Jayapura, 25/3 — Penjabat Gubernur
Provinsi Papua Constan Karma mengatakan, betapa pentingnya pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup yang perlu dilakukan secara
berkelanjutan, terpadu, arif dan bijaksana.
“Maka saya tekankan agar dalam usaha mengeksploitasi sumber daya alam
untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat hendaknya diawali dengan
sebuah mekanisme perencanaan yang efisien sehingga akan memberikan
implikasi bagi keseluruhan proses implementasi program pembangunan,”
kata Penjabat Gubernur Papua, Constant Karma, belum lama ini di Sasana
Krida, Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
Gubernur Constan juga mengingatkan kepada semua pihak terutama para
pengambil keputusan publik baik ditingkat provinsi maupun ditingkat
kabupaten/kota agar memperhatikan beberapa hal, diantaranya
keberlanjutan pembangunan memerlukan kelestarian fungsi daya dukung
sumber daya alam dan lingkungna hidup.
Kemudian dalam konteks otonomisasi, jangan sampai terjebak dalam
eforia desentralisasi yang akan berimplikasi pada perubahan akses dan
kontrol terhadap sumber daya alam, kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi atau peningkatan pendapatan daerah yang akan memacu exploitasi
sumber daya alam secara besar-besaran namun tidak disertai dengan
insentif yang memadai bagi usaha-usaha konservasi.
Lalu yang berikutnya kontribusi sumber daya alam bagi peningkatan
anggaran pembangunan daerah harus dapat menjamin keberlanjutan
peningkatan pendapatan daerah itu sendiri serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara langsung dan keberlanjutan.
“Dan yang terpenting juga adalah memperhatikan konflik antara
masyarakat adat pemilik sumberdaya alam dengan perusahaan alam agar
diselesiakn secara bijaksana dan saling mnguntungkan,” katanya.
“Proses perumusan kebijaksanaan maupun pengendalian pembangunan
daerah yang berkaitan dengan eksploitasi sumberdaya alam agar melalui
mekanisme konsultasi publik, dalam hal ini keterlibatan langsunug
masyarakat pemilik sumber daya alam dalam perumusan kebijaksanaan atau
pengambilan keputusan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Genetik dari
KLH, Vidya Sari Nalang menambahkan, terkait konferensi desa adat, maka
diundang 7 (tujuh) wilayah adapt, yakni Mamta : Papua Timur Laut,
Saereri : Papua Utara/Teluk Cenderawaih, Domberai : Papua Barat Laut,
Bomberai : Papua Barat, Anim Ha : Papua Selatan, La Pago : Papua Tengah
dan wilayah ketujuh adalah Meepago : Papua Tengah Barat.
“Pasti ada rekomendasi-rekomendasi yang di hasilkan selama dua hari
pertemuan, namun pihak masyarakat adapt aan di ajak untuk
menginventarisasi semua kepemilikan sumber daya genetik,’ tutur Kepala
Bidang Pengelolaan Sumber Daya Genetik dari KLH, Vidya Sari Nalang,
kepada Tabloidjubi.com, di Jayapura, Senin.
Kegiatan konferensi Masyarakat Adat dilaksanakan di Hotel Relat,
Sejak tanggal 21 – 22 Maret 2013, diikuti berbagai komponen masyarakat
adapt, selanjutnya telah merumuskan berbagai sumber daya genetic,
seperti sagu, buah merah, noken Papua, sarang semut serta sumber daya
genetik lainnya yang harus dijaga dan dinventarisir secara baik sebagai
warisan budaya bangsa Papua. (Jubi/Eveerth)
Sumber : http://tabloidjubi.com/2013/03/25/pelestarian-sda-dan-sdg-papua-harus-secara-berkelanjutan/