Paus Benekditus berencana mundur dari tahta suci di Vatikan karena alasan kesehatan.(Foto: suko) |
Bandung – Rencana mundur Paus Benekditus XVI dari Tahta Suci Vatikan akan
dilakukan pada akhir bulan ini. Peristiwa itu merupakan sejarah baru di
gereja Katolik. Paus Benediktus XVI menyatakan mundur karena alasan
kesehatan. Kabar tersebut ramai dibicarakan media massa dunia, Senin
(11/2/2013).
Menurut Media televise internasional menjadikan
berita pengundurkan diri Paus sebagai berita utama, Saluran televise
CNN, Senin malam, memberikan berulang-ulang seputar pengunduran diri
paus. Bahkan berkali-kali mengungkap profil Paus yang berusia 85 tahun
itu.
Seperti ditulis Guardian.co.uk, kesehatan tubuh dan pikiran yang menurun menyebabkan Paus Benediktus tidak bisa melaksanakan tugas-tugasnya.
Menyusul
pengunduran diri Paus Benediktus, conclave kepausan disebut-sebut akan
berkumpul pada akhir Maret untuk menentukan Paus baru. Paus terakhir
yang mengundurkan diri adalah Gregory XII, pada tahun 1415.
Paus
Benediktus dipilih menempati Tahta Suci Vatikan pada 19 April 2005 dan
dilantik pada 24 April 2005. Lelaki kelahiran Jerman itu bernama asli
Joseph Alois Ratzinger.
Benediktus menjadi paus tertua ketika
dilantik, berusia 78 tahun, sejak 275 tahun sejak Paus Klemens XII yang
terpilih pada 1730 dengan usia lebih tua 3 bulan.
Pada Misa Natal
bulan Desember tahun lalu, pemimpin Katolik Roma itu meminta umat
menyediakan ruang untuk Tuhan dalam kehidupan serba tergesa mereka yang
penuh dengan aneka perangkat teknologi terkini.
“Apakah kita punya
waktu dan ruang untuk-Nya? Apakah kita tidak berpaling dari-Nya? Kita
mulai melakukannya saat kita tidak punya waktu untukNya,” kata Paus
berusia 85 tahun itu saat memberikan homili kepada sekitar 10.000
peserta misa di Basilika St Peter.
“Makin cepat kita bergerak,
makin efisien perangkat penghemat waktu, makin sedikit waktu yang kita
miliki. Dan Tuhan? Pertanyaan tentang Tuhan kelihatannya tidak mendesak.
Waktu kita benar-benar sudah penuh,” katanya seperti ditulis Reuters yang dikutip Antara(25/12).
Pemimpin
sekitar 1,2 miliar umat Katolik Roma itu mengatakan masyarakat sudah
mencapai titik di mana proses berpikir orang-orang tidak meninggalkan
ruang untuk keberadaan Tuhan.