Meriana Wetipo (mpbi.org) |
Oleh : Siprianus Guntur dan Yenny Widjaja
Jika saja Meriana Wetipo, 31, perempuan Wamena, Suku Dani, Papua, menghentikan mimpinya untuk mendapatkan pendidikan tinggi, mungkin dia tidak bisa seperti sekarang ini. Beraktifitas melakukan pendampingan bagi para perempuan Wamena untuk pengurangan risiko bencana, dan bekerja menjadi seorang PNS seperti yang dicita-citakannya.
Begitu semangatnya dia bekerja untuk masyarakat yang didampinginya hingga pelosok pedalaman, kadang dia mengabaikan keselamatannya sendiri. Hal ini pernah dialaminya pada 10 April 2010. Saat dia nekat juga menuju desa dampingannya meski cuaca tengah hujan lebat, dan ancaman rawan akan banjir serta longsor bisa muncul tiba-tiba.
Jika saja Meriana Wetipo, 31, perempuan Wamena, Suku Dani, Papua, menghentikan mimpinya untuk mendapatkan pendidikan tinggi, mungkin dia tidak bisa seperti sekarang ini. Beraktifitas melakukan pendampingan bagi para perempuan Wamena untuk pengurangan risiko bencana, dan bekerja menjadi seorang PNS seperti yang dicita-citakannya.
Begitu semangatnya dia bekerja untuk masyarakat yang didampinginya hingga pelosok pedalaman, kadang dia mengabaikan keselamatannya sendiri. Hal ini pernah dialaminya pada 10 April 2010. Saat dia nekat juga menuju desa dampingannya meski cuaca tengah hujan lebat, dan ancaman rawan akan banjir serta longsor bisa muncul tiba-tiba.
Tak ayal, ia pun terseret longsor dan terbawa arus Sungai Baliem. Kejadian itu nyaris merengut nyawanya jika saja dia tidak berenang dengan keras dan seorang warga menemukan lalu menolongnya hingga dia terselamatkan….. Baca selanjutnya kisah Meriana Wetipo
Sumber : http://tabloidjubi.com/2013/05/26/meriana-wetipo-inspirator-para-mama-dan-putri-wamena/