PEMEKARAN PROYEK BERDARAH |
“PAPUA TENGAH PAPUA telah menghasilkan pembangunan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang teratur dan sistematis, untuk apa ada pemekaran lagi dinegeri saya untuk menghasilkan pelanggaran HAM yang baru lagi kata YANCE AWEGAPAI GOBAY.ST,MM salah satu tokoh Adat dan juga sebagai KETUA UMUM ” FKPMPTP-PAPUA TENGAH
Rakyat Papua tengah penuh dengan air mata yang datang dari gunung, pantai, pesisir, leren-lereng, rawa-rawa dan dari daerah dataran yang menghamburkan sumber konflik internal untuk memecah belah menjadi anak ayam tampa Induk. Sedih melihat fenomena yang terjadi ini. Sayangnya RAKYAT mengatakan dengan kalimat siapakah yang membuat bumi ini menangis?
seperti Contoh: PT. Freeport Indonesia yang hadir dibumi Mimika talah menghasilkan segala bentuk pelanggran yaitu Pelanggaran HAM, pelanggaran lingkungan, pelanggaran pemberdayaan orang asli disekitar tambang dan pelanggaran yang lainnya. Keberadaan PT. Freeport Indonesia di bumi Mimika selama puluhan Tahun tidak membawa perubahan pembangunan yang baik di pemerintahan kabupaten Mimika. Kabupaten Mimika masih telanjang untuk apa ada provinsi baru lagi di negeri ini. RAKYAT menunggu hasil pembangunan yang menyentuh kepada rakyat sejak dibentuknya kabupaten Mimika samapi sekarang karena kami merasa bahwa pembangunan yang dihasilkan oleh Pemerintah Kabupaten Mimika hanya demi kepentingan pemerintah sendiri dan untuk kepentingan pribadi-pribadi tertentu. Dengan demikian rakyat sebagai pemegang ulayat adat atas wilayah maka tidak boleh diadakan pemekaran-pemekaran diatas pemekaran tanah adat leluhur Bangsa Papua.
SUMBER DAYA MANUSIA orang Papua tengah Salah satu faktor utama dalam pemekaran adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua untuk pemekaran Provinsi Papua tengah papua . Tolak ukur SDM yang disiapkan oleh Pemerintah maupun yang mereka yang menyatakan siap sudah sampai dimana. Kualitas dan kuantitas SDM anak daerah seperti anak –anak dari Rakyat yang nampak di papua tengah sudah sampai dimana. Jika kami melihat fenomena dan Realita Sumber Daya Manusia yang ada di kabupaten Mimika maupun yang ada didaerah lain, terutama SDM anak Papua Tengah bisa dihitung dengan jari dan mereka tidak membidani bidang-bidang strategis dalam pengembangan rakyat mereka sendiri. Dengan demikian kami nyatakan bahwa Sumber Daya manusia yang ada di kabupaten Mimika maupun SDM yang berasal dari Agimuga sangat-sangat tidak relevan untuk memekarkan daerah Agimuga menjadi daerah Kabupaten. SDM anak-anak Papua tengah harus jelas bahwa dilihat dari kuantitas tingkatan pendidikannya seperti S2 berapa orang, S1 berapa orang, D3 berapa orang dan seterusnya. Kuantitas dan kualitas SDM ini kalau sudah jelas, kami bisa nyatakan siap akan tetapi hal ini bertolak belakang berarti untuk apa ada pemekaran diatas pemekaran yang hanya membunuh daerah, membunuh generasi, membunuh wilayahmu, membunuh rakyatmu yang pada dasarnya berakar pada penipuan diri sendiri demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Jika kami bandingkan dengan persiapan anak-anak derah Agimuga dalam bidang-bidang lainnya seperti bidang IPTEK, Budaya, Sosial, Politik dan Ekonomi untuk menerima pemekaran Kabupaten baru didaerah Agimuga sangat-sangat kurang dan belum ada persiapan yang baik, maka kami rakyat yang ada di pemerintah provinsi papua dan yang ada didaerah papua tengah menolak dengan tegas pemekaran diderah provinsi papua tengah . Jika pemekaran itu berjalan akan menghasilkan pertumpahan darah saudara dengan saudara, pertumpahan darah kakak dengan adik, pertumpahan darah bapak dengan anak dan akan menghasilkan pemusnahan generasi Papua tengah yang belum siap dengan Apapun yang ada. Konsekuensi pertanggungjawaban pemekaran wilayah papua tengan untuk menjadi provinsi Baru kami orang-orang Adat menyerahkan kepada Badan Formatur Pemekaran provinsi papua tengah dan kepada pemerintah provinsi papua . Rakyat yang ada di papua tengah dengan sungguh-sungguh mengawasi dengan tegas dan ketat wilayah adat kami ini jangan jadikan tempat bisnis kepentingan pribadi, bisnis kelompok dan jangan jadikan tempat perampasan karena kami rakyat yang mendiami wilayah ini memiliki wibawa, martabat, adat, budaya yang sama dengan orang lain. Kami tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan diatas tanah kami ini maka kami dengan tegas menolak pemekaran wilayah papua tengah menjadi provinsi papua tengah .
