Pages

Pages

Selasa, 05 Maret 2013

PEMEKARAN HANYA MENGUNTUNGKAN ELIT LOKAL PAPUA

Peta West Papua
Jayapura, 4/3 — Pemekaran di Papua bukan satu-satunya solusi untuk memecahkan berbagai konflik. Malah sebaliknya, pemekaran dinilai sebagai sumber konflik.

Pernyataan tersebut dinyatakan salah satu aktivis HAM Papua, Elias Petege saat menemui tabloidjubi.com di Jayapura, Papua, Senin (4/3).

Menurut dia, semakin banyak pemekaran, semakin banyak aparat keamanan yang tersebar di setiap pelosok Papua. Sementara kata dia, saat ini, rakyat Papua masih trauma dengan adanya aparat  kemanan.

“Akarnya konflik politik. Bukan masalah lapar atau kesejahteraan. Pemekaran bukan solusi, justru mempersempit pergerakan rakyat Papua,” kata Eli, Senin.

Menurut Eli, panggilan Elias Petege, selain mempersempit ruang gerak rakyat sipil yang memperjuangkan hak dan keadilannya di tanah Papua, pemekaran hanya dimanfaatkan oleh elit lokal Papua yang berjuang untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Dengan adanya pemekaran, kata dia, kepentingan kelompok bermain, konflik antarkepentingan juga ‘bermain’, rakyat Papua diadudomba oleh kepentingan elit-elit yang ‘pintar’ mengatur skenario konflik.

Eli menyebut, pemekaran juga dijadikan momen untuk memperluas areal perkantoran dan administratif. Semakin berkembang wilayahnya, semakin banyak hutan yang dirambah, dan semakin rusak lingkungan.

Menurut dia, satu-satunya solusi untuk menyelesaikan berbagai konflik di Papua hanya dengan dialog. Dengan itu, lanjut dia, semua masalah yang ada, dari semua aspek, didiskusikan bersama presiden, rakyat Papua dan penengah.

“Dalam dialog nanti ditemukan solusi bersama,” lanjut Eli Petege.

Akhir bulan lalu di Jakarta, Ketua Kaukus Parlemen Papua, Paskalis Kossay mengatakan, pemekaran merupakan solusi untuk menyelesaikan konflik di Tanah Papua. (Jubi/Timoteus Marten)