Aksi Mahasiswa Papua Bandung AMP( WK/SCK) |
Pernyataan Sikap
ALIANSI MAHASISWA PAPUA [AMP]
“Negara Bertanggungjawab atas Kejahatan Terhadap Kemanusiaan di Papua”
Berbagai kejahatan terhadap
kemanusiaan terus terjadi di Papua. Sejak Papua dianeksasi oleh Indonesia Mei
1963, berbagai operasi militer, pembersihan wilayah, penangkapan, pemenjaraan
bahkan pembunuhan dilakukan militer (TNI/Polri) demi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Dalam tahun 2013 ini, sudah
terjadi beberapa kasus kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan militer (TNI/Polri)
terhadap rakyat Papua. Dikabupaten Deiyai pada 1 Juni 2013 terjadi pembunuhan
terhadap Yemi Pakage (16 tahun) oleh oknum Brimob, kemudian penganiayaan, penyiksaan terhadap Pontianus
Madai (31 tahun) oleh Brimob pada 26 Juli 2013 yang dilakukan oleh 3 Oknum berpakaian
Brimob dan 2 orang yang berpakaian preman.
Aksi kekerasan oleh Brimob pun
kembali terjadi pada 23 september 2013 pukul 01.55 wit di Distrik Wagete,
Kabupaten Deiya. Kejadiaanya bermula ketika seorang pengojek yang membawa
penumpang seorang nenek dihadang seorang oknum brimob dan motor didorong
sehingga pengojek dan penumpang terjatuh. Masyarakat yang melihat kejadian itu
tidak terima dan melakukan aksi protes dalam bentuk tarian adat (Waita)
disekitar pasar. Aparat kepolisian dan brimob yang melihat aksi itu menilai
masyarakat akan melakukan perlawanan, maka dengan bersenjata lengkap polisi dan
brimob dikerahkan menuju pasar dengan posisi senjata menghadap masyarakat.
Setelah tiba didepan kerumunan massa, polisi langsung mengeluarkan tembakan
secara membabi buta.
Mendengar adanya rentetan
tembakan, pihak guru SMAN 2 Wagete yang berdekatan dengan pasar memulangkan
siswa-siswanya. Saat hendak pulang, siswa atas nama Alpius Mote (18 tahun)
tertembak timah panas dikiri badan dibawah tulang rusuk mengakibatkan korban
meninggal dunia. Korban lainnnya adalah Fransiscus Dogopia (27 tahun) anggota
Satpol PP, mengalami luka tembak di punggung belakang, Aleks Mote (29 tahun)
petani, mengalami luka tembak di kaki.
Korban lainnya adalah seorang mahasiswa dan 3 orang warga
Wagete. Mereka pada umumnya mengalami luka ringan antara lain Aprida Dogopia
(27 tahun), Alex Pekei (23 tahun), Frans Mote (28 tahun) dan Yan Pekei (39
tahun).
Kenyataan akan kejahatan terhadap kemanusiaan yang masih
terus terjadi di Papua yang dilakukan oleh Militer (TNI/Polri) terhadap rakyat
Papua, maka Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] menuntut dan mendesak rezim
SBY-Boediono untuk segera :
- Tarik Militer (TNI/Polri) Organik dan Non-Organik dari Seluruh Tanah Papua!
- Mencopot Kapolda Papua dan Kapolres Paniai!
- Menarik Brimob dari Kabupaten Deiyai, Paniai dan seluruh Kabupaten di Papua.
- Pecat dan Hukum Pelaku Penembakan Pelajar di Distrik Wagete, Deiya Papua!
Sekian pernyataan sikap ini kami
buat, atas perhatian dan dukungan semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Jogyakarta, Bandung, Bogor, Surabay, Solo, Jakarta.Senin 22 Oktober 2013
Sumber : ALIANSI MAHASISWA PAPUA (AMP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar