Foto Steven Peyon Sorong |
SORONG 25 SEPTEMBER 2013. Pembunuhan terus berjalan berturut-turut
selama Empat bulan yang lalu sampai dengan hari ini, di Seluruh tanah Papua,
namun pembunuhan ini tidak hanya dari TNI/Polri, tetapi ada juga dari orang
asli papua yang sudah dipasang oleh Prabobo, namun Prabobo
menjalankan misi Negara untuk membunuh Aktivis Papua Merdeka. Namun
rakyat papua saat ini trauma karena rakyat mendengar bahwa, Prabobo
dipasang orang ada 8 Tim, dan didalam satu tim sebanyakt ada 15 orang. Namun
Prabobo memberikan perjanjian kepada 8 tim tersebut digaji oleh Prabobo
Rp 50 Lima puluh Juta Rupiah Perbulan, dan mereka membunuh
satu orang Aktivis Papua Rp 100,000,- seratus Juta Rupiah
perkepala.
Hal ini terjadi di sorong selatan dari beberapa bulan
yang lalu sampai dengan hari ini, dengan cara mengunakan ojek lalu di bunuh dan
buang di pingkiran jalan, dan yang lain disengkol dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat, jika wanita dengan senganja menjalani pacaran, lalu diminta
ketemu dan setelah ketemu diberkosa dan buang di hutan. Lalu rakyat melihat hal
ini, Kemudian rakyat papua menangkap 1 orang papua yang di pasang oleh Prabobo
tersebut, Daud Sraun, ditangkap oleh masyarakat dari kampung Woloin Distrik
Seremuk Kabupaten Sorong Selatan, namun sebelum mereka membawa orang tersebut
ke Polres Sorong Selatan Rakyat Interviuw terhadap Daud Sraun,“ ia menjelaskan
bahwa, kami beberapa anak dari sorong selatan diambil sebagai penunjuk jalan,
dan kami berkabung degang kelompok yang berpake topeng merupakan orang-orang
yang disuruh oleh Prabobo, untuk membunuh activist papua merdeka, dengan
transaksi akan dibayarperorangan Rp. 5o Juta Rupiah, kalau kita membunuh
Aktivis Papua Perkepala Rp 100,000,- Juta Rupiah, dan kami 8 tim ini
tersebar di sepanjang jalan Teminabuan Sorong.” setelah mendengar dari Daud
Sraun, maka mereka berusaha menankap Edison Momot lalu serakan ke pihak
Kepolisian, namun saat ini mereka ditahan polisi.
Kejadian ini terjadi pada hari Sabtu 14 September 2013
pukul 07.00 wpb. Gabungan masyarakat dari kampung woloin, Distrik Seremuk
Kabupaten sorong Selatan, menangkap 2 orang papua yang dipasang oleh Prabobo.
Namun pada saat itu ada sala satu anggota KNPB juga ikut terlibat menangkap 2 orang
papua tersebut, dan ia melaporkan kejadian itu melalui via Tlp kepada kami
media KNPB Wilayah Sorong, pada hari jumat 20 September 2013 pukul 03.00 wpb.
Bahwa “selama ini kami bingun siapa yang melakukan pembunuhan secara diam-diam,
di sekitar kabupaten sorong selatan. Sorong Kota dan Kabupaten Sorong Aimas.
Selama ini kami ketemu mayat di sepanjang jalan dan di pingkir
rumah-rumah, ada mayat yang tidak bernyawa lalu kami sangka kepada orang
Indonesia, yang membunuh kami orang papua tetapi ada juga orang
papua yang ikut terlibat, untuk membunuh dan menghilangkan nyawa orang
asli papua atas perintah Prabobo, ujarnaya”.
Setelah kami mendapatkan informasi dari kawan – kawan
aktifis KNPB di Wilayah sorong selatan, maka kami juga kembali kominikasi melalui
via Tlp, untuk membuat laporan, namun orang yang melaporkan ini tdk diberi nama
karena ia takut di cari oleh TNI/Polri yang ada di sorong selatan, namun Komite
Nasional Papua Barat sebagai media rakyat wajib membuat laporan tentang
kejadian ini.
