Kita sudah tahu umur dana otsus di Papua samapi saat ini sudah 10 tahun, ia merumput di bumi Papua. Dengan adanya dana otsus itu membawa dampak yang buruk dalam kehidupan masyarakat di Papua. Dana otsus di Papua tidak berjalan sesuai tujuan mulia yang diberikan dari pemerintah Indonesia. Tujuan diberikannya dana otsus tidak semata-mata dugunakan seenaknya oleh orang-orang tertentu dengan kepentingannya sendiri, namun diberkannya dana otsus diberikan supaya membangaun daerah Papua yang penuh dengan keterbelakangan dan ketidak majuan, oleh karena itu diharapkan supaya dengan adanya dana dana otsus bisa membangun Papua menjadikan sekedudukan dengan daerah yang lain di luar pulau Papua.
Dampak-dampak yang timbul akibat adanya dana otsus yaitu:
• Dengan adanya dana otsus masyarakat menjadi malas bekerja karena dimanja dengan uang BBM, beras Raskin,
• Rakyat menjadi miskin di atas tanah yang kaya.
• Rakyat diperalat oleh orang-orang terrrtentu demi kepentingan sesaat.
• Raktay yang kecil menjadi orang telantar di atas bumi yang penuh dengan kekayaan.
Dengan melihat itu kita bisa simpulkan bahwa pengguunaan dana otsus di
bumi Papua benar-benar belum memasyarakat pembangunannya, sehingga bisa
muncul pertanyaaan-pertanyaan yang mungkin tak akan terjawab,
misalanaya: mengapa pembangunan di Papua masih terbelakang ada hal sudah
diberikan ddana dana otsus oleh NKRI dan sedah hamper 9 tahun di bumi
Papua? Mengapa masih ada banyak orang yang egois di bumi ini? Mengapa
para pejabat Papua perutnya besar-besar? Adakah rasa bersalah dihati
para pejabat yang selalu mengkorupsi dana dana otsus? Kapan mereka bisa
sadar? Tahukah mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu dosa?
Dana otsus di bumi Papua ini hanya dinikmati oleh orang-orang yang besar
atau para elite-elite politik maupun terutam para pejabat. Sehingga
orang tidak tahu perbuaatan mereka itu orang tidak tahu namun akibat
dari apa yang mereka lakukan itu bisa terlihat jelas misalnya, orang
yang korup itu perutnya besar-besar, selalu memakai mobil kaca gelap
alias riben, susah untuk memberikan uang taksi kepada orang lain alias
pelit dan lain-lain. kalau para pejabat Papua baik dan punya rasa bahwa
Papua harus saya bangun, Papua milik kita bersama mereka-merekak itu
bisa dikatakan pemimpin yang baik, amun ada beberapa orang yang tidak
peduli dengan apa pun, tidak mau peduli dengan kehidupan masyarakat di
sekitarnya. Jika pemimpin yang baik dan para pemimpin sadar saya yakin
100% Papua sudah lebih maju ketimbang daerah lain, itu pun kalau ada
rasa serasa dengan nasib yang dialaami oleh rakyat Papua.
Dengan adanay Papua itu Papua bukannya tambah berkembang tetapi malah
bertamabh puruk pembangunannya. Yang merasakan dan menikmati dana otsus
itu adalah para pembesar-pembesar pejabat di tanah Papua dan rakyatnya
tambah kenderita.
Cherren Arnold Belau, King City.
http://majalah-blackkoteka.blogspot.com/