaskan koteka, sejumlah pemuda menegur kedua personil Brimob dan mempertanyakan maksud tindakan mereka. Menanggapi teguran dari para pemuda, kedua personil Brimob langsung melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang menyaksikan jalannya razia. 

Tembakan yang dilepaskan aparat Brimob mengenai Alpius Mote, tepatnya di bagian ketiak kanan hingga tembus ke rusuk kiri. Korban yang saat baru pulang dari sekolah dan lewat di tempat kejadian langsung jatuh bergelimang darah dan tewas seketika. Melihat kondisi korban, masyarakat segera membalas tindakan aparat dengan melakukan pelemparan batu ke arah aparat. Frans Dogopia (23), seorang anggota Satpol Pamong Praja yang hendak mengamankan situasi, ikut tertembak di bahu kiri.

Ketika situasi telah dapat dikendalikan, aparat Brimob segera mengevakuasi mayat Alpius Mote ke RSUD Uwibutu, Paniai untuk diotopsi. Aparat gabungan TNI/Polri segera melakukan pengawasan yang ketat di sekitar RSUD Uwibutu. Aparat melakukan razia terhadap semua HP baik milik dokter maupun petugas medis, terutama yang berasal dari Papua. Seorang petugas medis yang memotret mayat Alpius Mote dengan hand phone, langsung dilarang oleh aparat yang kemudian menyita hand phone tersebut.

Sejumlah warga Waghete yang memprotes aksi penembakan, ditangkap lalu dibawa dengan truk polisi ke Mapolres Paniai untuk diinterogasi. Seorang Guru SMP Negeri Waghete, Yance Pekey, S.Pd (46) yang ikut dalam memprotes aksi penembakan, dianiaya oleh aparat sehingga hidungnya mengeluarkan darah dan wajah memar.

Peristiwa penembakan serupa, pernah terjadi pada tahun 2004. Ketika itu, pihak TNI/Polri menembak mati Mozes Douw, Siswa SMP Negeri Waghete.Elsham News Service

ELSHAM Papua ©2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar