ayapura – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Baptis Voice meminta kepolisian mengusut tuntas bentrokan Deiyai, di
Lapangan Sepakbola Waghete, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai, Senin (23/9)
lalu.
Direktur Baptis Voice Matius Murib mengatakan klaim polisi yang
menyebutkan pemicu bentrokan di saat aparat keamanan sedang melakukan
penyuluhan untuk membasmi penyakit masyarakat, harusnya mendapatkan
respon positif warga setempat.
“Namun ini ada apa, hingga mengakibatkan tidak ada dukungan dari
warga. Berarti ini kan ada dugaan kegiatan tersebut dilakukan secara
sepihak, sehingga tidak didukung masyarakat,” tegasnya, Kamis.
Ia menjelaskan polisi juga harus memahami kondisi riil masyarakat di
Deiyai, pasalnya warga memiliki pemahaman dan respon yang berbeda dengan
warga ditempat lain. “Jika dalam penyuluhan kepada warga, ada
perlawanan, seharusnya polisi jangan terlalu cepat menembak warga,”
tandasnya.
Lebih lanjut Matius menuturkan saat kejadian, yang dihadapi polisi
adalah warga sipil, bukan kelompok bersenjata yang ada di hutan. “Kami
berharap bentrok ini tidak meluas,” katanya.
Menurut dia, pihaknya mengklaim harus ada tim investigasi independent
dalam rangka mengusut tuntas kasus ini. Penyelesaian kasus juga
diharapkan objektif dan apa adanya, tidak boleh sepihak. “Pihak netral
dalam melakukan investigasi pasca bentrokan di Deiyai sangat dibutuhkan.
Tim ini harus mendengarkan dari berbagai pihak,” ujarnya.
Sebelumnya, terjadi rusuh antara aparat keamanan dan warga ketika
dilaksanakan penyuluhan tentang penyakit masyarakat, yaitu judi dan
miras di Deiyai. Karena tak terima, pecah bentrokan yang menimbulkan
korban jiwa. (A/ant/R4)
Sumber : http://suluhpapua.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar