Gambaran Peta Nabire
|
NABIRE--- Puluhan Militer Indonesia mengancam menembak Aktivis Papua (A . Dance Friket ), dan beberapa aktivis
Papua di pukul oleh Polisi dan Brimob dari satuan Kelapa dua Jakarta yang bertugas
Nabire sebanyak 2 Kompi, Brimob Nabire 3
Kompi, dan Polisi Sabara 2 mobil. Saat itu mereka mengawasi Proses Penyelesaian
masalah Lapangan Makam Pahlawan Oyehe Di Kantor DPRD Nabire pada hari
ini (22/08/2013) Pukul : 11:30 Waktu
Nabire.
Dalam proses Penyelesaian masalah
lapangan makam Pahlawan Oyehe terjadi
beberapa waktu lalu tepat pada 15 agustus 2013. lapangan makam Pahlawan di Palang oleh Tentara
dan Polisi Indonesia” tanpa alasan yang jelas. Rencana mereka mengambil tanah adat itu.
“Maka dalam hal ini, berbagai
pihak yakni: Aggota DPRD Nabire, Toko
Agama, Toko Adat, Pemuda, Mahasiswa, Intelektual Nabire, masyarakat serta Para
Aktivis Papua audiensi dengan Pihak Kepolisian Daerah Nabire di kantor DPRD
dengan alasan apa? memalang Lapangan Makam Pahlawan ini.
Dari pihak masyarakat Nabire, menyatakan
bahwa, tanah ini milik kami, jadi kembalikan kepada kami anak adat, lebih baik membangun kantor dewan adat. Dari pada tanah ini diambil oleh militer
(polisi) dan pemerintah.
Karena Tanah ini, banyak Mayat
Orang Papua tulang-belubang mengubur mereka disini, jadi pihak Pemerintah dan
pihak aparat keamanan harus hargai itu. ungkap salah satu toko adat.
Pengakuan salah satu Aktivis
Papua A. Dance, saat usai pulang dari kegiatan Audiensi, “didepan pintu Polisi sengaja memancing dengan mengeluarkan Kata-kata
kotor”, saat cela itu, Polisi yang menjaga depan pintu itu dengan alat Negara (Senjata), mengukur pas lurus dekat Aktivis Papua, kemudian,
Dance membalik badan melarikan diri,
meloncat pagar besi kantor DPRD.
Polisi menilai mereka rasa rugi
dan malu maka, mereka mengancam Masyarakat yang ikut audiensi saat keluar pintu. Depan
jalan para aktivis Papua juga sempat di pukul oleh Polisi. (UN/AD)
Sumber : www.umaginews.com
Sumber : www.umaginews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar