FOTO SNY BUDIONO DI BAKAR |
Jogyakarta : Sekelompok
mahasiswa Papua di Yogyakarta yang mengatasnamakan Solidaritas Untuk
Papua menggelar aksi demo di depan Taman Abu Bakar Ali, Yogyakarta.
Mereka menggelar aksi sebagai kekecewaan akibat lambatnya kerja pemerintah dalam menangani musibah wabah penyakit di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Musibah ini telah merenggut nyawa puluhan masyarakat dan membuat ratusan rakyat dalam keadaan kritis.
Baca juga: Yusril: Lemah kepercayaan hukum, Pemerintahan SBY-Boediono siap runtuh dan SBY Sibuk Urus Demokrat, Kasus Penembakan TNI di Papua Masih Buram
“Kami menuntut SBY-Boediono bertanggung jawab atas bencana ini.
Sangat disayangkan rakyat tidak berdaya akibat wabah penyakit tersebut karena tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang semestinya dari pemerintah dan petugas medis,” kata Jurubicara Solidaritas Untuk Papua Marciana Dede, dalam aksinya, hari ini.
Rezim SBY-Boediono harus bertanggung jawab atas musibah ini, karena melakukan pembiaran terhadap epidemik penyakit ini.
“Serangan wabah mulai terjadi sejak bulan November 2012 dan masih terus berlangsung hingga saat ini, tanpa adanya upaya yang serius dari pemerintah dalam menanggulangi wabah penyakit yang menyerang masyarakat di sana,” kecewa Marciane.
Upaya pembiaran yang dilakukan pemerintah dalam menangani peristiwa ini di pertegas lewat pernyataan pemerintah daerah setempat yang dinyatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat bahwa peristiwa ini bukanlah Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebab menurut mereka, jumlah 15 korban meninggal itu dianggap wajar.
“ Mereka (pemerintah) juga tidak membenarkan data informasi yang dirilis salah satu LSM yang melakukan investigasi secara langsung serta menemukan data bahwa jumlah korban sebanyak 95 orang meninggal serta ratusan lainnya masih dalam keadaan kritis,” sambungnya.
lebih jauh, ia pun menyampaikan bahwa alasan Pemerintah yang mengatakan bahwa lokasi desa-desa tersebut sangat terpencil dan sulit di jangkau adalah alasan klise yang selalu digunakan sebagai dalih untuk lepas tanggung jawab.
“Bukankah proyek infrastruktur dalam Otsus dan UP4B dengan dana milyaran rupiah seharusnya ditujukan untuk mejawab pertanyaan ini, namun mengapa hingga kini desa Jocjoker, Kosefo, Baddei, sukuwes dan Krisnos tidak tampak satu pun fasilitas kesehatan di 5 desa tersebut?,” katanya bertanya. @ari
Sumber : www.star-papua.com