Harold Marthin (Kiri) bersama pimpinan FLNKS,
Victor Tutugoro menyambut PM Vanuatu,
Moana Carcasses (Foto:Jubi)
|
Jayapura — Walaupun Forkorus Yaboisembut
yang mengklaim diri sebagai Presiden Negara Republik Federal Papua
Barat (NRFPB) telah mengeluarkan pernyataan mendukung West Papua
National Coalition for Liberation (WNPCL) di KTT MSG, namun Jacob
Rumbiak yang juga mengklaim dirinya sebagai Menteri Luar Negeri NRFPB
berpendat lain.
“Kongres nasional kami dipilih oleh 2,5 juta orang, jadi kami
memiliki hak yang sah untuk menyebut diri wakil rakyat Papua Barat,”
ujar Rumbiak, seperti ditulis PACNEWS, di Noumea, Kaledonia Baru, kemarin.
“Kami memiliki mayoritas. Jika kita berbicara tentang kemerdekaan,
maka kita harus bergantung pada suara mayoritas. Kelompok di Vanuatu
tidak memiliki dukungan mayoritas di tanah di Papua Barat,” ujar
Rumbiak.
Pernyataan Rumbiak sontak membuat geram beberapa aktivis di tanah
Papua. Juru Bicara KNPB, Wim Medlama menyebut Rumbiak bersama
kelompoknya seperti orang sakit yang ingin mengagalkan diplomasi WPNCL
di tingkat Negara-negara Melanesia.
“Seluruh jiwa dan raga kami di Papua kami pertaruhkan untuk mendukung
WPNCL mewakil Papua di KTT MSG. Kami justru bingung, kelompok Rumbiak
dibayar oleh siapa untuk mengagalkan diplomasi WPNCL,” tanya Medlama.
Menurut Medlama, beberapa minggu belakangan KNPB bersama Parlemen Nasional West Papua
(PNWP) dan rakyat Papua Barat telah melakukan aksi demonstrasi
mendukung WPNCL mewakili Papua dalam KTT MSG, bukan mendukung kelompok
Rumbiak.
“Banyak yang ditangkap, dipukul, ditembak, dan bahkan di penjarakan
karena mendukung WPNCL untuk daftarkan Papua jadi anggota MSG. Kami
minta kelompok Rumbiak segera menghentikan manuver mereka,” tegasnya
lagi.
Senada dengan Medlama, aktivis HAM senior di tanah Papua, Dorus Wakum
menyebut kelompok Rumbiak tidak lain dari perpanjangan tangan
pemerintah Indonesia.
“Politik adu domba sedang dimainkan pemerintah Indonesia. Kelompok
Rumbiak tentu dipakai untuk mengacaukan semua ini. Kami minta
teman-teman di WPNCL tetap fokus dengan kerja-kerjanya,” tegas Wakum.
Wakum menilai, langkah yang dicapai oleh WPNCL dengan mendapat
undangan resmi hadiri KTT MSG merupakan sebuah kemajuan diplomasi Papua
yang sangat luar biasa.
“Ini harus mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk dari kelompok
NRFPB dan Jacob Rumbiak yang mengklaim dirinya sebagai wakil rakyat
Papua Barat,” tegasnya.
Seperti dilaporkan oleh wartawan Tabloid Jubi, Victor Mambor dari
Kaledonia Baru, para menteri luar negeri MSG telah sepakat untuk
membahas masalah Papua Barat lebih lanjut setelah melakukan kunjungan ke
Jakarta dan Papua Barat dalam dua bulan kedepan.
“Kita semua sepakat bahwa misi akan berangkat ke Jakarta atas
undangan Pemerintah Indonesia dan kemudian ke Papua Barat. Tahun ini,
tergantung pada tanggal yang disepakati dengan Pemerintah Indonesia.”
kata Menteri Luar Negeri Fiji, Kubuabola, Senin malam lalu.
OKTOVIANUS POGAU
Sumber : www.suarapapua.com