Pages

Pages

Minggu, 29 September 2013

MAHASISWA PAPUA DI BALI MENGAKU ‘DITEROR’

Ilustrasi demo mahasiswa Papua se-Jawa-Bali (umaginews.com)
Jayapura, 29/9 Mahasiswa asal Papua di Bali mengaku, menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Pasifik (Asia-Pasific Economic Coorperation/APEC)  pada 1-8 Oktober 2013 lebih dari satu kali didatangi orang tak dikenal yang diduga berasal dari aparatur negara.
 
Mereka mengenakan pakaian sipil, mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Pulau Sula, 27 Sanglah, Denpasar dan menginterogasi sejumlah mahasiswa dengan maksud dan pertanyaan yang ‘tidak jelas’.

Melkias Dagai, ketua asrama mahasiswa Papua di Bali mengatakan, orang yang diduga berpakaian preman datang pada 17 Agustus, dan seorang oknum berpakaian seperti TNI dengan baret merah datang ke asrama mahasiswa. Tetapi setelah Melkias menanyai perihal kedatangan mereka, dan surat-surat resmi, oknum tersebut pulang. Pada 14 September, seorang oknum yang diduga aparat tersebut, berpakaian preman, mendatangi asrama dan menanyakan jumlah mahasiswa.

“Mereka bilang berapa orang. Lalu naik ke setiap kamar mahasiswa. Sedangkan kami tidak mengijinkan tamu tanpa ijin masuk. Mereka masuk tanpa ijin. Itu sekitar pukul 12.00 WITA,” kata Melkias Dagai per telpon seluler kepada tabloidjubi.com, di Jayapura, Ahad (29/9).

Anggota Komisi Pertahanan, Intelijen dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Yorrys Raweyai mengatakan, banyak masalah serupa yang dihadapinya di Jakarta. Jadi, insiden tersebut hanya isu kasuistik.
“APEC itu pesta dunia. Apalagi di situ ada Obama (Presiden Amerika Serikat Barack Obama). Mereka melakukan pengamanan ketat, itu hal yang wajar,” kata Yorrys kepada tabloidjubi.com akhir pekan ini.

Namun, menurut penuturan Melkias Dagai, tanggal 15/9 dan 26/9, orang tak dikenal tersebut datang lagi. Pasca kedatangan ‘tamu’ tidak diundang tersebut, mahasiswa Papua di Bali merasa trauma. “Kami punya konsentrasi ke kampus terganggu karena kami trauma. Kami bukan teroris, kami adalah mahasiswa,” kesal Melkias Dagai. (Jubi/Timo Marten)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar