FILEP KARMA (SUCEKO/ DK) |
Jayapura, 25/3 — Tahanan Politik (Tapol)
Papua, Filep Karma menilai ada rekayasa dalam proses pemilihan gubernur
(pilgub) yang baru saja berlangsung 29 Januari 2013 lalu. Hal ini
disampaikan kepada tabloidjubi.com beberapa waktu lalu saat berkunjung
ke Lapas Klas IIA, Abepura, Jayapura.
“Saya juga tidak percaya bila pada akhirnya proses Pilgub yang
diikuti oleh enam pasang calon itu menang dengan suara lebih dari lima
puluh persen, ini adalah rekayasa,” demikian kata Karma yang ‘dituding’
negara sebagai pihak yang bertanggung jawab atas Kasus Biak Berdarah
ini.
Menurutnya, seperti Joko Widodo (Jokowi) pada Pilgub DKI Jakarta lalu
misalnya, hanya mencapai empat puluh persen. Logikanya, pilgub
seharusnya dilakukan dua putaran karena jumlah suara otomatis terbagi ke
enam calon gubernur ini.
“Saya bercerita dengan banyak orang tentang pilgub, ternyata banyak
Orang Papua yang tidak ke TPS untuk ikut memilih pada Tanggal 29 lalu.
Bukan hanya Orang Asli Papua tetapi juga Orang Non Papua dengan alasan
tidak mendapat undangan,” ungkap Karma lagi kepada tabloidjubi.com
Sementara itu, Yuliana S. Kowi, warga Uncen Bawah mengatakan dirinya
mengikuti proses pilgub tetapi kelihatannya tidak terbuka dan tidak
jujur.
“Yang kami tahu sebenarnya, di sini kan Pak Habel Melkianus Suwae
(HMS) yang menang tapi kan tidak. Jadi pokoknya sudah tidak jujurlah.
Kami waktu pemilihan waktu itu tahu saja pasti HMS tapi tahunya malah
kalah begitu,” tutur Kowi pada tabloidjubi.com beberapa waktu lalu. (Jubi/Aprila Wayar)
Sumber : http://tabloidjubi.com/2013/03/25/karma-menilai-ada-rekayasa-dalam-pilgub/