Dommy Surabut Konsultasi dengan Petugas
medis di RS. Dian Harapan Waena, Jumat (15/3),
Kota Jayapura, Papua. (Jubi/Mawel)
|
Jayapura, 15/3 (Jubi)—Hari Jumat (15/3), tahanan
politik Papua Merdeka, Dominikus Surabut menjalani kontrol kesehatan
yang ke tiga kali di Rumah Sakit Dian Harapan, Waena, Abepura, Kota
Jayapura, Papua. “Ini yang ke tiga kali saya berobat pada tim
dokter kami. Pertama saat menjadi tahanan jaksa dan kedua setelah saya
sudah divonis penjara,” katanya ke tabloidjubi.com, Jumat (14/3).
Dommy–begitu dia sering disapa, mengaku sempat mendapat
kendala ketika minta isin ke petugas Lapas Abepura. “Waktu saya
mengatakan mau berobat, petugas Lapas mengatakan tidak ada mobil dan
tidak ada tim medis Lapas yang temani,” ujarnya.
Menurut Dommy, alasan ini sangat tidak masuk akal. Alasan ini hanya
karena kekhawatiran petugas terhadap dirinya. Karena itu, ia memberikan
jaminan dirinya tidak akan pernah lari. “Kamu tangkap saya aman-aman.
Saya tidak akan lari. Untuk apa saya lari. Lari ke hutan itu mau buat
apa. Kita ini kekuatan perlawanan di kota,” katanya mengulang
kata-katanya ke petugas Lapas Abepura.
Untuk alasan mobil, dirinya sudah memastikan kepada petugas Lapas
Abepura, ada yang jemput sesuai kesepakatan dengan para pendamping dari
NGO beberapa waktu sebelumnya. “Kalau tidak ada mobil, ada mobil yang
jemput saya. Mereka keluar sudah ada jemputan. Saya datang dengan
kawalan petugas,” tegas pria penerima hibah Hellmen/Hammet ini.
Keluhan Dommy pada kadungan kemih dan lambungnya. Kadungan kemihnya
dan lambungya bermasalah usai mendapat penganiayaan dari pasukan
gabungan TNI/POLRI saat aksi pembubaran Kongres Papua III di Lapangan
Zakeus, Abepura, Papua, sekitar tahun 2010 lalu. “Sakitnya tak selalu
muncul, tapi saat tertentu saja. Perkembangan kini lebih baik dari
sebelumnya. Sekarang mulai baik,” tandasnya. (Jubi/Mawel)