Demikian kami lambirkan sebagai bahan bukti untuk
menjadi ada beberapa gambar dari TKP (Tempat Kejadian Perkara), dan mohon
dukungan dari semua pihak, bahwa hal ini merupakan tidak adil di mata Tuhan,
sebab Tuhan Allah Menempatkan Kami berbagai suku dan bangsa, untuk menjamin
hidup di muka bumi ini. Sekali lagi kamu mohon dukungan dari semua pihak untuk
menjelesaikan Masalah papua secara Hukum, sebab ada banyak orang yang
dibunuh mulai dari bulan Mei 2013 – September 2013.
Laporan Rincian
Setelah penembakan yang terjadi di Aimas Sorong
pada tanggal 30-01 Mei 2013 terus berjalan sampai dengan hari ini,
pembunuhan, penembakan, penculikan, secara diam-diam masih terus berjalan di
seluruh tana papua, namu pada bulan Juni lalu setingan Prabobo mulai kentara
terjadi di sorong terhadap rakyat sipil melalui orang papua, orang papua
tersebut membantau keberadaan Bapak Salmon Jumame di Kediamanya
sorong. Korban tersebut keluar dari rumah menuju ke kantor pada pukul
08.15 wpb. Pada saat itu ia dalam keadaan yang sehat, sampai di kantor ia Makan
Dan Minum di warung makan, setelah ia makan siang kembali kerumah di Yohan,
tiba-tiba ia sakit perut di kediamanya, lalu keluarganya Almarhun mengantar dia
ke rumah sakit umun di kampung baru sorong. Pada 02.17 wpb. Ia begitu
tiba di rumah sakit umum tidak lama Almarhum tersebut muntan kuning, apa yang
dia makan pada siang harinya, setelah 30 menit lewat. lalu ia meninggal
dunia pada pukul 06.00 wpb. sehingga keluarganya membawa pulang Almarhumnya
kerumah mereka dengan mengunakan Ambulanze milik rumah sakit umum. Hal ini
merupakan pembunuhan secara halus, dan secara diam diam terhadap rakyat papua
di seluru tanah papua.
Ada juga yang terjadi pada bulan Agustus 2013 atara
Polisi dengan Rakyat sipil di Rufei Pante Sorong.pada tanggal 8 Agustus 2013
waktu 08.00,
Kejadian ini terjadi seorang oknum Polisi yang
bertugas di Polres Raja Ampat yang bernama, Ako Noride, bertempat tinggal
di Komplex Inanwatan RT 2/RW 9 dimana telah membuat masalah yang memang rakyat
tidak tahu dari awalnya, dan oknum tersebut melakukan tindakan kekerasan
dengan alasan terkenanya lemparan batu Kapolresta Sorong di bagian
Kepala, namun ia mengundang petugas Kepolisian Kaporles sorong
turun untuk mengadakan Razia di Komplex tersebut namun mereka memeriksa dari
rumah ke rumah warga sipil kota untuk menemui pelaku, tetapi mereka tidak
menemukan pelakunya, sehingga mereka pindah ke Komplexs Serui dan
Biak yang berdomisi di sorong. Namun mereka menangkap dua orang rakyat sipil
tanpa alasan yang tidak jelas. Orang tersebut bernama Yosias Waromi 27
Tahun, orang tersebut berada didalam rumahnya dan keluar untuk melihat
apa yang sedang terjadi di komplexs tersebut. Tetapi ia juga ikut
tertangkap polisi Resor sorong kota. Dan yang satunya seorang anggota polisi
Polsek Raja Ampat, sebentara ia berpakaian preman sedang duduk dengan
keluarganya di rimah, lalu polisi masuk kerumah menangkap dia secara tidak
terhormat, namun ia berkata bahwa, saya adalah seorang anggota polisi raja
Ampat, tetapi mereka tidak percaya bahwa ia seorang anggota, namun kabuangan
aparat kepolisian menyeret dia di depan istri dan anak-anak serta keluarga
besar dari atas rumah sampai pukul tendang dan sempat kepalanya di toki dengan
belakang senjata sehingga mengeluarkan darahnya di depan semua keluarga.
Hal–hal yang dilakukan oleh polisi terhadap rakyat adalah satu tindakan Anarkis
terhadap manusia papua dari tahun ke tahun, mereka terusmelakukan. Namun
dalam pencapaian VISI MISI sebagai aparat adalah
· Penegak Hukum
· Pengayom dan Pelindung Rakyat
·Kesejahtraan Rakyat
Hal ini
polisi Indonesia tida mempelajari, namun yang ada hanya pembunuhan,
penculikan, perkosaan, dan penganijajaan di tanah papua.
Sumber : http://nestasuhunfree.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar