Polisi
didukung tentara membubarkan upacara
pengibaran bendera di ulangtahun ke-50
klaim kemerdekaan
Papua pada tanggal 1 Desember 2011. (Credit: AFP) |
Suatu kelompok aktivis pendukung kemerdekaan
Papua Barat yang berbasis di Amerika mengkuatirkan jumlah demonstran yang tewas
di Papua minggu yang lalu lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Tim Advokasi Papua Barat yang berbasis di Amerika mengatakan, diduga
enam orang demonstran tewas oleh aparat keamanan Indonesia di Papua seminggu
yang lalu.
Pada tanggal 1 Mei digelar sejumlah protes untuk memperingati 50 tahun
penyerahan wilayah itu oleh PBB kepada Indonesia.
Tim Advokasi Papua Barat mengatakan, sejumlah demonstran diserang oleh
Densus 88.
Jurubicara Tim Advokasi Papua Barat, Edmund McWilliams, mengatakan
kepada Radio Australia, bahwa ia telah menerima informasi yang bisa dipercaya
mengenai jatuhnya sejumlah korban.
"Ada serangan oleh aparat keamanan, diantaranya Densus 88, terhadap
demonstran yang unjuk rasa dengan tertib," katanya.
"Ini terjadi di sejumlah tempat, dan agaknya terjadi serangan luas
terhadap orang-orang yang unjuk rasa dengan tertib ini."
Klaim itu belum diverifikasi pihak independen, dan polisi Papua yag
dihubungi Radio Australia tidak bisa dimintai komentar.
Pihak kepolisian dikabarkan membela penembakan mati dua orang aktivis di
Papua, dengan mengatakan polisi bertindak untuk membela diri sewaktu para
demonstran menyerang dengan senjata tajam.