TANGGAPAN RAKYAT papua tengah
Pertama Tanggapan Mama-Mama : Tanggapan yang TEGAS datang dari Kelompok Mama yang ada di provinsi papua . Mereka dalam wawancaranya mengatakan bahwa “ Mengapa anak-anak kami yang kami lahirkan, diajak berbicara, diajak berjalan, dibesarkan, disekolahkan balik membunuh kami dengan cara macam ini”. Kami melahirkan dan menyekolahkan mereka untuk melindungi generasi Muda yang sedang habis satu persatu dan mereka harus kembali ke orang Tua mereka untuk memperbaiki Tunggu api yang sudah rusak dan masih dijaga oleh Orang Tua, bukan datang bicara yang tidak dipikirkan oleh orang tua kepada kami. TEGURAN KERAS yang datan dari Mama-Mama asal kampung Papua tengah ini diungkapkan dengan Tetesan air mata. Siapa lagi yang akan menghapus tetesan air mata ini ?
Sangat Sedih anak-anak kami memikirkan yang besar sebelum mengurus kecil-kecil. PT. Freeport sudah mengkotak-kotakkan kami orang asli Papua disekitar area pertambangan ini walaupun ini milik hak ulayat dan Tanah adat Bangsa Papua. Tetapi kami yakin dan percaya bahwa Yang Maha Kuasa dari penguasa yang ada di Dunia ini akan mengabulkan tangisan Mama-Mama ini. “Saya dengan tegas Menolak pemekaran provinsi papua tengah ” karena saya sebagai Mama yang melahirkan generasi merasa sedih dengan habisnya Generasi saya yang ditelan oleh Arus hidup, arus angin, arus air, arus penguasa diatas tanah ini, kata salah seorang Mama yang hidupnya apa adanya dengan membelah HAM di papua tengah .
Kedua Tokoh-Tokoh Adat : Tokoh-tokoh adat yang ada di provinsi papua maupun yang ada di daerah papua tengah mengatakan bahwa “Pemekaran adalah salah satu program yang dilakukan pemerintah Indonesia kepada rakyat bangsa Papua untuk menghilangkan Etnis Malanesia”. Tokoh –tokoh adat menegaskan dengan tegas jangan ada pemekaran untuk kepentingan kelompok dan untuk kepentingan diri sendiri diatas Bumi papua tengah . Biarkan Bumi papua tengah yang sudah disebutkan tetap saja SATU. Pemerintah dan PT. Freeport bangun Kabupaten Mimika yang sudah ada jangan bikin satu lagi karen akan menyulitkan rakyat Papua dalam menghadapi segala bentuk pembangunan yang akan dikembangkan. Kami tokoh adat meminta PENOLAKKAN PEMEKARAN Provinsi Papua tengah Papua.
rakyat papua tengah , Itulah sebuah nama kampung yang sering disebut oleh orang-orang yang hidup disekitar kampung tersebut. Nama kampung ini menjadi sasaran pemekaran kabupaten baru dari kabupaten induk Provinsi Papua . Anak-anak Papua tengah akan menjadi penonton dalam perkembangan IPTEK maupun perkembangan pembangunan yang sedang berkembang pada saai ini dan yang akan datang. Anak-Anak papua tengah sebagai Anak adat Wilayah papua tengah harus memahami Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah disiapkan oleh anak-anak Agimuga sendiri maupun SDM yang disiapkan oleh Pemerintah provinsi papua dalam Pemekaran ini, Jangan samapi Anak-anak papua tengah menjadi penonton didaerah dan negerinya sendiri karena belum tersedinya SDM. Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional belum dibuktikan secara nyata di Provinsi Papua dalam segala bidang kehidupan yang ada baik oleh Generasi Senior maupun generasi Muda yang terstruktur dalam pemerintahan dan Perusahaan. Denagn demikian hal-hal ini bisa mengorbankan rakyat yang tak berdosa demi kepentingan kelompok dan diri sendiri.
Dengan demikian perss release ini, kami buat dalam bentuk pernyataan sikap sebagai berikut.
SEGERA :
1. KAMI MENOLAK DENGAN TEGAS PEMEKARAN Provinsi Papuatengah
2. Bubarkan Panitia Pemekaran provinsi papua tengah yang telah terbentuk dalam Badan Formatur Pemekaran Papua tengah .
3. Tokoh Adat, Kepala kampong, Tokoh agama, Tokoh Pemuda, Kaum Intelektual dan Mama-mama yang ada tanah Papua tenga menolak pemekaran Provinsi Papua tengah
Demikian pernyataan penolakan Pemekaran Provinsi Papua tengah .