Warga Distrik Tigi Barat saat pertemuan (Jubi/Markus You) |
Deiyai — Masyarakat
di Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, Senin (15/4) kemarin dibuat
tegang lantaran tersiarnya isu bahwa seseorang telah menyelundupkan
amunisi berupa 36 butir peluru. Isu penyelundupan itu dicium pihak
keamanan. Aparat gabungan Polri dan TNI diturunkan ke Kampung Tenedagi
untuk menyita dan mengungkapnya. Namun isu itu tak terbukti.
Kepala Kampung dan Tokoh Gereja bersama masyarakat setempat justru kaget
dengan isu yang disebarkan oknum tertentu. Mereka kepada aparat
keamanan yang tiba di Tigi Barat dengan segala peralatan perang,
katakan, tidak ada gerakan tambahan yang dilakukan oleh warga kampung.
“Kemarin situasinya memang sempat tegang, tapi isu itu sebetulnya sangat
tidak benar. Kami justru kaget dengar isu penyelundupan amunisi, wah
siapa dan kapan, sedangkan disini selama ini aman-aman saja,” ungkap
Amos Agapa, Kepala Suku Mee di Distrik Tigi Barat, Selasa (16/4) siang.
Sebelumnya, melalui pesan singkat beredar isu penyelundupan amunisi.
Katanya, ada warga Kampung Tenedagi menyimpan 1 magasin berisi 36 butir
peluru. Tak disebutkan jenis peluru dan senjatanya.
Kepala Distrik Tigi Barat, Fransiskus Ign. Bobii, S.Ap saat dikonfirmasi
tabloidjubi.com, menegaskan, isu ditiupkan oknum tak bertanggungjawab.
Ia bahkan menyesalkan isu tersebut, karena berdampak ketegangan di
tengah masyarakat Tigi Barat.
“Selama ini daerah kami aman. Tidak pernah ada gerakan tambahan, apalagi
sampai masyarakat bikin organisasi terlarang. Jadi, semua komponen
mengutuk keras pelaku penyebar SMS bohong terkait isu penyelundupan
amunisi di Tenedagi,” tutur Frans.
Menyikapi isu tersebut, Kepala Distrik bersama para tokoh melakukan
koordinasi dengan semua pihak. Termasuk Muspida. Selain memberi rasa
aman warga, juga untuk mengecek kebenaran isu penyelundupan amunisi yang
disebarkan oknum tertentu.
Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk terkait isu penyelundupan
amunisi, kata Kepala Suku Mee di Distrik Tigi Barat, Amos Agapa, mulai
Senin malam warga bersama aparat kampung membuat pos penjagaan di pintu
masuk Tigi Barat.
“Wilayah Tigi Barat dan umumnya Deiyai selama ini aman-aman saja. Jadi,
jangan ada oknum pengacau di daerah ini,” ujar Marselus Badii, Wakil
Kepala Suku Mee di Distrik Tigi Barat.
Selain karena santer dengan isu penyelundupan amunisi, kehadiran aparat
keamanan di distrik itu juga turut menegangkan situasi. Walaupun
kehadiran aparat TNI dan Polri di sana untuk menjalankan tugas
pengamanan. Dengan usaha baik dari semua pihak, situasi kembali normal.
“Kami koordinasikan dengan Muspida, dan situasi sudah aman, sehingga
kami himbau kepada masyarakat untuk kembali beraktivitas seperti biasa,”
kata Frans Bobii. (Jubi/Markus You)
Sumber : Tabloid Jubi