Tokoh-tokoh Papua di Nabire saat perayaan
syukuran 1 Desember di
Taman Bunga
Bangsa tahun 2011 lalu. Foto: Ist
|
Nabire -- Rakyat
Papua di Nabire dimediasi Komite Nasional Papua (KNPB) dan Dewan Adat
Papua (DAP), menolak tegas rencana penataan Taman Bunga Bangsa Papua
yang terletak di Oyehe, Nabire.
Dikabarkan,
pemerintah Kabupaten Nabire telah diberikan dana oleh pemerintah pusat
(Jakarta) untuk merenovasi beberapa taman di Nabire, termasuk "Taman
Bunga Bangsa Papua".
"Taman Bunga
Bangsa Papua di Oyehe adalah taman yang sakral. Siapa pun dia tidak bisa
ganggu gugat. Di taman ini menyimpan derita dan kenangan sejarah
bangsa Papua Barat. Di sana, tempat orang Papua nyatakan harga diri, "
kata R.B Edoway, DAP Meepago usai pertemuan bersama tokoh-tokoh
masyarakat Papua terkait penataan "Taman Bunga Bangsa Papua" itu.
Jadi, kata dia, bangsa Papua Barat tidak akan izinkan untuk gusur semua kenanangan sejarah bangsa Papua Barat.
Senada dengan
dewan adat, Zadrak Kudiay Ketua KNPB, Wilayah Nabire dalam Pers
Release yang dikirimkan kepada majalahselangkah.com, Minggu,
(30/06/13) mengatakan, menolak rencana itu.
Kata dia, dengan
pertimbangan sejarah bangsa Papua Barat yang panjang, "Taman Bunga
Bangsa Papua" di Oyehe tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun, dengan
gaya dan alasan apa pun rakyat tetap tidak akan izinkan.
Dalam Release
itu dikatakan, sejarah Papua mencatat, di lapangan "Taman Bunga Bangsa
Papua" ini pada 1 Desember tahun 1999 pernah dilakukan Upacara
Kenegaraan Papua Barat.
Dikatakan,
pada saat itu rakyat Papua menaikkan dua buah bendera di atas sebuah
tiang besi besar dan tinggi, bagian kanan Bintang Fajar dan di kiri
Merah Putih.
"Bendera itu
dijaga oleh rakyat dan berkibar selama kurang lebih 8 bulan. Saat itu,
tiga orang ditembak mati dan puluhan lainnya luka-luka. Tiga orang
itu dikuburkan di "Taman Bunga Bangsa Papua" dan tiang besi hingga saat
ini masih ada dan harus terus ada," tuturnya.
Saat itu, kata
dia, 28 Pebruari 2000 sampai 4 Maret 2000 terjadi peristiwa Nabire
berdarah akibat pengibaran Bintang Kejora selama 8 bulan itu. Ketika
itu, tiga orang ditembak mati dan belasan lainnya luka-luka. Mereka
yang ditembak mati adalah Menase Erari, Maximus Bunai, dan Wellem
Maniwarba.
"Kuburan mereka ada di taman ini. Tidak mungkin ditutup atau dibuka. Mereka adalah pahlawan bangsa Papua Barat," kata Kudiay.
Berikut
nama-nama korban peristiwa Nabire Berdarah 28 Pebruari 2000 sampai 4
Maret 2000 berdasarkan laporan Sekretariat Keadilan dan Perdamaian,
Keuskupan Jayapura.
No.
|
Nama Korban
|
Umur
|
Pekerjaan
|
Alamat
|
Ket
|
01
|
Menase Erari
|
33
|
Karyawan
|
Jl Kusuma Bangsa
|
Meninggal ditembak
|
02
|
Maximus Bunai
|
27
|
Petani
|
Karang Tumaritis
|
Meninggal ditembak
|
03
|
Wellem Maniwarba
|
25
|
Petani
|
Bumi Wonorejo
|
Meninggal ditembak
|
04
|
Stephen Yobe
|
20
|
Pelajar SMA
|
Asrama Gangguru
|
Pergelangan Robek
|
05
|
Ben Gobay
|
35
|
Petani SMA
|
Karang Tumaritis
|
Cedera kepala
|
06
|
Melkias Pakage
|
20
|
Pelajar SMA
|
Asrama Gangguru
|
Ditembak di paha
|
07
|
Vincen Degey
|
24
|
Petani
|
Siriwo
|
Ditembak di tangan kanan
|
08
|
Suwarno
|
-
|
-
|
Kepala dipotong
| |
09
|
Ismail M
|
23
|
Brimob
|
-
|
Perut disobek
|
10
|
Shabir
|
32
|
-
|
-
|
Mata dicungkil
|
11
|
Alex Tebay
|
20
|
Pelajar SMA
|
-
|
Cedera punggung dan kaki
|
12
|
Thomas Misiro
|
32
|
-
|
-
|
Ditembak di perut
|
13
|
Yan Degey
|
25
|
Petani
|
-
|
Ditembak di kaki kanan
|
14
|
Paulus Mote
|
30
|
Petani
|
Karang Tumaritis
|
Ditembak di kedua paha
|
15
|
Hendrik Wakey
|
17
|
Pelajar
|
-
|
di bokong kanan dan kiri
|
16
|
Darius Zany
|
16
|
Pelajar
|
-
|
Ditembak di dada
|
17
|
Saptoreno
|
42
|
-
|
-
|
Memar bibir, mata
|
18
|
Benny Bagau
|
28
|
-
|
-
|
Memar ke telinga
|
19
|
Pindeki Wonda
|
20
|
-
|
-
|
Cedera kaki dan punggung
|
20
|
Yance Pekey
|
21
|
Pemuda
|
-
|
Cedera jari, telinga, tulang
|
21
|
Safaruddin
|
26
|
-
|
-
|
Terluka
|
Baca laporan lengkap tentang Peristiwa Nabire Berdarah tahun 2000: KLIK
Sumber : www.majalahselangkah.com