Foto. Socratez Sofian Yoman(Bintang Papua) |
Jayapura - Apresiasi yang
diberikan sejumlah Tokoh Papua seperti Ketua LMA Port Numbay George Awi
dan Ketua LMA Provinsi Papua Lenis Kogoya, SH, MH, terhadap
kepemimpinan Kapolda Papua Irjend (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA,
Ph.D, yang dinilai telah memberikan banyak dampak positif bagi Papua,
ternyata mendapat penilaian berbeda dari salah seorang Tokoh Gereja
yang terkenal Vokal Socratez Sofian Yoman. Ia justru memberikan
penilaian yang terbalik. Socratez menilai bahwa Kapolda Papua Irjen
(Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA, Ph.D adalah pembungkam demokrasi bagi
rakyat asli Papua.
“Jadi dengan tegas saya katakan bahwa Kapolda
adalah orang yang merusak demokrasi di atas Tanah Papua, orang yang
membunuh demokrasi Papua, juga menghancurkan kebebasan bereksperesi
Orang Asli Papua (OAP),” tegas Socratez kepada Bintang Papua, di Toko
Buku “Yoman Ninom”, di Jalan Tabi - Tobati, Nomor 001, atau lebih
dikenal dengan Jalan Jeruk Nipis - Furia, kemarin sore Kamis (4/7)
sekira pukul 16.00 WIT.
Selain itu, Socratez menilai Kapolda Papua saat ini telah melakukan pelecehan - pelecehan misalnya dengan membuat foto Orang Asli Papua (OAP) yang menggunakan pakaian adat (koteka) ditampilkan di setiap sudut – sudut jalan pada baliho – baliho maupun poster - poster.
Socratez justru memuji kepemimpinan Kapolda Papua dahulu yang dijabat oleh I Made Pastika. “Dimana kami sebagai orang asli Papua merasa Kapolda Papua yang bisa berikan baik cuma I Made Pastika, dan selain itu tidak ada yang baik terlebih lagi pada diri Kapolda Papua yang sekarang,” ujarnya.
Lanjutnya, ia (Kapolda Tito, red) itu yang membuat rakyat Papua menjadi takut, karena tidak ada kebebasan untuk menyampaikan pendapat di muka umum, sehingga kata Socratez ia pantas disebut pembungkam ruang demokrasi bagi rakyat Papua. (mir/don/l03)