Ketua PNWP, Buhctar Tabuni. (Jubi/Arjuna) |
Jayapura, 6/5 – Reaksi dari pemerintah
Indonesia dengan dibukanya kantor perwakilan Organisasi Papua Merdeka
(OPM) di Oxford Inggris mendapat tanggapan dari Ketua Parlemen Nasional
West Papua (PNWP), Buhctar Tabuni.
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia jangan terlalu emosi dan bereaksi
berlebihan menanggapi hal tersebut. Pemerintah Inggris menghargai
penentuan nasib sendiri dan ini mekanisme yang yang harus dihormati.
“Kecuali ada kantor OPM, dan Papua langsung merdeka, itu yang luar
biasa. Memang betul pemerintah tidak bisa mendukung kedaulatan, namun
negara-negara yang menghargai demokrasi mendukung hak berdemokrasi.
Misalnya kita bilang orang Papua self determination itu negara apapun
harus menghormati. Memang pemerintah Inggris belum mendukung secara
resmi, tapi secara demokrasi sesuai mekanisme mereka menghargai
penentuan nasib sendiri,” kata Buhctar Tabuni, Senin (6/5).
Selain itu menurutnya, perjanjian new York agreemen, one man one vote
juga belum dilaksanakan baik dan hukum internasional dihargai oleh
negara-negara lain. Mereka melihat dari sisi itu yakni hak untuk
menentukan nasib sendiri, dan jika melihat dari sisi itu tidak
melanggar.
“Satu bulan sebelumnya, perlemen Papua sudah dikabari akan ada akan
ada peluncuran kantor OPM. Namun karena kami mengalami keterbatasan dana
sehingga tidak bisa hadir di sana. Kami hanya lakukan aksi perayaan di
kampung harapan, 1 Mei lalu. Kami sebenrnya mau turun jalan, hanya waktu
itu Kapolda membatasi,” ujarnya.
Dikatakan, kantor OPM di Inggris bukan rahasia lagi. Pembinanya
Walikota Oxford. Itu bagian dari kantor kampanye mesi pemerintah
Indonesi bereaksi dan menolak, namun di Inggris tak masalah karena itu
hak demokrasi.
“Hanya pemerintah Indoensia yang belum hargai demokrasi orang
sehingga merespon dengan emosional. Kalau negara yang menghargai
demokrasi itu hal biasa. Mereka mengerti selama tidak merugikan negara
itu sendiri. Saya juga mau tekankan komentar gubernur baru. Terlalu
kekanak-kanakan. Pemimpin tidak boleh komentar seperti anak kecil.
Pemimpin kok sikapi emosional. Kumpulkan orang amber di Jakarta baru
katakan orang Papua tidak mendukung dan konser di bundaran HI baru. Itu
kurang ajar namanya. Dia gubernurnya orang Papua bukan orang Jakarta.
Saya menyesal dengan sikap itu,” kata Buhctar Tabuni. (Jubi/Arjuna)
Sumber : tabloidjubi.com